02 - es kiko

59 16 7
                                    



Siang itu di warung milik keluarga pak Delta Pangeran atau biasa disebut dengan 'Om del' oleh penghuni permata hijau.

Jesya memegang es kiko di tangan kanannya dan tangan kirinya di gunakan untuk meng-scroll twitter yang ada didalam handphonenya.

"kenapa belum pulang si?, sono balik" celetuk anak pertama dari keluarga Om Del ini, ia bernama Nindy, si bucin plus pengejar cinta sejak tadika mesra, menyukai teman sekelasnya yang dari taman kanak-kanak hingga kelas 10 pun masih sekelas dengannya. Kalau kata Nindy si takdir sekaligus apes, tapi kenapa belum pacaran ya?.

Nindy duduk di bangku yang berada di seberang Jesya, dan mengeluarkan handphone.

"sabar atuh ukhti, aing mager" tak perduli dengan kehadiran Nindy, Jesya tetap menatap handphonenya, lalu kembali menggigit es kiko yang ada di tangannya.

"Assalamualaikum adik adik!" sapa bang Alif memasuki warung, anak pertama Om Iwan si dokter gigi dan komando senam permata hijau blok g, bang Alif memasuki warung dengan tersenyum girang, "isi pulsa dong seratus ribu" katanya ke Nindy.

"Mbanking sendiri ada kenapa repot amat si" Nindy mencibir dan melirik sinis ke arah bang Alif.

"cuma lo kayanya yang ga senang ada orang belanja di warung lo deh" bang Alif tak kalah julid sambil mencebikan bibirnya.

"ck, nomornya berapa bang" Nindy berdecak, lalu beranjak dari duduknya memasuki warung rumahnya, dan mengambil handphone nokia jadul yang biasa orang pakai untuk berjualan pulsa.

"kaya biasa" ucap bang Alif, selagi Nindy mengisi pulsa pacarnya bang Alif, bang Alif melihat lihat ciki-ciki dan makanan ringan yang Nindy jual di warungnya, diambilnya beberapa chocolatos dan superstar. berjalan mendekati etalase lalu meletakan belanjaannya di atas rak yang tersedia.

"coba tanya noh sama teteh, dah masuk belum?" tanya Nindy, lalu bang Alif membuka aplikasi line yang ada di handphone nya membuka room chat pacarannya.

"udah nih katanya" bang Alif menyimpan handphone nya di kantong celananya, "berapa ini totalnya?" bang Alif mengambil dompet yang ada dikantong celana bagian belakang, dan membuka dompetnya untuk mengambil uang.

"bang Alif mau jajan juga dong, sekalian" celetuk Jesya lalu mendekat ke arah bang Alif dan Nindy, membuka kulkas yang berada di dekat sana, dan mengambil dua buah es kiko yang ada di freezer.

"nih" Jesya menyodorkan dua buah es kiko tersebut, bang Alif melihat jesya lalu mengerjapkan matanya dengan tatapan bertanya dalam hatinya ni anak main nyerobot aja , Nindy menatap temannya dengan tatapan jengkel serta aneh, dipikir lagi Jesya emang begitu, tak tahu malu ya walau sama orang yang dekat sama dia aja si, kalau ngga dekat ga bakal kaya gitu,kayaknya.

"mang yang ngeiyain siapa anjir" ucap Nindy sewot, jesya mendelik, "sewot amat lo, orang bang alih mau mau aja, yakan?" kata jesya sambil melirik bang alif, sementara bang alif hanya menatap polos dan senyum yang tertahan.

"ga mungkin nolak dah, dua rebu doang masa pelit amat" ucap Jesya dengan enteng, bang Alif hanya mengulum senyum.

"dah gapapa, berapa totalnya?" tanya bang Alif ke Nindy.

"seratus sepuluh ribu bang" jawab Nindy, lalu bang Alif mengeluarkan uang merah selembar dan uang ungu selembar, memberi uangnya ke Nindy, lalu keluar dari warung.

"makasiih abangg! dadahh!" Jesya melambai lambaikan tangan nya yang memegang es kiko, lalu tersenyum Pepsodent.

"hidih anjir ga jelas lo" celetuk Nindy sewot dan di balas cibiran oleh Jesya, Nindy menoyor pelan kepala Jesya membuat Jesya mengumpat kencang dan mencebikan bibirnya.

tak lama bang Alif pergi, Jesya masih berada di warung Nindy katanya bosen dirumah jadi ia ikut menjaga warung Nindy.

"nin, lo ga capek suka sama dia?" tanya Jesya tiba tiba sambil menggigiti plastik es kikonya.

"apaan?,dih anjir buang sana ah jorok" Nindy menatap jijik melihat jesya menggigit gigit plastik kosong itu.

"lebay amat" Jesya plastik kiko melempar ke arah tong sampah yang berada di sebelah tiang pagar dan masuk,tepat kedalam tong sampah

" ya itu, sama anak hidayah" Jesya senyum senyum ga jelas membuat Nindy mendelik, menabok pelan bahu Jesya.

"capek si, ya namanya juga cinta" balas Nindy dengan nada sok yang keluar dari mulutnya membuat Jesya menatap horror serta ingin muntah mendengarnya.

"gue minta kresek satu, mau muntah gue"
kata jesya dengan lebay sembari membekap mulutnya ber-acting seakan akan ingin muntah.

"HOY" sapa Nadya yang membuat Jesya dan Nindy sedikit kaget, Nadya membuka kulkas warung dan mengambil oky jelly drink anggur lalu menaruh uang seribu di atas meja yang berada didalam warung, Nadya berjalan mendekati tempat duduk Jesya lalu duduk dekatnya.

Jesya dan Nindy hanya melongo melihat Nadya masuk dengan tidak sopan dan berjalan enteng memasuki kawasan rumah Nindy tanpa beban.

"santai aja kali liatnya, kaya ga pernah liat artis aja" Nadya menyedot oky jelly nya hingga setengah, "udah anjir natapnya" Nadya menatap kesal melihat Jesya dan Nindy hanya terdiam melihatnya.

"ah gue pulang aja dah" kata Nadya sok merajuk.

"skip baperan" celetuk Jesya membuat Nindy tertawa dan Nadya menatap kesal.

"seru amat, lagi ngerumpi ya" tebak Nadya lalu menyedot sisa minuman yang berada ditangan kanannya.

"lagi curcol" jawab jesya, lalu beranjak mendekati kulkas, dan mengambil es kiko satu lagi.

"udah anjir nanti kepala lo sakit makan es terus" tegur Nindy, Jesya hanya mengedikkan bahu.

"mang napa?" tanya Nadya

"tadi lagi ngomongin doinya si Nindy" jawab Jesya, dan duduk kembali disebelah Nadya.

"halah bulol" cibir Nadya sambil membuka handphone nya.

"sok banget lo bawang" balas Nindy tak terima di katai bulol.

Nadya hanya mencibir, lalu fokus dengan handphone nya.

"gue pengen deh jadi BA nya es kiko" celetuk Jesya random. sambil memandangi es kiko yang berada di tanganya, lalu memakannya kembali.

Nadya dan Nindy hanya bisa tersenyum maklum.









a.n

NANTIK AKU EDIT EDIT AH MAGER SKRNG TP PUB AJA DLUSSS XIXIXI

PERMATA HIJAU SQUADWhere stories live. Discover now