\12\ Lebih dekat

18.2K 1.2K 23
                                    

Selamat  membaca!💊


"Arv!" Ujar Luthfi

"Hm" jawab Arvin dengan gumaman.

Yap, Mereka tengah berada dikamar kos-san milik Arvin, entah ada angin apa sehingga Luthfi ingin menginap disana. Arvin pun sampai terheran-heran dibuatnya karena tamu tak diundang ini malah dengan seenak jidatnya nyelonong masuk tanpa dosa.

Parahnya lagi, Luthfi meminta makan pada Arvin dengan alasan bahwa dirinya belum makan apapun sehingga mau tidak mau Arvin merelakan cemilannya untuk dibabat habis oleh sahabatnya itu.

"Gue lihat drama di youtube sedih gila. Gue aja hampir netesin air mata" curhatnya yang membuat Arvin memutar bola mata malas dan mencoba memfokuskan pandangannya pada acara televisi yang lebih menarik untuk dilihat.

Sedangkan Luthfi yang tengah memakan cemilan disofa mendengus kesal karena ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh Arvin.

"Serius gue Arv" geram Luthfi

"Gausah serius-serius, nanti ada yang baper" jawab Arvin asal.

"Nih yah, gue lihat si cewek yang jadi tokoh utamanya tuh bimbang karena ada dua hati yang mendekatinya sekaligus. Dia bingung masa sama pilihannya, sehingga meninggalkan yang tulus demi laki-laki yang berduit. Sumpah, gue kesel banget sama cewek itu. Dasar matre" sumpah serapah terus saja keluar dari mulut Luthfi seolah menempatkan dirinyalah yang ditinggalkan.

"Udah gitu yah, setelah cowok yang dipilihnya bangkrut dan meninggal eh si cowok tulus malah mendekat lagi. Bego nggak sih itu?" Tanyanya berapi-api.

"Stop deh lo, dasar korban drama" jawab Arvin malas.

"Serius ini Arv, gue geram masa. Serasa pengen gue rujak dah tuh cewek"

"Ya terus?"

"Nih yah Arv, gue kasih tahu. Cewek yang baik akan menerima kondisi laki-lakinya tanpa memandang harta dan kekayaan yang laki-laki itu punya. Baginya, ketulusan dan kasih sayang yang lebih penting. Kekayaan kan bisa dirintis dari nol. Nah ciri-ciri cewek yang kayak gitu itu......idaman gue" ujar Luthfi diiringi kekehan diakhir kalimatnya. Arvin hanya diam tidak menyahut namun tetap mendengarkan cerocosan Luthfi.

"Lo inget lagu orang dulu-dulukan? Yang- cinta karena dasi, akan segera basi. Cinta karena gincu akan segera layu" ujar Luthfi sambil bernyanyi yang membuat Arvin mendengus geli kemudian terkekeh melihat aksi gila sahabatnya.

"Iya sih lo bener, wah sejak kapan lo jadi pakar cinta?" Tanya Arvin

"Sejak dia ninggalin gue dan setelah itu gue belajar deh dari kesalahan" jawab Luthfi terkekeh yang Arvin tahu bahwa senyuman itu menahan jutaan luka.

"Sabar yah, mungkin dia bukan jodoh lo" celetuk Arvin

"Iyalah, jodoh gue kan dokter Elina"

"HEH!"

¤¤¤

"Fera, apa berkas yang tadi saya maksud sudah sampai ditangan dokter Faris?" Tanya Elina sambil mencatat sesuatu.

Fera yang berdiri disamping Elina pun menepuk jidatnya, sungguh mengenai hal itu dirinya melupakannya.

"Fera?" Tanya Elina lagi sambil mendongak kearah Fera yang terdiam membisu.

"A-anu bu dokter, lupa hehe" ujar Fera cengengesan tak enak hati.

Fera langsung menundukkan wajahnya karena takut jika Elina akan marah akibat kelalaiannya dalam bekerja.

"Tidak apa-apa Fera, biar saya saja yang mengantarnya. Kamu kalau mau istirahat juga boleh kok" ujar Elina tenang.

"Maafkan saya bu dokter!"

Eh, bu Dokter (TAMAT)Where stories live. Discover now