LH 36: SELESAI

1.3K 272 213
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak👣

***

"MAMAHHH! KENAPA ADA DIA DI SINIII!" Anca berteriak nyaring di kamarnya.

"BIARIN! DIA, KAN, CALON MANTU MAMAH!" teriak Mamah Yanti, membalas teriakan Anca.

Anca tertawa penuh kesinisan. Disaat dirinya ingin menjauhi Aldi, kenapa semua orang berlomba-lomba ingin mendekatkan dirinya dengan cowok di depannya ini?

Anca mengetuk-ngetukan jarinya pada tangan yang dilipatnya di depan dada. Matanya menyorot tajam ke arah cowok di depannya.

"Kenapa kesini?" tanya Anca sinis.

Setelah lima hari tidak bertemu, Aldi baru memunculkan batang hidungnya dihadapan Anca.

Sementara Aldi hanya tersenyum tipis, dia berjalan ke arah Anca lalu mulai memeluknya. Anca memberontak minta dilepaskan namun Aldi malah mengeratkan pelukannya.

"Kangen," bisiknya pelan.

"Gue enggak tuh," balas Anca angkuh.

"Kenapa ngejauh?"

"Kenapa ngedeket?"

Aldi terkekeh pelan. "Ujian udah selesai, mau jalan?"

"Gak, gue mau naik Helikopter. Gak mau jalan," balas Anca acuh.

Mendengar balasan dari cewek di depannya membuat Aldi terkekeh lagi.

"Selesai," ujar Aldi tiba-tiba membuat Anca mengernyitkan dahinya bingung.

Anca mengernyit, "Apanya?"

"Hubungan gue udah selesai sama Gea."

Anca berdecak. "Kenapa gak balikan aja sih! Kalian tuh cocok!"

Aldi menyembunyikan mukanya diperpotongan leher Anca, hal itu tentu saja membuat Anca geli. "Tapi gue maunya sama lo."

"Lepasinnn, geli!"

"Gak mau."

"Lepasin atau putus?" ancam Anca.

"Oke." Aldi melepaskan pelukannya dengan tak rela.

"Ayo!" ajak Anca sambil menarik lengan Aldi. Aldi memberhentikan langkahnya sambil mengernyit bingung, "Kemana?"

Anca berdecak kesal, "Katanya mau jalan."

Sebelum itu, Anca melepaskan genggaman tangannya pada Aldi lalu meraih kaca matanya dan memakainya.

"Kenapa dipake?" tanya Aldi, setahunya rabun Anca tidak separah itu.

"Rabun gue udah parah."

"Ayo keluar!" ajak Anca dan menarik tangan Aldi setelah meraih tas selempang berwarna birunya.

***

Aldi menghela nafasnya kasar entah yang ke berapa kalinya. Tangannya sudah penuh akan belanjaan Anca. Sementara Anca sibuk memilah barang-barang apa saja yang akan dia beli.

Aldi menatap Anca dengan tatapan memelasnya. "Ca, udah ya?"

Anca menoleh ke arah Aldi lalu berkacak pinggang. "Terserah gue dong, orang pake duit gue juga."

Dia mendapatkan uangnya dari hasil ngepet bersama Cindy pada malam Rabu kemarin.

"Gue gak masalah pake duit gue. Tapi tangan gue udah penuh, Anca," ujar Aldi mencoba bersabar.

Mata Anca melirik ke arah tangan Aldi yang sudah penuh akan belanjaannya. "Ya udah, ayo pulang!"

"Makan dulu. Lo yang bayar." Anca berjalan mendahului Aldi, sementara Aldi mengikuti dengan pasrah.

Logic & Heart Where stories live. Discover now