06 - Nindy mengsedih

52 17 12
                                    



Candra dan Fachri sedang duduk santai di pos ronda bernyanyi bersama sambil memakan batagor, Fachri memegang gitar dan Candra yang menyanyikan lagu melukis senja dari Budi Doremi ala ala anak senja dengan kopi yang berada dimeja kecil yang terletak di ujung pos ronda.

Padahal sekarang masih jam 2 siang, mereka bernyanyinya dengan nada slow alias galau dengan mang santo (si penjual batagor) mengangguk anggukan kepalanya dan ikut memelowkan suasana.

"izinkan ku lukis senja  .  .  ." Candra bernyanyi sambil melihat lirik yang ada di handphone nya.

"melukis nama mu disana~" Fachri ikut menimpali sambil memetik gitar yang berada di pangkuannya.

Nyanyian mereka terhenti karena suara motor yang berhenti di depan mereka, Nindy turun dari motor beat milik Faqih, teman sekelasnya. Candra tersenyum menggoda, "ettt siapa niichh" goda Candra, Fachri ikut tersenyum menggoda sambil menggerakkan kedua alisnya.

"uhuy, udah di bales perasaannya?" tanya Candra usil menggoda Nindy, Nindy melotot lalu mencibir, Faqih mengerutkan dahinya bingung dengan pertanyaan pertanyaan mereka ini.

"eett Faqih pajak jadiannya dong, tuh batagor dua porsi" Fachri menunjuk gerobak batagor, Nindy melotot lalu dengan gemas meraih rambut Fachri dan di jambaknya dengan beringas, Candra hanya terkikik, Fachri yang berusaha melepas jambakan Nindy, serta Faqih yang masih bertanya  tanya.

"lo berdua," Nindy memicingkan matanya,menatap sinis ke temannya itu, "hishh" Nindy menggeram, lalu membalikan badan mengarah Faqih, mengubah Ekspresinya sok manis, membuat Candra dan Fachri mendelik.

"sana pulang aja, ini berdua nggak waras" Nindy tersenyum manis ke Faqih, Candra dan Fachri yang berada di belakang Nindy membuat ekspresi jijik seakan ingin muntah, Faqih hanya terkekeh.

Tak heran, Fachri dan Candra ini lumayan petakilan di sekolah dengan satu temannya lagi yaitu Haikal, mereka bertiga mirip dengan tiga serangkai di sinetron 3 Semprul Mengejar Surga yang sering di tayangkan saat bulan puasa di Sctv.

"cepat amat dah, sini dulu ikut nongkrong" Fachri menepuk tempat kosong yang berada di sebelahnya, menyuruh Faqih untuk bergabung, dan Candra yang ikut mengangguk kepala, setuju dengan perkataan Fachri.

Nindy melotot dengan cepat melebarkan tangan dan kakinya menghalang Faqih untuk duduk, "dah sana sana pergi, gebetan lo nunggu tuh, kan tadi katanya janjian" usir Nindy, menunjuk motor dengan dagunya seraya menyuruh Faqih cepat cepat pergi.

Faqih tertawa kecil lalu menganggukkan kepalanya, memakai helm nya kembali dan menghidupkan motornya, melesat pergi tak lupa dengan klakson tanda berpamitan.

Nindy membalikan badannya, mengepalkan tangannya ke udara seperti ingin meninju Candra dan Fachri, memicingkan matanya lalu menghembuskan nafas pelan, menenangkan dirinya yang ingin mencak dan mencakar muka temannya ini.

Nindy melepaskan ranselnya yang ia sandang, menaruhnya di sudut pos ronda, lalu duduk di samping Fachri. "Mang batagor lima ribu ya, pedes kaya biasa" Mang santo memberi jempol tanda oke, "nyanyi lagi dong" katanya sambil melirik gitar yang kini berada di sebelah Fachri, lalu mencondongkan badannya untuk mengambil gitar Yamaha milik kakaknya Fachri.

