LH 35: GEA (2)

1.2K 281 213
                                    

Tinggalkan jejak👣

***

Gea memakan-makanannya dengan tenang, kendati tangannya sudah berkeringat dingin dan gemetaran.

"Bagaimana ujian kamu?" tanya Jordan, matanya belum teralihkan dari makanan di depannya.

"Ba-baik kok, Pah." Gea menjawab terbata.

"Bagus, kamu harus ngalahin anak Irfan." Jordan berdiri ditempatnya lalu berjalan ke arah Gea untuk mengusap puncak kepala anaknya itu.

"Papah duluan," pamitnya seolah sangat menyayangi Gea. Gea sendiri hanya terdiam ditempatnya dengan tangan gemetaran.

"Pah!" Gea membalikan badannya saat Jordan baru saja berjalan sekitar lima langkah.

"Pah, untuk kali ini, Papah jangan ikut campur, ya?" Gea berhenti sejenak untuk memperhatikan raut wajah Jordan.

Akhir-akhir ini, Jordan memang terlihat agak lembut padanya. Walaupun begitu, tetap saja rasa kebebasan tetap hilang bagi Gea.

"Aku ..., a-aku mau berusaha sendiri," cicit Gea sambil menundukan wajahnya.

"Lalu membiarkan kamu kalah dari Aldi?" tanya Jordan, dia meninggikan oktafnya saat berbicara.

"A-aku gak bakal kalah, Pah. A-aku janji!"

Jordan menghela nafasnya berat. "Oke, Papah tunggu kabar baik."

Gea menghela nafasnya lega saat Jordan sudah pergi dari sana.

Gea akan menang jika Jordan tidak ikut campur dalam hidupnya.

Ya, Gea akan menang.

***

"Udah Aldi bilang, Papah harus pensiun." Aldi menarik selimut yang dipakai oleh Irfan, untuk menghangatkan tubuh Papahnya itu.

Irfan terkekeh. "Kamu belum bisa ngurus perusahaan Papah, Di."

"Aldi bakal belajar, Pah."

"Oh ya, gimana kabar Anca? Kenapa dia gak pernah mampir?"

Mengingat itu, Aldi langsung terdiam. Sudah dua hari ini Anca ngambek padanya dan tidak mau bertemu dirinya.

"Lagi ada masalah?"

Aldi tersenyum, "Sedikit."

"Cepet selesain, Papah gak mau kalian ribut."

Aldi mengangguk sebagai jawaban.

"Oh iya, Pah. Mamah sama om Jordan, mereka punya hubungan apa?" Pertanyaan dari Aldi membuat Irfan terdiam.

"Kenapa kamu nanya kayak gitu?" Tentu saja Irfan tahu siapa itu Jordan.

"Aku pengen tahu aja, Pah. Aku ngerasa ... om Jordan ada hubungannya sama Mamah."

Irfan menghela nafasnya pelan, dia menatap ke arah jendela kamarnya yang terbuka. Lalu berbicara tanpa menatap Aldi, "Jordan itu Mantan Mamah kamu."

Irfan menatap ke arah Aldi, tapi anaknya itu tak menampilkan ekspresi kaget atau apapun itu.

"Kamu gak kaget, Al?"

Aldi menggeleng, dia sudah menduga hal ini sejak lama. "Om Jordan menjadi sekeras itu sama Gea pasti ada alasan."

"Ada dua kemungkinan alasan om Jordan kayak gitu, sampe ngelampiasin semuanya ke Gea."

"Yang pertama, Om Jordan masih cinta sama Mamah. Dan Papah ngerebut Mamah dari Om Jordan."

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang