Remember this story when we were young

59 43 8
                                    

Setibanya di sana Firman disambut oleh pelukan Riyana ketika Firman menjemput Riyana, lain halnya dengan Gatara yang menatap lurus Nugraha didepannya.

Gatara menghampiri Nugraha dan menyalami tangannya seketika Gatara terlonjak kaget ketika tubuhnya dipeluk erat oleh Papahnya, Firman yang melihat kejadian itupun hanya tersenyum hangat.

"Maafin Papah Gata maafin, seharusnya Papah nggak lakuin itu ke kamu," Nugraha sudah terisak ditempatnya kemudian Gatara membalas pelukan Papahnya tidak kalah erat.

"Papah jangan lakuin itu lagi Gata takut Pah," kini giliran Gatara yang terisak di sana, bodoamat sama harga diri nya karena terlihat menangis didepan Riyana.

"Iya Papah janji nggak akan mengulanginya lagi, Gata mau kan maafin Papah?" Gatara mengangguk sebagai jawaban.

"Ayo Pak kita pulang terlebih dahulu," Nugraha menuruti perkataan Firman.

Sepanjang jalan Riyana terus melihat Gatara dari kaca pengemudi, di sana Gatara memeluk Nugraha erat hal itu membuat Riyana melihat sisi lain dari seorang Gatara Adya Nugraha.

"Copot bentar lagi itu mata," sindir Firman ketika melihat anaknya tidak kunjung mengalihkan tatapannya kearah belakang.

"Apa sih Daddy nggak lucu bercandanya," sinis Riyana dan mendapat kekehan dari Firman.

Firman mempersilahkan Nugraha dan Gatara masuk kerumahnya, Gatara tersenyum senang sambil menggenggam tangan besar Nugraha.

Firman membawakan minuman serta beberapa makanan ringan. Firman menatap Nugraha yang sepertinya tidak mampu mengatakannya.

"Yana ikut Daddy yuk," Firman membawa Riyana pergi agar mereka berdua punya ruang untuk berbicara satu sama lain.

"Gata ada yang harus papah sampaikan ke kamu," seketika Gatara merasa ada yang aneh dengan sikap Nugraha kali ini.

"Papah harus dinas keluar kota beberapa tahun ke depan, Papah minta maaf karena harus ninggalin Gata sendirian disini. Papah ngelakuin ini demi kamu," baru saja Gatara tersenyum senang tapi kini semua seakan lenyap begitu saja.

"Kapan berangkatnya?" Nugraha menghela napas kasar ketika pertanyaan tanpa ekspresi itu keluar dari mulut Gatara.

"Sore ini Papah harus berangkat," seketika bahu Gatara melemas, baru saja dia mendapatkan apa yang dia inginkan tapi seakan alam tidak membiarkannya bahagia.

"Papah janji Papah akan pulang lebih cepat, Gata nggak apa-apakan kalau Papah tinggal disini?" Nugraha menatap anak semata wayangnya ini begitu lekat.

"Janji ya Pah?" Nugraha bernapas lega jadi Gatara telah mengijinkannya pergi.

"Iya Papah janji," Nugraha memeluk tubuh Gatara begitu erat karena mungkin dia tidak akan bisa memeluk Gatara lagi dalam waktu dekat.

"Copot bentar lagi itu mata," Firman tersedak ketika mendengar ucapan Riyana yang menirunya tadi.

Firman terkekeh ketika dia ketahuan karena terus mengawasi Nugraha dan Gatara yang saling mencurahkan isi hati mereka.

"Apa sih Yana nggak lucu bercandanya," Riyana mencubit perut Firman karena terlalu lebay mempraktikkan kata-kata Riyana tadi.

Nugraha menghampiri Firman dan Riyana yang sedang asik bermain, Gatara hanya mengekor saja dari belakang.

"Saya titip Gatara disini ya Pak," ujar Nugraha sambil tersenyum hangat pada Firman, Firman mengusap kepala Gatara lembut.

"Iya Pak saya bakal jagain Gatara disini,"

About Time (End) Where stories live. Discover now