Penyelesaian

Mulai dari awal
                                    

"Kamu tidak adil dalam memberikan harta," Nugraha tersentak dengan apa yang diucapkan Kamelia barusan, jadi ini semua karena harta?

Bima berjalan ke arah rak dan tumpukan dokumen yang ada di sana, setelah menemukan apa yang dia cari Nugraha melemparkan dokumen itu tepat di wajah Kamelia.

Kamelia membuka dokumen itu yang di sana terdapat sebuah kata "SURAT WASIAT DAN PEMBAGIAN HARTA", Kamelia langsung membuka dokumen tersebut.

Matanya membulat dengan sempurna dengan pembagian harta di sana, jelas sekali Nugraha membagi dua hartanya untuk Bima dan Gatara.

Kamelia melihat tanggal dibuatnya dokumen tersebut, dan itu dibuat tiga tahun lalu, Kamelia menatap Nugraha dengan perasaan bersalah, dia salah menilai Nugraha.

"A-aku minta maaf mas," mohon Kamelia yang membuat Nugraha muak.

Saat Kamelia akan meraih tangan Nugraha dengan sangat cepat Nugraha menghempaskan nya.

Tidak ingin berlama-lama di sana dirinya beranjak untuk segera menuju rumah sakit, Bima harus segera mendonorkan darahnya untuk Gatara.

Setelah sampai diruang tamu dia tidak melihat keberadaan Bima, sontak itu membuatnya kaget dia takut jika Bima kabur.

"Bima sudah ke rumah sakit duluan," setelah mendengar ucapan Bimo barusan membuat Nugraha menghela napas panjang.

-------

Bima berjalan dengan sedikit sempoyongan karena ulah mamahnya, bayangkan saja kepala Bima di bogem mentah oleh tongkat bisbol, untung saja kepalanya tidak pecah dan isian kepalanya berceceran. Membayangkannya saja sudah membuat Bima bergidik ngeri.

Dari kejauhan Tariana melihat keberadaan Bima menuju kearahnya dengan begitu Tariana langsung berdiri dan menyambut kedatangan Bima.

"Om," ujar Bima ketika sudah sampai di sana.

"Bima kamu nggak apa-apa?" tanya Firman khawatir karena mendengar cerita dari Tariana jika Kamelia memukul Bima sangat keras menggunakan tongkat bisbol.

"Nggak apa-apa kok om," ujar Bima dengan sedikit mengulas senyum untuk meredam kekhawatiran Firman.

"Bi-Bima, gue mohon sama lo kali ini aja, tolong bantuin Gata," ujar Riyana sambil menangkup kan tangannya didepan dada memohon.

Bima mengulas senyum kemudian tangannya terulur mengusap rambut Riyana pelan, "lo nggak mohon kayak gini juga gue tetap akan donorin darah gue," ujar Bima yang membuat Riyana tersenyum penuh haru.

"Aku anterin ketemu dokter," ujar Tariana sambil memapah tubuh Bima yang masih sempoyongan.

Riyana memeluk Firman erat, akhirnya ada seseorang yang akan menyelamatkan Gatara. Firman mengusap surai hitam milik Riyana sambil terus merapalkan rasa syukur di dalam hatinya.

--------

Ambara kini sedang berjalan di trotoar jalanan menuju rumah Abraham untuk berangkat bersama, mengingat sekarang pukul 06:00 pagi dia berniat akan mengajak Abraham pergi ke sekolah.

Dalam perjalanan menuju rumah Abraham tidak henti-henti Ambara tersenyum bahkan tertawa tidak jelas mengingat kejadian semalam. Itu terjadi pertama dalam hidupnya, akhirnya dia bisa merasakan apa yang ada di drama yang dia tonton.

Saat sudah berada di gerbang samar-samar Ambara mendengar sebuah pertengkaran dari dalam rumah Abraham. Ambara yang awalnya akan masuk kedalam dia urungkan niatnya dan memilih mendengarkan saja lebih dulu.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang