LH 31: DEPTA STORY

1.2K 306 211
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya ya.

Happy reading❤

***

"Ngapain lo berdua?" tanya Kanya sambil bersidekap, dia menatap Aldi dan Anca bergantian.

"Duduk," jawab Aldi dengan raut datarnya.

"Gue tahu, tapi kenapa pake dikunci segala?" tanya Kanya penuh sanksi. Matanya menajam menatap keduanya.

"Udah gue bilang kalo pintunya ke kunci, Nya! Ke kunci," tekan Anca jengkel.

"Halah, ngeles lo. Tadi aja pake kabur segala," ujar Cindy.

Tuhkan, mereka kumat lagi, batin Anca.

"Terus kenapa berduaan hah? Udah gue bilang, kalian dalam masa Covid." Kanya menjelaskan.

"Covid?" beo Anca.

"Iye! Jaga jarak sekitar 2 meter, pake masker dan cuci tangan pake sabun biar gak rabies."

"Ap-"

"Apa? Mau ngeles lagi hah?" tanya Cindy memotong ucapan Anca.

"Sumpah, gue pengen jambak rambut lo, Cin." Anca berujar sambil mengepalkan tangannya.

"Sini jambak, sini!" tantang Cindy sambil mendekatkan dirinya pada Anca.

Plak!

Bukan sebuah jambakan yang dia dapatkan, tapi tamparan dari Anca.

"BANGS*T ANCAA!" Mendengar itu Anca langsung tertawa dan berlari keluar dari rooftop.

"Katanya pengen dijambak!" teriak Anca sambil berlari menjauhi Cindy.

"YA GAK USAH NAMPAR GUE JUGA!" Cindy menggeram, lalu ikut berlari menyusul Anca yang sedang tertawa.

"ANCAAA CINDYY JANGAN LARI-LARI, ITU TANGGA LOH!" Kanya berteriak memperingati, tapi mereka berdua tidak mendengar.

Dapat dilihatnya Anca hampir saja terjatuh, tapi kembali tertawa seolah dia memiliki nyawa seribu. Lalu melanjutkan larinya sambil meneriaki dan mengejek Cindy.

Kanya menghela nafas berat, lalu menatap Aldi yang bergeming.

"Sekarang, ayo selesain masalah lo sama cewek Parkiran itu." Kanya menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap Aldi.

"Gue gak mau Anca ngedapetin cowok brengsek, Anca masih awam soal percintaan. Dia gak bakal ngerti."

Aldi balik menatap Kanya, lalu menghela nafasnya.

"Gue bingung." Kanya mendongakan dagunya, matanya tak lepas dari gerak-gerik tubuh Aldi seolah sedang menilai.

"Gue belum bisa ngelupain Gea." Aldi mendongak melihat reaksi Kanya. Sesuai dugaannya, Kanya begitu terkejut mendengar pengakuan Aldi.

"Tapi gue gak bisa jauh dari dia."

***

"Wajah dan tubuh Dokter itu mendadak meleleh, wajahnya berganti pucat. Rambut panjangnya kusut, kakinya gak napak di tanah. Dan yang paling nyeremin adalah ...." Cindy menatap Anca dan Depta --sepupunya Kanya bergantian. Wajah mereka sudah pucat sedari tadi, apalagi Anca yang saat ini tengah mengigiti kukunya.

Saat ini mereka tengah berkumpul di halaman rumah Kanya, beralaskan bantal yang mereka bawa.

Sementara Kanya terlihat sibuk memainkan laptopnya, untuk mengerjakan tugas Makalah Ekonomi yang besok dikumpulkan.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang