21 - gebetan baru

34 8 24
                                    


Haikal membawa toples berisi kerupuk ke ruang tengah rumahnya, lalu meletakkan di tengah tengah karpet bulu, dan di ambil beberapa aqua gelas di atas meja untuk di letakan di sebelah toples kerupuk.

"kalian ini kenapa," kata Fachri kebingungan saat melihat Haikal,Jesya, dan Nindy merengut memasang wajah kesal sambil menatap handphone masing masing.

"LO TAU GAK?!" Jesya tiba tiba berteriak membuat Fachri jadi termundur kaget. "kagak" jawabnya santai lalu mengambil toples kerupuk dan memakan kerupuk tersebut, masih dengan memperhatikan raut wajah temannya.

"ARGHH, KAPAN DIA PINDAH SIH ANJENG?!!" lagi lagi Jesya berteriak geram, lalu melempar handphone nya ke sofa, menggoyang goyangkan tubuh Haikal, gemas ingin mencakar.

"JESYA JANGAN NGOMONG KASAR!!" teriak abah Haikal dari teras rumah, membuat Jesya jadi mengatupkan bibirnya.

"kenapa sih kal, ada apa si di handphone kalian" katanya kebingungan lalu mendekat ke Nindy, mengintip isi handphone.

"TAKBIR!!!!!" Nindy berteriak, lalu ikut melempar handphonenya juga ke sofa, mengambil bantal, jadi gemas ingin menggigit namun ia tahan.

"kal guru maneh tu, aing gak ada punya guru kaya gitu dihh," kata Jesya bergidik geli, merampas toples yang Fachri pegang, lalu ikut mengemili kerupuk.

"coba coba ngerumpi ibu ibu, yang jelas dong yang jelas" kata Fachri mengompor, lalu mendekat kan diri ke Jesya.

"lo tau ga si, guru fisika walas kelas ipa enam?" tanya Jesya ke Fachri, Fachri hanya menggeleng gelengkan kepala tak tahu, karna emang anak ipa 5 tidak di ajar oleh guru tersebut.

"dia nangis nangis gak jelas anying, cuma karna medina nyaranin dia buat kasih tugas aja kalau dia capek," jelas Haikal ke Fachri, Fachri mengernyitkan dahi bingung.

"dia bilang gini fak, kalian ini gak menghargai saya." Nindy memeragakan omongan guru tersebut, lalu jadi mendelik gemas memukul mukul bantal.

"TERUS DIA TADI JUGA DIA GAK MASUK KE KELAS KAMI, KATANYA DIA MALES ANJIR???" kata Jesya menggebu gebu dengan suara keras, lagi lagi kena tegur abah, "ABAH GURUNYA NGESELIN, GAK BISA DI TAHAN BAH" katanya berteriak menjelaskan.

"makan gaji buta tu orang, dih bayar bulanan mahal die malah ogah ogahan ngajar. mang sekolah punya low"  kata haikal julid, Jesya mengangguk menyetujui perkataan Haikal.

"siapa sih namanya, OOHH ENA YA??" tebak Fachri sambil memasang raut wajah terkejut, "dih kok keliatan nya gaul banget ntu orang." katanya bingung.

"emang awalnya baik, LAMA LAMA KAYA ASU!" dengan gemas, Nindy mengambil kerupuk, memakan asal.

"awalnya gue sih b aja, seru gitu kapan lagi guru pake gue elo" kata Haikal menjelaskan, lalu memindahkan posisi menelungkup di karpet bulu, sambil mengambil beberapa kerupuk di dalam toples.

"ye awalnya emang seru bat, lama lama gak sopan tau, enteng banget mulut die ngomong kampret" kata Jesya julid, lalu berdesis kesal, mencak mencak sendiri.

"jujurly ya fak, gue kira di swasta gak ada yang kaya gitu?, padahal sekolah internasyenel" kata Nindy cemberut, lalu meraih handphone nya di sofa, melempar kembali, teman sekelasnya masih misuh misuh di grup.

"gue denger denger dia mau pindah tau, anak kelas sebelah juga pada kesel sama dia, katanya dia tu suka ngambek ngambek gak jelas" jelas Fachri memberi tau teman temannya, sering dapat kabar burung, belum lagi ada syera di kelasnya yang sering main keluar masuk kelas, apa lagi syera orangnya kepoan. akibat temen banyakan cewek dari cowok, fachri jadi sering mendengar gosip kelas.

PERMATA HIJAU SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang