LH 05: POINT TO POINT

2K 653 370
                                    

Up yeay!

Cerita ini murni karya saya, dilarang plagiat dalam bentuk apapun.

Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

HAPPY READING💗

***

"Sekali lagi, kepada Siswi yang bernama Anca Zabryna dimohon untuk memasuki Ruang Audio."

Suara dari Ruang Audio menggema, membuat semua orang menatap satu objek yang tengah memakan-makanannya dengan santai.

Siapa sih yang tidak mengenal Ratu Copas a.k.a Anca Zabryna.

"Anca! Udah berapa kali tu speaker manggil-manggil lo, buruan kesono. Gue aja capek dengernya." Cindy menggerutu kepada Anca.

"Daripada ngedengerin tu speaker, gue lebih capek denger suara lo Cin," balas Kanya.

Cindy nyengir pepsodent, "Lagian dari tadi tu speaker nyebut-nyebut Anca, si Anca diem terus." Cindy berujar menyalahkan Anca.

"Kenapa tu cowok manggil-manggil mulu? Jangan-jangan suka sama lo lagi Ca," ujar Kanya. Cowok yang dimaksud Kanya itu, cowok yang memanggilnya di Ruang Audio. Sepertinya kapasitas galau Kanya hanya sehari.

"Pffttt mana ada yang mau kek modelan si Anca."

Pletak!

"Apa lo bilang tadi?" tanya Anca sambil mendelik, dia menatap tajam ke arah Cindy.

"Gini-gini banyak ya yang mau sama gue, contohnya kek ...." Anca mencebikan bibirnya, Ia lupa bahwa dirinya jomblo abadi.

"Bwahahaha, lo lupa ya Ca? Dari orok sampe segede biji sekarang lo masih jomblo Ca. Jangan ngadi-ngadi," ujar Kanya dia tertawa terbahak-bahak, mengejek Anca.

"Pengen nangis tapi udah terlanjur ngakak." Cindy ikut-ikutan tertawa.

"Tipe gue tuh tinggi! Mangkanya dari orok gak ada yang mau sama gue, karna mereka udah kabur duluan setelah tahu tipe gue!" Anca membela. Dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai, kesal.

"Yang ada mereka udah ilfeel duluan ketemu lo Ca ahahaha." Cindy dan Kanya malah semakin mengejek.

Sepertinya mereka punya dendam pribadi pada Anca.

Merasa kesal, Anca membalikan badannya hendak pergi.

"Aduhh ...."

Anca memegang jidat kesayangannya saat terbentur oleh sesuatu yang keras.

"Kalo jalan hati-hati dong! Sakit jidat gue," protes Anca tanpa mendongak.

"Ikut gue," ujar orang yang Anca tabrak, dia menarik paksa tangan Anca untuk mengikutnya. Sementara Anca berlari kecil mengikutinya sambil mencibir.

"Wahh daebak! Gak dapetin cowok dari orok, sekalinya dapet modelan kaya Aldi." Cindy berdecak.

"Kalo gini mah, gue mau dah jomblo dari orok lagi." Kanya berujar tanpa mengalihkan tatapannya dari Aldi dan Anca yang kian menjauh.

"Halah, lo dari orok juga dah centil, gaya lo mau jomblo dari orok." Cindy mencibir.

"Bisa gak sih ngomongnya hoax dulu? Kan gue jadi berasa laku banget gitu."

***

"Dari tadi gue manggil lo." Ujaran itu membuat Anca mendongak menatap Aldi yang lebih tinggi darinya.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang