LH 34: KESURUPAN

Mulai dari awal
                                    

Aldi yang melihat itu langsung melepaskan tangan Cindy dari kerah baju Anca dan menyembunyikan Anca di belakang tubuhnya.

Anca memiringkan tubuhnya, "GUE LAGI PUASA KETAWA SAMA NGOMONG HWAAAA!" Anca berteriak keras sambil menangis karena puasanya batal.

Krik krik

Sepi beberapa saat sebelum Cindy kembali berteriak.

"AINGG BIAWAK!"

Oke, sepertinya Cindy yang kesurupan.

***

Anca melirik sebentar ke arah kursi Cindy yang kosong, kemudian menghela nafas kasar.

Gara-gara puasa ketawa sama ngomongnya tadi, Cindy jadi tidak ikut ulangan karena kesurupan.

Kesurupan sungguhan

Sementara Kanya menghela nafasnya lelah di belakang, jadi teringat alasan kenapa Anca puasa ngomong dan ketawa.

"Gue takut jadi Hantu Haha-Hehe." Anca memberikan alasannya sambil mengelap ingusnya yang keluar.

Sementara Kanya, Aron dan Aldi langsung mengatupkan mulutnya kala mendengar alasan Anca.

Mendengar alasannya saja sudah membuat orang-orang emosi termasuk Kanya. Berbeda dengan dirinya, Aron dan Aldi tak dapat menahan senyumnya. Menurut mereka, Anca itu aneh dan limited edition.

***

Gea mengetuk-ngetukan jarinya pada kertas di mejanya. Pikirannya melayang pada kejadian dimana Aldi melepaskan rangkulannya dan memilih cewek itu.

Sebenarnya, siapa cewek itu?

Kenapa dia bisa sedekat itu dengan Aldi? Sementara dirinya tidak?

Melihat perlakuan-perlakuan Aldi padanya membuat Gea menyimpulkan jika cewek itu spesial bagi Aldi.

Tanpa sadar tangannya mengepal erat tatapannya kosong ke arah kertas ujian di depannya.

Hingga suara bel berbunyi membuat Gea kembali tersadar dan langsung mengerjap panik.

Sial, dia masih belum mengerjakan 5 soal lagi. Papahnya pasti akan marah.

Dengan keringat di tangannya, Gea mulai menjawab soal yang sekiranya bisa ia jawab. Dan mendongak saat kertasnya direbut paksa.

"Waktunya sudah habis!" ujar Guru Pengawas membuat Gea menghela nafasnya berat.

Gea berjalan lesu keluar dari kelas, Papahnya pasti akan memarahi dan memukulnya nanti.

Gea melirik handphonenya yang bergetar. Ada satu pesan masuk dari Selina.

Selina

Jadi gak?

Jadi.

Klo papah lo marah gw gk mau tanggung jawab ya.

Iya

Untuk saat ini, dia ingin bebas tanpa kekangan dari papahnya. Hanya kali ini saja.

Melihat seseorang yang berjalan tepat di depannya, Gea tersenyum lebar. Tapi senyumnya memudar kala Aldi menggenggam tangan seseorang cewek sambil tersenyum manis di depan sana.

Apakah dia sudah benar-benar terlambat?

Gea mengepalkan tangannya sambil menatap nyalang ke depannya. Hingga seseorang berhenti tepat di depannya membuat Gea berdecak kesal.

"Butuh rangkulan?" tanya Aron sambil menaik turunkan alisnya.

"Gak," ujar Gea jutek, lalu berlalu dari sana setelah menubruk bahu Aron kencang.

Aron mengusap dadanya, "Orang sabar di sayang Anca," ujarnya.

Aron menatap pemandangan di depannya sambil meringis. "Kenapa harus Aldi? Masih gantengan gue lah dari pada dia."

"Cewek ciwit!" Aron mengedipkan matanya pada salah satu cewek.

Setelah sampai di depan cewek yang digodanya, Aron tersenyum manis. "Pinjem cermin lo dong."

Cewek itu tersenyum kikuk, "Ah, i-iya ini," ujar cewek itu terbata sambil memberikan cermin yang dipegangnya.

Aron menyisir rambutnya dengan kedua tangan sambil menatap cermin, "Untung ganteng."

"Nih, thanks me. Besok gue beliin permen kiss," ujarnya, lalu berlalu dari sana setelah mengedipkan salah satu matanya.

"GUE MAU MATI WOY! TU COWOK GANTENG BAT!"

***

Aldi meraih lengan Anca saat cewek itu berjalan ke arah Parkiran bersama Kanya. Dia tersenyum manis saat Anca memberinya tatapan kesal.

"Apa?!" sewot Anca pada Aldi.

Aldi melirik sebentar ke arah Kanya untuk memberinya ruang.

Kanya menghela nafasnya berat, lalu mulai menganggukan kepalanya, menyetujui. Sepertinya Aldi sudah menentukan pilihannya.

Aldi menatap kembali Anca saat mendapatkan anggukan.

Kanya berjalan dari sana untuk memberikan mereka privasi.

"NYA! GUE GAK DALAM MASA COVID NIH?!" teriak Anca saat Kanya dengan mudahnya pergi dari sana dan melepaskannya begitu saja.

"Gak! Hari ini lo bebas!" balas Kanya dengan berteriak.

"BORGOL GUE AJA, GUE YANG GAK MAU KETEMU SAMA DIA!" Kanya menghela nafas pelan lalu membalikan badannya.

Dia merogoh saku roknya,meraih handphonenya di sana. Lalu mengetikan sesuatu.

Hingga beberapa detik kemudian handphone Anca bergetar. Anca mendengus kala melihat pesan dari Kanya.

KanyaQuhhh👄

Selesain mslh lo sama Aldi dlu

Anca melirik sewot Aldi lalu berjalan di depan Aldi sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Bawain!" ujarnya sambil melemparkan tas doraemonnya.

Untungnya saja Aldi dengan sigap menangkapnya. Sambil tersenyum dia berjalan ke arah Anca lalu menggenggam tangannya.

"Gak usah skinskip deh!" Anca berdecak kesal. Namun begitu, tangannya balas menggenggam Aldi membuat senyum Aldi bertambah lebar.

"Nanti gue ke rumah lo." Anca berdecih sinis mendengar ucapan Aldi.

"Maaf, gue gak terima tamu."

"Gue maksa."

Anca memutar bola matanya malas lalu melepaskan genggaman Aldi di tangannya.

"Gue gak mau! Selesain dulu masalah lo sama Gea, gue juga bisa maksa," tekan Anca lalu berjalan mendahului Aldi.

***

TBC

Karena kemaren aku gak up, sekarang aku up lagi nih. Besok juga up kok tenang aja. Jangan lupa vomentnya gaiseu!

Udah kebayang endingnya padahal😭. Tapi kenapa otak gak pernah mudeng kalo mau nerusin part😭👍

Jangan lupa tinggalkan jejak ges👣

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang