07 - pekan ujian

43 15 7
                                    




Hari ini Minggu, H-1 ujian kenaikan kelas atau penilaian akhir semester, biasanya kalau h-1 pada gencar buat belajar, trus kalo dah ujian sehari besoknya ngga belajar lagi karena udah males duluan.

Kalau sekarang, ujiannya udah ngga pakai kertas lagi, tetapi pakai gadget seperti laptop, handphone, atau komputer. Ya lumayan bisa mengurangi pemakaian kertas yekan.

Di pos ronda, mereka berkumpul, ngga semua si, hanya member pemalas, alias Nadya, Jesya, Haikal, dan Nindy, serta bang Alif ikutan nongkrong di pos ronda awalnya si mau beli batagor doang, tapi karna melihat banyak yang nongkrong di pos ronda jadinya bang alif ikutan.

"Ini lo pada kenapa gak belajar?" tanya bang alif, haikal yang di tanya seperti itu jadi sok sok tersinggung.

"emang kenapa kalo ngga belajar?!, masalah?!, ini pertanyaan sensitif!" katanya dengan nada judes, lalu sedikit menaikan nada bicara di akhir kalimat, namun masih fokus dengan game pubg mobile di handphone nya.

"lebay amat, najes" bang alif mendorong bahu kanan haikal, menoleh kearah Jesya dan Nadya yang menatap kosong meja yang berada di tengah pos ronda, bang alif tebak mereka sedang memikirkan cara agar bisa mencontek dengan mudah namun tidak belajar.

"Ba!!" Nindy yang baru selesai membeli batagor, berbalik arah berjalan menaiki tangga pos ronda, lalu berteriak dan memukul meja, membuat Jesya dan Nadya tersentak, lalu menatap sebal ke Nindy.

"Sana deh lo pergi aja," usir Jesya sambil mengibaskan tangannya, menoleh menghadap bang alif, "abang juga, nganggu" katanya membuat bang alif mendelik.

"SUMPAH GUE BINGUNG" Nadya mencak mencak, menggelengkan kepalanya, memukul meja membuat mang santo khawatir, takut takut ia kerasukan.

"keep calm bestie, kita kan have Fachri si anak pintar" Jesya menepuk pelan bahu kanan Nadya, menenangkan temannya.

Nadya dan Jesya bertatapan lalu mengangguk mantap, bertekad untuk tidak panik, lalu keduanya berpelukan sambil merengek-rengek, Nindy menatap jijik melihat temannya yang setres ini.

"Makanya belajar" ledek abang alif, lalu memisahkan Jesya dan Nadya yang sedang berpelukan, membuat Jesya menatap bang alif dengan kesal.

"Kal, liat deh, dia menyinggung kata kata sensitif" adu Jesya ke Haikal, namun di abaikan karna Haikal sedang fokus push rank.

karna di abaikan Haikal, bang alif tertawa mengejek, membuat Jesya ingin maju menjambak, namun di tahan oleh Nadya, Jesya menghela nafas kasar, mengumpat di dalam hati.

"Dah dah, lupain ujian, Nindy lo kesini mau apa?" Nadya bertanya kepada Nindy, Nindy mengalihkan pandangannya dari handphone haikal.

"Oh, ga ada, gue bosen dirumah" katanya lalu kembali menatap handphone Haikal, ikut fokus ke game di gadget tersebut.

sekarang hening, hanya Haikal dan Nindy yang sesekali heboh, kadang juga mengumpat, sementara Jesya sudah tidur menelungkup sambil menyekrol tiktok, dan Nadya yang ikut tiduran dengan bokong Jesya yang di jadikan bantal sambil membaca komik online yang ada di handphone nya, bang Alif sudah pulang ke rumahnya karna tidak tau lagi apa yang ingin dia ganggu.



sekarang hening, hanya Haikal dan Nindy yang sesekali heboh, kadang juga mengumpat, sementara Jesya sudah tidur menelungkup sambil menyekrol tiktok, dan Nadya yang ikut tiduran dengan bokong Jesya yang di jadikan bantal sambil membaca komik online...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERMATA HIJAU SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang