LH 27: ICH LIEBE DICH

1.3K 341 333
                                    

Up yeay!

Bantu share cerita ini ke semua akun sosmed kalian, supaya up-nya cepet🤩


Budidayakan vote dan comment dulu sebelum membaca.

Happy reading❤

Tandai jika ada typo!

***
Banyak masalah yang menjadikan kita dewasa. Maka, jadilah orang yang bermasalah.
- Anca Masih Ting Ting

Gea menatap nanar rumah besar di depannya, tangannya menenteng sepatu dengan hak yang sudah putus beserta rantang putih yang sudah tak ada isinya. Kakinya melangkah, berjalan menjauhi rumah besar di depannya. Dia tidak mau tinggal di sini.

Rumahku adalah surgaku, mungkin sebagian orang akan berpikir seperti itu untuk rumahnya. Tapi bagi Gea, rumahnya tak lebih dari tali tipis yang ketika ia pijaki bisa putus kapan saja. Rumahnya adalah neraka bagi Gea.

Langkahnya terhenti kala melihat mobil lamborghini hitam berhenti tepat di sampingnya. Kakinya gemetar kala melihat seorang pria paruh baya berjas berjalan ke arahnya dengan langkah tegas.

"Pa-papah," cicit Gea. Jordan memerintahkan anak buahnya lewat dagunya yang bergerak ke arah Gea.

Anak buah Jordan mengangguk sekali, sebagai jawaban. Kemudian dua orang berbadan besar mulai berjalan ke arah Gea.

Gea meneguk ludahnya sendiri. "Ge-gea bisa sendiri," cicit Gea kemudian melepaskan cekalan kedua orang berbadan besar itu dari tangannya.

Seberapa keraspun Gea mencoba, dia tidak akan pernah terlepas dari julukan Sangkar Emas di hidupnya.

***

"ANCAAA! Udah gue bilang jangan diminum! Nakal ya lo!" teriak Kanya saat melihat Anca sudah tepar dengan segelas wine yang sudah tandas. Cewek itu sudah beberapa kali minum karena permainan absurd yang diadakan oleh Rangga tadi.

Kanya memijat dahinya yang pening, melihat kelakuan Anca yang sedari tadi meracau tak jelas. Belum lagi Cindy dan Shei yang sedari tadi meracau tak jelas di atas Sofa.

"Lo bawa Rangga pulang deh," cetus Kanya pada Yudha yang sedari tadi diam. Yudha menatap ke arah Rangga yang sudah tepar.

Semua orang yang Iris kenal diundang ke pestanya, termasuk Yudha dan Rangga. Sebenarnya, Iris juga mengundang Dalvin dan Elvin. Tapi kedua cowok itu tidak bisa datang karena ada urusan. Entah urusan apa, yang jelas Iris tak tahu.

Yudha bergidik ngeri saat melihat Rangga. "Lo aja sono!" ujarnya pada Kanya.

Kanya mendelik sambil berkacak pinggang, "Itu tem-"

"PANGERANNN!" teriakan itu membuat Kanya dan Yudha menatap Shei yang saat ini tengah berlari ke arah pintu.

Baru saja hendak memperingati Shei, tapi Kanya langsung mengatupkan bibirnya kala Shei terjatuh dengan pipi yang menempel ke lantai.

Sementara orang yang hendak Shei peluk langsung membenarkan jasnya.

"Ouchhh, sakit!" pekik Shei sambil mengusap pipinya yang menyentuh lantai tadi.

Kanya menahan tawanya saat melihat pose Shei. Berbeda dengan Kanya, Yudha justru tertawa ngakak melihatnya.

Kanya menyikut perut Yudha saat cowok itu tak berhenti tertawa. "Aduhhh." Yudha meringis sambil memegangi perutnya. Kanya tak memperdulikan ringisan Yudha. Tatapannya lurus ke depan pada seorang cowok yang sepertinya terlambat datang.

Logic & Heart Where stories live. Discover now