45

9.1K 1K 30
                                    

_45_

Seminggu kemudian berlalu, Sabtu di minggu berikutnya telah tiba. Kemampuan Jaemin semakin terasah dengan baik, emosi dari lagu yang Jaemin bawakan tersampaikan dengan baik, bahkan tidak sekali dua kali Henry menangis dibuatnya.

Selama seminggu ini Jaehyun semakin dibuat gemas dengan keterdiaman Park Eun Ae, sepertinya wanita ini tidak bisa disamakan dengan mendiang kembarannya, Na Hye In yang sudah meninggal. Tetapi dalam seminggu ini, Doyoung bersama Taeil dan Johnny juga Bangchan berhasil menemukan banyak bukti untuk melenyapkan Park Eun Ae.

Selama seminggu ini juga Hyunjin dibuat kesal dengan kekasih kecilnya yang sangat menempel pada Minhee, meski dia sudah tahu tujuan Jeongin tapi tetap saja dia kesal. Seungmin sendiri hanya bisa menghela nafas saat tahu ada maksud di balik kedekatan Jeongin dan Minhee. Meski Seungmin sendiri tidak tahu pasti apa sebenarnya Jeongin lakukan, tapi yang dia tahu, Jeongin sedang ingin melakukan 'sesuatu'. Dan seminggu ini Seungmin tidak bisa menghubungi Bangchan, itu yang membuatnya nampak murung dalam seminggu terakhir ini.

Seminggu ini, Sehun harus benar-benar diuji kesabarannya oleh Hyunjae. Kris sudah menemukan siapa yang memasukkan Hyunjae ke dalam rumah sakitnya, tapi Kris tidak bisa begitu saja mengeluarkan Hyunjae kecuali si bocah satu itu membuat kesalahan besar. Orang yang memasukkan Hyunjae ke dalam rumah sakit ini memohon  pada Kris agar tidak mengeluarkan Hyunjae karena orang tua Hyunjae akan membunuhnya. Kris yang memang dasarnya baik itu akhirnya diam saja, dan Luhan sang istri mengusulkan kalau Kris bisa mengeluarkan Hyunjae jika anak itu membuat kesalahan besar yang tidak bisa ditolerir.

Tapi gara-gara itu Sehun harus benar-benar ekstra menjaga sang istri dari jangkauan tangan Hyunjae. Jaemin sendiri tidak tahu jika mommynya tengah menjadi incaran seseorang.

Semimggu ini Na Siwon tidak membuat ulah berarti, Minhee juga tidak mendekati Jaemin, dan Jaemin bersyukur akan itu. Setidaknya sebelum lomba besok Senin depan, dia akan tenang.

***

Hari Minggu tiba, dan Jaehyun mengajak Jaemin kencan, Henry mengatakan pada Jaemin untuk mengambil hari libur sehari sebelum lomba, dan gunakan untuk bersenang-senang, menenangkan diri sebelum hari lomba tiba.

"Mommyyy! Dadddyyy! Nana berangkat dulu ya? Nanti Nana pulang setelah makan malam." Jaemin mencium pipi Jongin dan Sehun lalu pamit pergi, Jaehyun membungkuk sopan pada Sehun dan Jongin.

Hari ini Jaehyun berencana membawa Jaemin ke Sky Rose Garden, Namsan Tower, dan bersepeda sore di sekitar jembatan, atau nanti bisa dia naik perahu juga untuk menikmati waktu berdua. Jaehyun intinya ingin menghabiskan waktu berdua dengan kekasih kecilnya. Benar-benar berdua, dan Jaehyun berharap tidak kencan mereka terakhir kali yang berakhir menjadi triple date.

Rencana Jaehyun berjalan dengan baik, bahkan Jaemin benar-benar menunjukkan banyak senyum selama kencan bersamanya. Tidak sekali dua kali si manis kesayangannya akan bersikap manja padanya, dan itu membuat Jaehyun senang.

