\9\ Perubahan

19.3K 1.3K 34
                                    

Selamat  membaca!💊


Arvin menghirup nafas dalam-dalam dan kemudian mengembuskannya dengan perlahan. Sungguh pagi ini merupakan pagi yang sangat ia rindukan setelah beberapa hari mendekam dikamarnya.

Kini kondisinya sudah mulai membaik dan pagi ini ia bersikeras ingin keluar kamar tentunya dengan memaksa sang momy yang tak bisa terbantahkan.

Pagi ini ia tengah duduk santai di halaman depan mansion sambil menikmati segelas teh hangat dan juga beberapa cemilan lainnya yang sengaja disiapkan oleh para pelayan ketika tuan rumah mereka sedang bersantai.

Arvin tengah memainkan ponsel canggihnya yang sudah lama tidak ia gunakan, tidak banyak yang dia cek hanya masalah kantor dan beberapa menit menjelajah media sosialnya berjaga-jaga jikalau ada yang penting.

Ponsel canggihnya memang sengaja tidak diberikan oleh kakeknya ketika dirinya sudah berada di kos-san. Ponsel ini hanya wajib dimainkan ketika sedang berada dimansion saja.

Arvin membaca artikel yang baru saja dikirimkan sekrestarisnya  lewat email dan sesekali menyeruput teh hangatnya.

"Arvin!" Panggil seseorang yang memecah konsentrasinya.

"Ada apa kak? Bukannya udah pergi yah dari tadi? Kok balik lagi?" Tanya Arvin heran ketika melihat Dares yang berjalan kearahnya.

"Kamu hadiri undangan dari kolega kita nanti sore. Kakak nggak bisa soalnya ada janji sama Trixie"

"Hah? Apa? Kok Arvin sih?" Tolak Arvin cepat

"Ya daripada kamu diem aja kayak gini nggak ada kerjaan. Mendingan refreshing aja sana, kan banyak tuh cewe-cewe cantik" ujar Dares sambil menyeruput teh milik Arvin tanpa permisi.

"Gak mau ah, males keluar" ujar Arvin

"Ayolah Arvin. Pokoknya kakak nggak mau tahu kamu harus pergi kesana. Nggak ada penolakan, udah yah! Kakak berangkat dulu awas nggak pergi kamu" setelah mengucapkan itu Dares berlalu masuk kedalam mobilnya dan melesat pergi meninggalkan Arvin yang terdiam menahan kesal.

Dengan hati dongkol dia pergi kekamarnya dan memutuskan untuk berjalan-jalan santai pergi dengan mobil kesayangannya yang sudah lama tidak ia naiki. Itung-itung pergi liburan sebelum kembali ke dunia tipu-tipunya.

¤¤¤

"EL, KAMU LIHAT BUKU RESEP MASAKAN MAMI NGGAK?" Elina yang tengah bersantai ria pun mendadak terduduk karena terkejut akibat suara gaduh yang ditimbulkan oleh sang mami.

"Yang mana mi? El kan nggak pernah baca-baca buku koleksi mami" jawab Elina sambil berdiri ikut mencari buku resep yang Gress maksud.

"Kemarin mami simpan dimeja makan, kok bisa hilang yah?" Gumam Gress sambil mengitari meja makan mencari buku resepnya.

"El kan kemarin pulangnya malam mami, mana tahu lah El" jawab Elina sambil ikut mencari disekitaran dapur.

"Bik Ais tahu nggak mi?" Tanya Elina lagi.

"Ah iya. Bentar mami tanya dulu deh kekamarnya" ujar Gress sambil berlalu menaiki tangga menuju kamar khusus pembantu dirumahnya.

Elina juga ikut pergi kekamarnya karena pagi ini dia ada jadwal untuk memeriksa pasien hingga jam 10:00 lamanya dan setelah lewat jam itu jadwalnya kosong.

"KAK ELINA, ANTERIN ARIS PERGI KE TOKO SPIDOL DONG. SPIDOL ARIS HABIS!" teriak Aris disepanjang lorong lantai dua yang membuat Elina memutar matanya malas.

"Kakak ada jadwal pagi Aris, kamu minta antar sama supir sana!" Tolak Elina sambil berlalu kekamarnya.

Aris tak mengindahkan ucapan kakaknya dan tanpa dosanya ikut masuk kedalam kamar Elina.

Eh, bu Dokter (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang