Just friend?

50 32 12
                                    

Nugraha sedang berada diruang kerjanya, dia ingin menyelidiki bagaimana kehidupan Gatara anaknya ini, apa benar ucapan Kamelia jika Gatara melakukan tindakan kriminal diluar sana? Pikir Nugraha.

"Halo Bimo, bisa bantu saya untuk menyelesaikan sesuatu?" tanya Nugraha ketika panggilan nya tersambung kepada Bimo-sekretarisnya.

"Bisa Pak dengan senang hati," jawab Bimo diseberang sana.

"Tolong cari tahu bagaimana Gatara bisa mendapatkan uang dan bagaimana kesehariannya," ketika Nugraha sedang berbicara dengan Bimo lewat telpon diam-diam Kamelia sedang menguping pembicaraan mereka.

"Bisa Pak, saya akan cari tahu keberadaan serta keseharian Gatara," Nugraha menghela napas lega, sekretaris nya ini selalu bisa diandalkan.

"Tolong cari tahu, karena bagaimanapun Gatara lah yang nantinya akan mewarisi perusahaan saya," Kamelia mengepalkan tangannya kuat-kuat ketika mendengar perkataan Nugraha. Dengan langkah kesal Kamelia pergi begitu saja.

"Dan tentunya dibantu Bima juga," lanjut Nugraha sambil memperhatikan foto keluarga nya yang terpajang di dinding.

"Siap Pak, saya akan kabari Bapak," setelah itu Nugraha memutuskan panggilannya dengan Bimo.

Nugraha memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri, dia tidak bermaksud melukai Gatara tempo hari dia terbawa suasana hati yang membuatnya memukuli Gatara. Dan anehnya itu sering terjadi tanpa bisa Nugraha kendalikan, setelah puas meluapkan emosinya barulah Nugraha merasa bersalah.

-----

Kini Gatara dan Riyana sudah berada di depan minimarket, Gatara ingin membelikan Riyana minuman dan beberapa cemilan untuk malam nanti, Gatara tahu persis sifat tidak terpuji Riyana ketika malam hari, yaitu merengek minta makan dan alhasil Gatara lah yang kewalahan mencari jajanan diluar.

"Lo tunggu dulu disini oke, gue kedalam dulu," Riyana mengangguk patuh dengan perkataan Gatara barusan.

Gatara melangkahkan kakinya menuju pendingin minuman dia mengambil beberapa botol minuman dan es krim untuk Riyana. Tidak hanya itu Gatara pun membelikan beberapa cemilan yang menjadi kesukaan Riyana.

"Ini," Riyana berbinar disaat sekantong plastik besar ada dihadapannya.

"Ah makasih, sayang Gata," ujar Riyana sambil memeluk tubuh tinggi Gatara, sedangkan Gatara merasa tubuhnya mati rasa ketika mendapat pelukan tiba-tiba dari Riyana.

"Suka?" tanya Gatara yang membuat Riyana mendongak menatap Gatara yang lebih tinggi darinya.

"Banget banget banget," Gatara terkekeh pelan yang dibarengi dengan usapan lembut di rambut Riyana.

"Kalau gini ceritanya gue nggak butuh pacar karena lo udah lebih dari cukup," ucapan Riyana membuat Gatara merasakan hatinya berbunga-bunga. Entah apa maksud dibalik perkataan Riyana barusan.

"Yaudah ayo pulang," ujar Riyana sambil menarik tangan Gatara yang diam saja sedari tadi.

Gatara melajukan kendaraan nya dengan hati-hati karena dia sedang membawa Riyana, jika saja tidak ada Riyana sudah di pastikan semua pengguna jalan mengumpati Gatara yang membawa motor ugal-ugalan.

Tidak butuh waktu lama, Gatara sudah berada didepan halaman rumah milik Firman, Gatara membukakan helm Riyana.

"Nggak mampir dulu?" tanya Riyana yang membuat Gatara terdiam sejenak karena memikirkan tawaran Riyana.

About Time (End) Where stories live. Discover now