"Can, nyanyi lagu Budi Doremi friend zone" suruh Nindy, fokus dengan gitar yang berada di pangkuannya, ia tak mengerti kunci kunci, hanya mengenjreng sok tahu dengan acak.

"Kasihan sekali, masih suka padahal doi dia sering curhat masalah gebetannya, ck ck ck" Candra menatap sok iba, lalu memeramkan matanya sambil mengelus dada, sok menyuruh Nindy untuk bersabar, Nindy mencibir, geli dengan tingkah laku Candra.

"jangan jangan Faqih pake pelet can," tuduh Fachri, Nindy berdecak tak suka, Candra mengangguk setuju,

"iya sih, kayanya beneran pasang pelet, liat noh si Anindya ini, dari tadika mesre" Candra ikut mengompor dengan lebay, Nindy yang di ujung sudah biasa dengan pembahasan seperti ini, ia enteng memakan batagor sambil melihat drama Candra dan Fachri.

"pelet sejak dini tu" Nindy ikut menimpali, mengangguk angguk ikut setuju bahwa ia dipelet, memakan batagornya kembali dengan muka memelas.

"tidak kah cukup . . . yang engkau lihat" Nindy bersenandung, lalu hening seketika, Candra menatap Fachri dengan bingung, sementara Fachri hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. dengan sigap Candra mengambil gitar yang tergeletak disebelah Nindy.

"pertemanan ini sungguh berat . . ." Nindy bernyanyi lagi namun kali ini Candra ikut memetik gitar yang tadi tergeletak di sebelah Nindy, Nindy yang mendengar suara gitar jadi menolehkan kepalanya melihat teman temannya ini, lalu menundukan kepala lagi, lanjut bernyanyi.

"tidak kah indah . . . bila . . kita bersama . . " Nindy melanjutkan liriknya menundukan kepalanya dan menatap kosong pada tanah, dengan Candra yang ikut memelowkan suasana Fachri yang tak lagi banyak bicara.

"tapi tidak di mimpi . . .  saja . . ." Nindy merengek, bercicit lalu mengumpat membuat Fachri, Candra, dan Mang santo terkejut. Nindy berdiri, lalu mengangkat kedua lengannya menekukan siku seperti orang memamerkan otot, lalu menyemangati dirinya sendiri, dan mengembuskan nafas kasar

"Udah ah nin, ga capek galauin dia terus" ucap Fachri yang lelah melihat temannya kadang sedih kadang happy walau kebanyakan gilanya.

"Au dah, ganti orang kek anjir, bosen gua itu mulu" timpal Candra, Nindy berbalik badan, memicingkan matanya.

"INI NAMANYA LOVE,CINTA. MY HEART GAK BISA DI SET SET  KAYA YUR HEART, HE BUAYA" ucap Nindy mengamuk lalu menghentakan kakinya sebal.

"dah, apes bet lu susah move on" Fachri tersenyum iba, berdiri lalu menepuk bahu Nindy tanda menguatkan nindy.

"susah kalo dah kena pelet mah" ucap Candra sewot, membuat Nindy dengan geram maju untuk meraih rambut Candra lalu menjambaknya dengan beringas.

Candra memukul mukul lengan Nindy dengan pelan, berusaha melepaskan jambakan nya, lalu mengumpat, "he anjeng, lama lama gue botak", Nindy tak perduli masih menjambak walau dilonggarkan sedikit.

"Ayo terus terus" Ucap Sheffa sambil mengacungkan handphone, mengambil video, ntah datang dari mana membuat Nindy dan Candra terperanjat, "Lagi dong anjir, mau gue upload ke tiktok" Sheffa masih mengacungkan handphone nya, dengan muka Nindy dan Candra yang terpelongo dengan bibir yang terbuka sedikit dan mata yang menatap linglung.

"ah anjir ga asik" Fachri menoyor kepala Sheffa pelan, Sheffa berdecak, lalu mendekat ke grobak batagor, dan membeli batagor untuknya Awa dan Falih.

  






a.n

ASYIKKKKKK NINDY SI SAD GERRLLLL


                       


PERMATA HIJAU SQUADHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin