Donor darah

Mulai dari awal
                                    

Firman keluar dari ruangan dimana Gatara dirawat, dia melihat Riyana yang sedang melihat kearahnya, Firman tahu tatapan itu.

"Riyana istirahat ya, Gata baik-baik aja kok," ujar Firman sambil mensejahterakan tubuhnya dengan Riyana.

"Daddy jangan bohong, Yana tahu bagaimana keadaan Gatara terakhir kali," ujar Riyana yang entah sejak kapan air matanya sudah menetes.

Firman memeluk tubuh Riyana, sebegitu saling terikat kah mereka berdua? Dari kecil sampai sekarang Gatara selalu menjaga Riyana dengan sebaik mungkin, tapi apa yang sudah dilakukan Firman terakhir kali?

"Gata kritis, Yana doain ya supaya Gatara cepat sadar," Riyana yang mendengar itu langsung menangis sejadinya di pelukan Firman.

"Ini semua salah Yana, Gatara begini karena Yana," ujar Riyana disela tangisnya menyalahkan dirinya karena insiden kecelakaan ini.

"Nggak ada yang salah, Gata lakuin itu karena dia sayang sama lo Yan," ujar Nadine sambil mengusap rambut Riyana yang masih terisak

-------

Bima memarkirkan motornya di halaman rumahnya, Bima membantu Tariana untuk melepas helm yang ada. Kemudian Bima menggenggam tangan Tariana dan mulai melangkah memasuki rumah.

"Habis dari mana kamu?!" tanya Kamelia sedikit meninggikan suaranya ketika melihat keberadaan Bima.

"Habis dari rumah sakit, Gatara di rawat," jawab Bima dengan sekenanya yang membuat Kamelia mendekat ke arah Bima.

"Jadi kamu tahu apa yang dibutuhkan Gatara?" pertanyaan dari Kamelia membuat kedua alis Bima bertaut.

"Darah," jawab Bima singkat.

Bima tidak tahu darah apa yang dibutuhkan Gatara, dia hanya dengar jika Gatara butuh donor darah saja.

"Betul, dan sekarang kamu bakal menang dari dia," perkataan Kamelia lagi dan lagi membuat Bima diam sejenak memikirkan maksud dari perkataan Ibunya.

"Darah Gatara adalah AB'- dan itu darah langka, dengan begitu keselamatan nyawa Gatara ada pada kamu Bima," ujar Kamelia yang membuat Bima tersentak kaget mendengarnya.

AB'- darah yang sama dengan Bima, jadi Gatara membutuhkan darahnya saat ini dan Kamelia menghalangi Bima untuk menyelamatkan Gatara.


"Mamah apaan sih, ini nyawa orang Mah! Nyawa! Kenapa mamah lakuin ini sama Gatara?! Mamah tahu penyebab Gatara masuk ke rumah sakit karena siapa? Itu semua karena masalah Bima! Mah please stop lakuin ini semua," ujar Bima yang entah sejak kapan sudah mulai tidak bisa mengendalikan emosinya.

Tariana yang mendengar perkataan Bima barusan mengusap tangan Bima, dia ingin menetralisir amarah yang ada pada Bima. Bagaimanapun juga Kamelia adalah ibunya.

"Kamu nggak tahu gimana hidup menderita Bima! Mamah lakuin ini karena mamah nggak mau kamu hidup menderita kayak Mamah! Ini semua demi kebahagiaan kamu!" teriak Kamelia didepan Bima yang mencoba memberitahu Bima jika ini jalan yang terbaik.

Bima memejamkan matanya sejenak, mengapa mamahnya selalu mengungkit kebahagiannya, sedangkan sampai detik ini juga dia tidak pernah merasa bahagia, dia menderita.

"Apa mamah pernah dengar aku bilang bahagia? Apa mamah pernah lihat aku tertawa bahagia? Apa mamah pernah lihat aku tersenyum?" pertanyaan beruntun dari Bima membuat Kamelia diam sejenak.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang