Nenek lampir

49 43 1
                                    

Gatara beserta Riyana dan dan teman-temannya kini sudah berada di kantin, Gatara terus memperhatikan Riyana yang terus tertawa, Gatara merasa lega karena dia bisa melihat tawa milik Riyana setelah kejadian Sindy yang merusak suasana hati Riyana.

"Ehh kalian udah nonton drama yang gue rekomendasi in belum?" tanya Ambara ketika dirinya teringat akan drama yang baru saja dia tonton.

"Kalau gue belum,"

"Gue juga belum,"

"Ah kenapa belum nonton sih, asli seru banget!" ujar Ambara sambil menatap kecewa kedua temannya ini.

"Seru apanya?" tanya Gatara menyelidik, dia tahu betul bagaimana isi dari otak Ambara.

"Ada banyak adegan hot nya," kedua teman Ambara memijit pelipisnya, teman nya yang satu ini memang memiliki ke eroran didalam otaknya.

"Riyana lo jangan sampai nonton," ancam Gatara ketika melihat wajah cengengesan milik Riyana.

"Lo juga Ambar, ngapain sih ngajak temen-temen lo biar ikutan omes kayak lo," Ambara hanya cengengesan mendengar perkataan Gatara yang memang benar adanya itu.

"Ya gue kan cuman rekomendasi in aja," jawab Ambara sambil cengengesan tidak jelas yang membuat Gatara memutar bola matanya malas.

Tidak lama Ardi dan Abraham menghampiri Gatara dan yang lainnya, Ardi seperti biasa dengan tampang dinginnya sedangkan Abraham dengan tampang so' cakep nya.

"Wih lagi ngobrolin apa nih?" tanya Abraham begitu sudah bergabung dengan mereka.

"Eh awas lo jangan duduk deket gue," usir Nadine ketika melihat Abraham yang akan duduk di dekatnya, Abraham mencibir kebucinan Nadine.

"Di lo duduk disini," ujar Nadine mempersilahkan Ardi duduk di tempat yang sudah dia siapkan sedangkan Ardi hanya bersikap bodoamat dan memilih duduk didekat Gatara.

"Yah di tolak," ejek Abraham dan kemudian mendapat pukulan dibahu nya ulah Nadine.

"Sakit ah elah Nad!" ujar Abraham yang mendapat pukulan bukan main dari Nadine.

"Bodoamat, siapa suruh lo ejek gue!" tajam Nadine yang membuat Abraham menatap sebal Nadine.

"Kemana aja kalian berdua baru nongol?" tanya Gatara ketika mendapati kedua temannya datang telat.

"Gue dapat siraman qolbu dari Bu Maya," ujar Abraham sambil memakan makanannya yang baru saja sampai.

"Terus lo Di?" yang ditanya Ardi tapi yang cengengesan Abraham, sudah pasti ini ulah Abraham.

"Ardi kan sayang sama gue makanya nungguin gue tadi," ujar Abraham yang sontak saja membuat Ardi menatap Abraham tajam.

"Ih gak mau gak suka!" cibir Ambara sambil menatap Ardi dan Abraham bergantian seakan jijik dengan kelakuan mereka berdua.

"Mau mati lo?!" ujar Ardi dengan tajam sambil menunjuk Abraham menggunakan garpu.

"Ya maaf Di," Abraham cengengesan ketika terus ditatap tajam oleh Ardi.

"Ardi kenapa sih lo kok cuek banget sama gue?" tanya Nadine tiba-tiba sambil menopang dagu menatap Ardi yang mengabaikannya.

"Mm," jawab Ardi sekenanya yang membuat Nadine menghela napas kasar.

"Masih ngarep lo Nad sama Ardi?" tanya Ambara ketika melihat nasib temannya yang satu ini, nasib percintaan yang begitu tragis.

"Masih, kayaknya di hati gue cuman ada Ardi deh," ujar Nadine yang terus menatap Ardi yang sibuk dengan ponselnya.

About Time (End) Where stories live. Discover now