48

9.3K 1.1K 312
                                    

_48_

"Hyung, Jaeminnie hamil, eotteokhae?? Jaeminnie takut sama daddy hiks" isak Jaemin di depan Jaehyun yang terdiam kaget.

"Nana, tenang dulu, kita bicarakan baik-baik, tenang dulu" Jaemin yang masih terisak perlahan mulai menghentikkkan tangisannya.

"Hyung? Hiks hyung mau bertanggungjawab kan?" tanya Jaemin. 

"Tentu saja, mana mungkin hyung tidak bertanggungjawab, ini anak hyung kan?" Jaemin menatap Jaehyun.

"Bukan, ini anak Jeno."

"MWO?!"

"MWO?!" Jaehyun membuka mata dan terbangun dari tidurnya.

"Oh? Hyung sudah bangun?" Jaehyun langsung menoleh dan melihat Jaemin yang duduk di tepi ranjangnya, mengambil kain kompres yang jatuh dari kepalanya.

"N-Nana?" Jaemin mengerjap dan mengangguk. Jaehyun melihat sekitarnya, dan itu adalah kamarnya. Jaehyun mengernyit.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Jaehyun.

"Yuta hyung menghubungiku dan meminta izin dari daddy apa aku boleh kemari atau tidak, karena hyung demam tinggi dan terus mengigau, Yuta hyung bilang kalau hyung drop karena kelelahan, akhir-akhir ini hyung jarang istirahat, bahkan kita berdua juga jarang bertemu sekarang, terakhir kita bertemu adalah tiga hari yang lalu, saat aku mengikuti lomba, hari Senin, sekarang sudah hari Kamis. Sudah tiga hari aku di sini menemani hyung, berangkat sekolah dari sini dan pulang juga ke sini, daddy dan mommy tidak mempermasalahkannya." jawab Jaemin.

"Lalu yang mengantarmu sekolah?" tanya Jaehyun.

"Kadang berangkat bersama Johnny hyung dan Taeil hyung, kadang juga diantar Taeyong hyung. Setelah mengantarku kemari Yuta hyung dan Winwin hyung tidak pernah terlihat lagi, mereka bilang mereka sibuk menggantikanmu mengurus perusahaanmu bersama Younghoon hyung." jawab Jaemin lagi, dia membaringkan kembali tubuh Jaehyun dan kembali mengompresnya.

"Hyung demamnya tinggi, dokter bilang hyung benar-benar kelelahan dan butuh istirahat, hyung juga kata dokter seperti punya beban berat juga depresi." Jaemin mengusap pipi Jaehyun dengan lembut, jemari Jaehyun menggenggam tangan Jaemin yang mengusap pipinya.

"Maaf, aku pasti membuatmu repot ya?" Jaemin terkekeh dan menggeleng.

"Aku dan Henry hyung selalu menggunakan ruang musik milikmu, maaf ya hyung." Jaehyun terkekeh dan menggeleng.

"Tidak apa, pakai saja, aku sudah jarang memakainya." ujar Jaehyun.

"Kau tiga hari ini tidur di mana?" tanya Jaehyun lagi.

"Di kamar tamu yang sudah dibereskan Ten hyung." jawab Jaemin. Setelah itu hening melanda  mereka. Jaehyun mengusap-usap punggung tangan Jaemin.

"Hyung tadi kenapa berteriak?" tanya Jaemin, ditanya begitu Jaehyun langsung ingat mimpinya. Dia lantas menatap Jaemin lekat.

"Nana" panggilnya.

"Iya? Ada apa hyung?" respon Jaemin.

"Nana tidak selingkuhkan?" Jaemin mengerjap lalu menggeleng.

"Benar?" Jaemin mengangguk, dan Jaehyun menghela nafas lega.

"Berarti cuma mimpi" gumam Jaehyun.

"Mimpi apa memangnya?" tanya Jaemin heran.

"Mimpi kau hamil anak Jeno tapi meminta pertanggungjawaban padaku."

"MWO?!"

***

[2JAE/JAEJAE] ONLY YOUOnde histórias criam vida. Descubra agora