LH 23: SWEETIES

1.3K 352 211
                                    

Haii!

Gimana kabarnya hari ini?

Tandai kalo ada typo, ngogey?

Jangan lupa vote dan comment juga yaa ^_^

Happy reading❤

***

Biarpun katanya nggak higienis, tapi makan di pinggir jalan masih jauh lebih sehat

......

daripada makan di tengah jalan.
- Aq syehat yeah

Aldi berjalan di koridor dengan tatapan datarnya, bibir yang membentuk garis lurus itu sesekali tertarik kecil kala mendengar sapaan dari siswa-siswi yang dilewatinya.

Kakinya mendadak berhenti kala menemukan presensi seseorang yang sedang berjongkok di depan pot.

"Anca." Aldi memanggil, membuat si empu nama menoleh dan langsung membuang uang logam yang tadi Ia pungut.

Tangannya Ia tepuk-tepukan guna menyingkirkan debu yang bisa saja menempel di tangannya.

"Kenapa!" Gak afdol bawaannya jika Anca tidak ngegas.

"Lagi ngapain?" tanya Aldi.

"Berak," jawab Anca asal, lalu mulai berjalan mendahului Aldi.

"Gak boleh," ujar Aldi sambil mengikuti langkah Anca.

"Apanya yang gak boleh?" tanya Anca bingung.

Aldi mengendikan bahunya acuh, lalu berjalan mendahului Anca.

Loh, ini Aldi kenapa jadi sensian begini?

Kodrat kepekaan Anca tuh hanya 1% jadi gimana mau peka kalo ditanya malah ngendikin bahu kaya gitu.

Kan Anca kesal.

Setelah berpikir beberapa abad, Anca menjentikan jarinya, baru mengerti sikap Aldi tadi.

"Di, ya ampun. Lo beneran mikir gue lagi berak? Yang bener aja dong," ujar Anca sambil berjalan mundur mengikuti langkah Aldi.

"Mau taro di mana muka gue kalo berak di tempat kayak gitu!"

"Oh iya, gue lupa. Nanti malem jangan lupa anterin gue ke rumah Iris ya, lo diundang kok sama dia."

"Jangan pake baju sekolah ke sononya, lo gak mau jadi janda, kan?"

Langkah mundur Anca terhenti kala Aldi menarik bahu Anca agar diam.

"Hati-hati," ujarnya membuat Anca mengernyitkan dahinya bingung.

"Di belakang," lanjutnya sambil mengangkat dagunya, agar Anca dapat melihat apa yang ia lihat.

Anca menoleh ke belakang, di sana terdapat pot besar. Pantas saja Aldi memberhentikannya tadi.

"Gue gak ngira lo berak. Tas lo ada foto cowoknya, siapa?" tanya Aldi sambil menaikan satu alisnya.

"Hah?" beo Anca mendadak bodoh disaat yang tidak tepat.

"Handphone." Anca lagi-lagi dibuat bingung dengan sikap Aldi.

"Handphone lo mana?" Anca yang masih bingung, tanpa sadar menyodorkan handphonenya di hadapan Aldi.

Lagi-lagi Aldi menghela nafas berat kala melihat cast handphone Anca. Dia yang tidak sadar atau memang tidak terlalu peduli, tapi sejak kapan cast handphone Anca berubah menjadi beberapa cowok?

Logic & Heart Where stories live. Discover now