LH 21: DE FACTO

1.4K 411 231
                                    

Yuhuu up lagi!

Budidayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

Sedikit flashback diakhir gak papa kali ya😋

Happy reading💗

***

Di media sosial fotonya berdua terus. Jangan-jangan beli hpnya patungan ya?
- Anca Posthink

Dalam sebuah pertandingan, pasti ada menang dan kalah. Begitupun dengan Pertandingan Basket dadakan yang dipandu oleh Elvin, Wasit yang mendadak bolos jam Pelajaran karena dipaksa. Sorakan-sorakan yang menggema di lapangan mampu membuat tim lawan malu bukan kepalang.

Aldi, Siswa teladan di SMA Adijaya beserta kawan-kawan berhasil memenangkan pertandingan dadakan ini.

Daffa mendengus, jika saja dia tidak terlalu meremehkan Aldi, dia akan menang.

Aldi yang dikira cupu olehnya berhasil memenangkan pertandingan dadakan ini? Benar-benar rekor baginya yang tidak pernah kalah.

Daffa mendengus sambil menyembunyikan wajahnya di samping temannya, dia berjalan keluar lapangan karena malu.

"Ett, mau ke mana lo? Urusan kita belum selesai." Elvin menjegat Daffa dan kawan-kawan membuat mereka menghentikan langkah mereka.

Di belakang Elvin, ada Aldi, Anca, Rangga dan juga Cindy. Sementara Yudha, Kanya dan Dalvin menyusul.

"Gimana om? Keren kan gue?" tanya Anca sambil menaik turunkan alisnya.

Daffa mendengus, keren dari mananya? Lemah iya. Kalau Anca yang bertanding, sudah dipastikan akan kalah olehnya.

"Papapale papapale." Rangga berujar tiba-tiba sambil bergoyang. Memang sudah cocok dijadikan Ayam Bekantan. Ngelawak kok tak tahu tempat.

Cindy yang melihat itu menyenggol lengan Rangga, "Apaan sih, gak nyambung!"

"Mencairkan suasana," balas Rangga sambil nyengir. Cindy mendengus.

"Ettt, tunggu dulu dog," ujar Kanya saat melihat Daffa hendak melangkahkan kakinya.

"Hiyahiya nungguin ya? Papapale papapale papi ap papi ap."

"Bukan temen gue," ujar Dalvin sambil menjauh dari Rangga.

"Cepetan minta maaf!" perintah Anca sambil mendorong Daffa agar mendekat pada Yudha.

Daffa mendengus, "Apaan sih lonte!"

Aldi ingin bergerak ke depan Anca untuk membelanya, tapi tangannya langsung ditahan oleh Kanya.

"Dramanya belum selesai," ujar Kanya tanpa mengalihkan tatapannya dari Anca.

Anca menggeram. "Apa kata lo tadi? Coba ulang lagi." Dia melangkah mendekatkan tubuhnya pada Daffa.

"Lonte, lo lonte! Lo ngegoda Aldi, kan?" tanya Daffa sinis.

"Anji*g. Udah gue bilang kalo gue itu Nitasya Walona, lonte siapa lagi? Oh, pacar lo, ya?" Kanya menepuk dahinya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Anca.

Bukan temen gue. Kanya membatin.

Daffa terkekeh sinis. "Berapa harga lo satu jam? Biar gue bayar! Murahan banget jadi cewek."

Aldi bergerak hendak maju untuk membela Anca namun berhenti kala mendengar teriakan Anca.

"Anj*ng!" Anca bergerak mundur beberapa langkah, kemudian berlari ke arah Daffa dan menendang muka cowok itu. Membuat Daffa terkapar di tengah lapangan sambil memegang wajahnya, ada jejak sepatu Anca di sana.

Logic & Heart Where stories live. Discover now