13 - mimpi

51 17 21
                                    

Nindy memasuki rumah Aira, rumah Aira tampak sepi, hanya Aira dan Abang nya yang berada di rumah, karna libur kenaikan semester, jadinya Aira tak ada kerjaan, atau urusan osis, ah paling saat h-14 atau h-10 ada acara persiapan untuk mos anak baru masuk di sekolah.

Melihat di ruang tengah, ada bang alif yang sedang menonton kartun upin ipin di televisinya sambil memakan bubur ayam.

Nindy melewati ruang tengah begitu saja, menaiki tangga, dan memasuki kamar Aira yang bernuansa orange, gak tau kenapa bisa pas gitu, kasur orange bekas abangnya, meja belajar coklat ke orenan bekas abangnya juga, dan lemari coklat bekas abangnya.

Aira masih terlelap, masih terbungkus dengan selimut tebalnya, dengan sigap Nindy membuka selimutnya, namun Aira masih tak bangun, hanya meracau tak jelas.

Nindy membuka jendela Aira yang cahayanya langsung menuju ke muka Aira, Aira yang kesilauan jadi terbangun, berdecak kesal karna tidurnya di ganggu.

"Bangun anjir, udah jam 8" kata Nindy dengan santai, kenapa Nindy datang ke rumah Aira pagi pagi?, jawabnya pasti ya bosen aja

"mon maap, ini libur anjir" ucap Aira dengan kesal, masih dengan matanya yang tertutup.

Nindy menarik tangan Aira, menyuruh Aira untuk berdiri, "ayok sarapan bareng, mereka dah nunggu di pos" ajak Nindy.

"Arggh, tidur guee, kemarin gue pulang Maghrib abis forum anjir" keluhnya lagi, namun sekarang dia sudah berdiri, berjalan dengan loyo, Nindy tersenyum lebar, berjalan lebih dulu.

"TUHAN, AKU BUTUH TIDUR" teriak Aira, Nindy jadi berbalik badan, lalu berdiri di belakang Aira, mendorong tubuh Aira yang dari tadi ternyata belum berjalan.

**

"Nah datang, lama amat neng" sindir Sheffa melihat Aira dan Nindy yang baru keluar dari gang Blok G.

"eh tumben?" Aira menunjuk ghania yang sedang ngobrol dengan Nadya, kalo bukan ngobrolin anime ya manhwa yang di baca, wibu.

"tumban tumben, lo juga jarang ikut" balas ghania mendelik, Aira mencibir.

"terus mau ngapain?" tanya Jesya yang bersandar di bahu Nadya dengan mata terpejam.

"Hila sama jasmine mana?" tanya Nindy ke Sheffa, Sheffa menggedikan bahunya, Nindy jadi menghela nafas ingin menyusul tapi mager berjalan ke rumah Hila.

"mau ngapain emangnya" tanya Jesya sekali lagi dengan geram, ingin pulang ke rumah untuk melanjutkan tidurnya, malam tadi tak bisa tidur pasalnya bapak bapak yang berada di acara malam tadi tak ingin mengecilkan suara dangdutnya, alhasil Jesya baru bisa tidur jam 1/2 malaman.

"gue gak tau" jawab Nindy dengan santai, membuat Jesya jadi melotot kesal, serta Aira pun jadi kesal juga.

"BERLAGA KITA BABI" Jesya kini sudah tak ngantuk lagi, jadi maju ingin menjambak Nindy yang sudah bersembunyi di belakang badan Sheffa.

"emang mau makan dimana?" tanya Aira ke yang lain, lalu duduk di sebelah Nadya juga bersandar ke bahu Nadya.

"gak bukak bubur ayam, kan ada yang pesta, pasti ibu ibunya ikut bantu" jelas ghania ke Aira, Aira hanya ber oh ria.

Ghania ini jarang ikut berkumpul, sesekali ada namun banyak tidaknya, satu sekolah di AISHS bersama Sheffa dkk, kenal dengan yang lain ya karna satu perumahan dan satu SMP, kebanyakan anak Permata Hijau bersekolah di ALIAKHAN INTERNASIONAL HIGH SCHOOL, dekat rumah, ya itung itung irit bensin orang tua dan tak perlu di antar kalau ngga kepepet.

"terus ngapain anjir mengumpulkan orang disini, mending gue nonton insert di rcti" kata Nadya dengan sebal.

"gosip terus lo" ledek Sheffa.

PERMATA HIJAU SQUADWhere stories live. Discover now