\14\ Saingan

16.6K 1.1K 13
                                    

Selamat   membaca!💊

Elina duduk diboncengan motor Arvin dengan canggung, rasanya perjalanan pulang kali ini sangat lama dibandingkan tadi dengan Aris. Ah mengingat kelakuan Aris yang seenak jidat tadi membuat kekesalannya kembali membara.

Elina memandang kedepan tepat dimana punggung Arvin, Elina menelisik punggung itu dengan ingatannya ketika bervideo-call dengan Bintang.

Sama!

Elina langsung mengalihkan pandangannya, takut jikalau kepergok Arvin bahwa diam-diam  memperhatikan tubuhnya.

Mata Elina tak sengaja melihat kestand penjual martabak yang ramai pembeli, dia jadi ingin membeli martabak itu namun sayang dirinya tidak membawa uang lebih.

Karena keasikan menatap stand itu dirinya tersentak kaget ketika Arvin mengeraskan suara memanggil dirinya.

"E-h iya Arvin?" Tanya Elina bingung

"Saya panggilin dari tadi kok melamun sih bu dokter?" Tanya Arvin terkekeh yang membuat Elina malu.

Arvin langsung memberhentikan motornya yang membuat Elina bingung, jangan bilang bensinnya habis.

"Ada apa? Bensinnya habis? Atau mogok?" Tanya Elina beruntun karena cemas jikalau dirinya akan terjebak dengan Arvin lebih lama.

Arvin terkekeh, "nggak kok, Yuk kesana" ajaknya yang membuat Elina makin heran.

Elina turun mengikuti langkah Arvin yang membawanya entah kemana.

"Martabak?" Bingung Elina ketika mereka berhenti distand yang ditatapnya tadi.

"Iya, bukannya karena ini bu dokter melamun? Sampai tidak mendengar saat saya panggil"

Arvin memang melihat dari kaca spion bahwa Elina tengah memandang lama stand ini yang membuatnya berinisiatif membawa Elina kesini, itung-itung mempergunakan waktu sedikit agak lama bersama Elina.

"Tapi saya nggak bawa uang lebih Arv" ujar Elina lesu

"Nggak papa, biar saya traktir aja bu dokter" jawab Arvin santai.

"Eh jangan, nggak usah. Uang bensin tadi aja belum saya bayar, besok yah nanti uangnya saya ganti" ujar Elina tak enak hati

"Santai aja bu dokter, nggak diganti juga nggak papa, saya ikhlas"

Perkataan Arvin membuat Elina tersenyum,sungguh kebaikan hati Arvin membuat hatinya terenyuh, sekaligus... menghangat!

Setelah membelikan Elina martabak, Arvin kembali melajukan motor matiknya mengantar gadisnya, ah ralat-calon.

"Makasih banyak yah Arvin, maaf karena Aris saya jadi ngerepotin kamu" ujar Elina ketika sudah tiba didepan pagar rumahnya.

"Udah berapa kali lho bu dokter bilang makasih, bilang sekali lagi dapet piring" kekeh Arvin yang membuat Elina tak urung ikut terkekeh juga.

"Hati-hati yah, saya permisi dulu. Makasih, piringnya buat kamu aja deh" setelah mengatakan itu, Elina langsung masuk dengan sisa-siaa tawanya yang masih didengar Arvin. Ia tersenyum, ternyata pulang malam dari mansion membawa keberuntungan baginya.

Eh, bu Dokter (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें