\39\ Acara yang ditunggu

12.5K 763 14
                                    

Selamat membaca!💊

Aris berlari kearah dimana kamar orangtuanya berada, setelah sampai didepan pintunya ia segera masuk saja tanpa mengetuknya terlebih dahulu toh ini sudah menjadi kebiasaannya. Buruk memang.

"Papah manja banget" cibir Aris ketika mendapati mami-nya yang tengah mengancingkan jas yang dikenakan Deral hari ini.

"Kenapa boy? Iri hem?" Goda Deral yang membuat Aris cemberut.

" Aris udah besar, jadi nggak perlu lagi dimanja sama mami" balasnya yakin yang membuat Gress tertawa.

"Ada apa sayang? Ada sesuatu yang kamu butuhkan?" Tanya Gress sembari menghampiri Aris.

"Mami, gimana pakaian Aris hari ini?" Tanyanya meminta pendapat.

Gress meletakkan jarinya didagu seolah tengah berfikir, "hem... bagus, putra mami ini terlihat semakin tampan" puji Gress sembari mencium kening Aris yang membuat remaja kecil itu terkekeh senang.

"Makasih... mami juga cantik. Apalagi dengan kebaya yang mami pakai hari ini. Terlihat pas dan menawan" puji Aris yang membuat Gress lagi-lagi tertawa.

"Sudah pandai menggoda ternyata, lihat mas putramu sudah tumbuh dewasa sekarang. Tidak lama lagi kita akan mempunyai menantu darinya" goda Gress pada Deral yang tengah mengembangkan senyumnya melihat interaksi antara istri dan anaknya.

"Mami... Aris baru mau masuk SMA masa udah ngomongin perihal menantu sih" bibirnya mencebik kesal.

Gress tertawa sebagai balasan, "sudah-sudah. Ayo kita lihat persiapan kakakmu. Siapa tahu dia sedang butuh bantuan" ajak Gress.

"Kalian duluan saja, ada hal yang harus aku urus untuk menyambut para tamu nantinya. Nanti aku menyusul" ujar Deral yang diangguki oleh Gress.

"Iya mas, nggakpapa"

Deral mengangguk kemudian tersenyum sebelum melenggang pergi darisana.

"Ayo Aris, kita kesana"

Mereka mulai berjalan kearah dimana letak kamar Elina berada, setelah sampai disana Gress segera saja membuka pintu kamarnya.

"Yaampun, anak mami. Kamu cantik banget sayang" puji Gress ketika melihat penampilan Elina yang nampak sangat cantik dengan balutan kebaya modern yang membungkus tubuhnya. Apalagi ditambah dengan makeup tipis yang mempercantik wajah putrinya itu.

Elina tersenyum sebagai balasan, sungguh ia sangat bahagia sekarang. Pasca memberikannya hadiah tempo lalu, Arvin benar-benar menepati ucapannya dimana dihari ketiga tiba ia akan melamar Elina dan terbukti sekarang tibalah waktunya.

Kala itu Arvin memberanikan diri berbicara berdua dengan Deral, entah apa yang mereka bicarakan karena Arvin diboyong oleh papahnya itu keruangan kerjanya.

Elina sudah harap-harap cemas menunggunya, namun saat mendapati wajah keduanya tidak sedingin seperti sebelumnya, ia jadi merasa lega.

"Makasih mami" ujar Elina tulus.

Mata Gress berkaca-kaca, betapa cepatnya waktu berputar. Anak yang dulunya ia besarkan sedari kecil kini sudah tumbuh dewasa. Tidak terasa memang.

Eh, bu Dokter (TAMAT)Where stories live. Discover now