Saat makan malam, Jaehyun dan Jaemin makan di restoran biasa Jaehyun makan. Jaemin bilang ingin makan apa yang biasa Jaehyun makan di sana, dan Jaehyun dengan senang hati memesankan makan malam untuk mereka.

"Hyung" panggil Jaemin saat mereka berdua tengah menunggu menu makan malam.

"Ada apa sayang?" tanya Jaehyun balik, Jaemin merona saat Jaehyun memanggilnya dengan begitu manis.

"Terimakasih untuk hari ini, aku benar-benar senang. Kau membawaku ke tempat yang indah dan kita bahkan bersepeda juga." Jaehyun mengusap sayang kepala Jaemin.

"Senang jika apa yang kulakukan bisa membuatmu bahagia." ujar Jaehyun, Jaemin tersenyum begitu manis.

"Aku merasa besok aku akan bisa mengikuti lomba dengan baik." ujar Jaemin, Jaehyun mengangguk. Dia akan menyingkirkan duri di jalan penuh kebahagiaan Jaemin, bahkan jika itu akan mengotori tangannya dengan darah. Eh? Aku kan sudah sejak lama berlumuran darah, batin Jaehyun.

"Lain waktu aku akan membawa hyung jalan-jalan." Jaehyun mengangguk.

"Aku tunggu waktu itu." Jaemin tersenyum, dan tak lama kemudian makanan mereka datang.

***

Jongin dan Sehun akan mengantar dan menemani Jaemin lomba hari ini. Jongin bahkan sejak kemarin sudah menyiapkan seragam Jaemin, menyetrikannya meski Jaemin sempat protes tapi Jongin tidak mau dengar, Sehun bahkan memberinya sepatu baru untuk acara hari ini agar Jaemin mau terlihat rapi.

Jumat kemarin Jaemin sudah mengecet rambutnya menjadi hitam, dan dia jadi berkali-kali lipat lebih manis dan menawan terlebih dengan pipi chubbynya yang menggemaskan. Jaehyun kemarin memberinya sebuah kalung, katanya kalung keberuntungan.

Hari ini Jaemin dengan langkah percaya diri keluar rumah, dia hanya berharap lomba hari ini benar-benar akan berjalan dengan baik, dan dia bisa maju ke babak selanjutnya.

Henry bilang akan datang menonton lomba Jaemin hari ini. Gurunya itu akan memberinya semangat dari bangku penonton nanti.

Jaemin sampai di lokasi perlombaan, dari sekolahnya tidak hanya dirinya saja sebenarnya, ada sekitar sepuluh lainnya. Tapi Doyoung ssaem satu-satunya guru yang mau mendampinginya, padahal sepuluh siswa yang lain tiga dari mereka ditemani oleh guru yang sama, guru musik yang tidak Jaemin kenal dengan baik.

"Doyoung ssaem!" Doyoung tersenyum dan melambai pada Jaemin. Doyoung juga membungkuk sopan pada dua seniornya.

"Tolong jaga Jaemin ya Doyoungie" ujar Jongin yang diangguki Doyoung.

"Ne hyung, akan aku jaga dia, kalau begitu kami permisi karena harus check-in." Jongin dan Sehun mengangguk keduanya memilih untuk segera masuk ke dalam aula melewati pintu yang berbeda dengan peserta.

"Sehunnie"

"Apa sayang?"

"Perasaanku kenapa tak enak ya?" Sehun meraih jemari Jongin dan mengusapnya.

"Hanya perasaanmu, mari berdoa untuk kelancaran lomba Baby Na" Jongin mengangguk, dan memohon jika perasaan buruknya itu tidaklah benar. Dia tidak ingin lomba yang pertama kali diikuti Jaemin rusak.

"WELCOME TO SEOUL UNIVERSITY NATIONAL VIOLIN COMPETITION"

_45_

[2JAE/JAEJAE] ONLY YOUOnde histórias criam vida. Descubra agora