LH 19: THE PAST

1.4K 419 301
                                    

Yuhuuu

Up lagi nih, maaf telat up kkkk~

Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

Tanda italic menandakan flashback ya😉. Part ini mungkin banyak flashback, jadi bacanya hati-hati. Takut ada kata yang tertinggal.

HAPPY READING💗
.
.
.

Kamu stres karena tugas menumpuk? Tenang, ada solusinya!

Dijejerin aja tugasnya biar nggak numpuk.
- Rangga Gumilang Terang Bersinar Menerangi Alam Semesta

"Mamah!"

Seorang anak kecil melangkah menghampiri wanita paruh baya yang menatapnya dengan tatapan datar.

Sementara di samping anak kecil itu, seorang pria paruh baya dengan senyum tipis diwajahnya mengikuti langkah kecil anaknya.

Saat di depan wanita paruh baya, Anak kecil itu memeluknya. Dia tersenyum lebar ke arah Mamahnya. Sementara Mamahnya tak membalas, tangannya bergerak ingin mengelus anak kecil itu. Tapi tak jadi.

Aldi tersenyum kecut, dia melepaskan pelukannya lalu menatap Mamahnya itu.

"Sudah Mamah bilang 'kan jika waktu itu adalah uang? Kenapa kamu meluk Mamah? Waktu 45 detik terbuang sia-sia," ujar Nita --Ibu Aldi sambil menatap Aldi tajam.

"Maaf Mah." Aldi menundukan kepalanya takut.

"Mendongak, seorang pemimpin tidak pernah menundukan kepalanya," ujaran datar itu membuat Aldi mendongak.

"Kembali ke kamar kamu," suruh Nita membuat Aldi mengangguk lalu berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua.

"Jangan sekeras itu mendidik anak Nit. Aldi tertekan." Irwan yang sedari tadi diam, menghujam Nita dengan kalimat yang kelewat datar.

"Siapa kamu berani mengatur saya?" tanya Nita sambil menatap remeh ke arah Irwan.

Irwan diam, sifat Nita yang berkuasa membuatnya tak berkutik.

"Well, kamu sudah jadi mantan suami saya." Nita menepuk satu tangan sekali, memerintahkan agar salah satu Pelayan rumah datang dan memberikannya minum.

Dia berjalan dengan angkuh ke arah sofa, dan menyilangkan kakinya. Menatap remeh ke arah Irwan.

Irwan terkekeh, dia menatap Nita yang berada di depannya seolah Nita itu Pelawak yang membuatnya tertawa. "Sifat kamu tidak berubah sama sekali Nit. Saya ragu jika pernah menikahi wanita Iblis seperti kamu."

"Bahkan didalam kamus saya, saya tidak pernah sekalipun berpikir menikah dengan kamu." Nita membalas dengan santai.

.
.
.

Plak

"Kenapa bisa nilai kamu turun drastis kaya gini Aldi?! Mamah gak mau tahu! Pokoknya nilai kamu harus besar!" Mendengar teriakan itu membuat Irwan melangkah lebih cepat ke atas.

"Kamu gila Nit! Jangan paksa Aldi!" teriak Irwan marah, saat melihat Aldi tersungkur di lantai. Wajahnya penuh dengan luka, kakinya bahkan berdarah akibat cambukan yang didapatnya dari Nita.

"Aku gak gila! Aku waras!" Nita mengacak-acak surainya frustasi.

Irwan geram, dia mengepalkan tangannya sambil menatap bengis ke arah Nita.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang