24

29 3 7
                                    

"ini lo berdua beneran gak daftar osis bareng yang lain?," tanya Ghania ke Nadya yang Jesya baru saja duduk di pinggir lapangan depan ruang waka kesiswaan.

Nadya asik menyeruput minuman tehjus yang berada di tangan kanannya, sementara Jesya fokus melihat ke lapangan melihat orang bermain bola.

Nadya menggeleng kan kepalanya, Ghania yang berada di depan mereka jadi menghembuskan nafas kasar tak tau lagi mau memujuk bagaimana.

"tes aja dulu, yang penting ada pegangan, kalian udah kelas sebe–," ucapan Ghania jadi terhenti saat Jesya menepuk nepuk pahanya menyuruhnya untuk melihat siapa yang ia tunjuk.

"ITU ITUU, ABANG IRSYADDD," Jesya heboh menepuk nepuk paha Ghania membuat Ghania membalikan badan, ikut heboh melihat kakak kelasnya yang sedang berlarian di lapangan.

"LAH MAIN BOLA?, TUMBEN" Nadya jadi ikut berseru, iseng melihat ke lantai dua gedung yang berada di sebelah kanannya  teman teman perempuan sudah berteriak heboh melihat dari lantai dua.

"IYA KAN, LIAT PADA HEBOH SEMUA," ucap Jesya menyahuti omongan Nadya. mengambil handphone disaku bajunya mulai merekam untuk bahan instastory nya.

"siapa yang gak heboh anjir liat ketua rohis main bola?, gue wanita independen gini juga bisa goyah." kata Ghania dengan wajah yang memerah, Nadya yang melihat ekspresi tersebut mendelik.

"independen banget ya je, padahal lagi baper sama anak osn biologi." sindir Nadya sambil menyeruput minuman nya.

"apaa sii." elak Ghania dengan wajah yang memerah ia menepuk pelan bahu Nadya.

"jadi lo berdua beneran gak daftar ni??," Ghania mengulang pertanyaan yang ia ulang berpuluh kali.

Jesya dan Nadya menggeleng kan kepala tak ingin mengikuti osis, lebih milih untuk menjadi anak PD karna katanya lebih mudah sekalian cari orang dalam.

"gaakk mauu, osis sibuk. skip" tolak Nadya mentah mentah dengan mata yang masih fokus melihat ke lapangan bola.

Ghania mencibir, menghembus nafas kasar "yaudah, gue mau ke ruang osis, bye." pamitnya, lalu pergi meninggalkan Nadya dan Jesya yang masih asik melihat kakak kelas idamannya bermain bola.

**

Nindy berjalan menuju ruang osis bersama Hila, mereka akan rapat mengenai pendaftaran osis berhubung mereka mpk jadi diikut sertakan karna mpk kelas 11. masih asik dengan ceritanya tentang ia dan gebetannya yang sudah memunculkan tanda tanda jadian, sementara Hila hanya mangut mangut saja.

"terus dia bilang gini ke gue, lo cantik tau, gausah insecure gitu" nindy memeragakan cara bicara yonju dengan wajah yang merona.

"terus terus," sahut Hila ogah ogahan, "lo tu lebay banget, MASA DI GITUIN AJA GOYAH SI? lemah banget iman lo." omel Hila membuat Nindy mencibir kesal tapi masih meracau tak jelas dengan muka yang masih merona.

Nindy yang berjalan sambil meracau tak jelas, jadi mengernyitkan dahi menyadari temannya sudah tak ada di sebelahnya lagi.

memutar badannya, lalu menyipitkan mata berjalan mendekat ke arah temannya. ia melebarkan matanya lalu menghela nafas lirih.

mendelik melihat Hila yang menunduk merona menyapa mantannya dengan lembut, nindy berjalan cepat mendekati Hila, ini yang lemah iman siapa dah batin nindy.

"heh, jauh jauh lo. mundur 5 meter" ucap Nindy lalu berdiri di tengah tengah keduanya membuat Afif jadi mengumpat pelan karena kaget dengan Hila yang tersentak.

"apa sih nindoy, gue cuma nyapa temen lo doang." jelas Afif dengan wajah tak terima, Nindy menggerak gerakan bibir bawahnya, mencibir.

Nindy mendekat ke Hila lalu berbisik pelan, "iman lo yang lemah." ledek Nindy ke Hila yang membuat hila mengumpat di dalam hati.

"ngapain sih lo ganjen ke temen gue, bukannya udah ada pacar ya? siapa? kakak kelas kan, gausah genit. nanti Hila yang di labrak" Jelas nindy dengan raut tak suka.

Hila yang mendengar omongan nindy, melebarkan mata, menatap temannya meminta kejelasan maksud dari omongan nindy tersebut.

"dah, meet and greet nya sampai disini dulu. mau rapat bosss." ucap Nindy dengan tegas, lalu menarik Hila menuju ruang OSIS.

Hila menatap Afif dengan tak enak hati, "eh duluan ya, hehe." sapa Hila dengan ia yang tertarik oleh nindy.

Nindy menarik Hila menjauh dari Afif dengan Hila yang tergopoh-gopoh menyamakan langkah nya dengan Nindy.

"apaan si, lo iri?" Hila menghentakan tangannya yang di tarik Nindy jadi terlepas.

"ga usah ikut campur, lagian udah nggak ada hubungan apa apa lagi. kasian tau kalian gituin dia terus terusan" jelas Hila yang tak terima dengan perlakuan nindy tadi.

Nindy terdiam, tak sadar kalau dia tadi keterlaluan atau emang selama ini Hila tak senang dengan sikap teman temannya yang terlalu ikut campur?

Nindy berdehem mencairkan suasana yang canggung, "Bercanda doang la, kalau nggak digituin nanti pacarnya yang kesekian ngelabrak lo lagi, baru berapa bulan putus tapi udah 2 pacar dia yang ngelabrak lo. gimana ngga jengkel gue sama yang lain" Nindy menjelaskan ke Hila yang hanya diam di depannya.

Hila menghembuskan nafas kasar, "dia cuma nyapa doang, jangan ngomong yang buat hati orang sakit nin." ucap Hila lalu masuk ke dalam ruang osis dengan suasana hati yang redup.

Nindy menatap punggung Hila dengan tak enak hati, berniat meminta maaf ke afif nanti di kelas.

**

"Jadi sekarang lo udah putus sama hasan?" tanya Shefa ke Aira, aira menganggukan kepala sambil fokus dengan drama korea yang tayang di TV.

"Bagus deh, namanya kayak bapak bapak. emang kamu gak malu dek?" celetuk Alif yang sedang membuka Kulkas untuk mengambil minuman.

Aira menatap sinis Alif tak terima dengan ucapan Alif tapi ada benarnya nama mantannya itu mirip dengan wali kota yang ada dikota mereka.

"BANG! DIA LAGI BERDUKA. nyeletuk aja kerjaannya" Bela sheffa, lalu menepuk nepuk bahu Aira dengan maksud menenangkan temannya.

"tapi bang alif bener sih ai," bisik sheffa membuat aira jadi menatap sheffa kesal tak terima.

"jadi," Alif duduk di sofa sebelah aira sambil membawa ciki yang berada di tangan kirinya, "kenapa bisa putus?" tanya bang alif.

"kepo bener deh" balas aira acuh tak acuh membuat alif mendelik.

sheffa menatap kakak beradek itu bergantian, mengerjapkan matanya "hasan gak kuat ldr katanya," celetuk sheffa mewakili Aira.

Aira jadi melotot, lalu mencubit paha sheffa geram membuat sheffa jadi berteriak kesakitan lalu menyembunyikan mukanya dengan bantal. ia sudah tau, dalam hitungan ke 3 abangnya akan tertawa.

1

2

3

"LDR?????, BEDA SEKOLAH DOANG HAHAHAHAHA LEBAY BENER" tawa alif meledak mendengar jawaban sheffa.

"iyakan, aneh emang padahal bisa ketemu juga, rumahnya juga nggak jauh dari permata hijau," kata sheffa ikut bingung.

"Nemu dimana sih ai, kok dapat pacar aneh gitu" ledek bang alif masih dengan tawanya yang belum hilang.

"Sheffa anjis loooo, ngambek gue" aira berdiri lalu keluar rumah dengan berjalan cepat ingin pergi menjauhi tawa abangnya yang menjengkelkan.

"lah kok akuuu," sheffa mengikuti aira yang sedang ngambek dengannya.

a n

yh sgini aja tau pendek tp ini draft jd lumayan bisa di edit dikit trima kash smg berkah.

SUDH UP YH TEMAN Q JANGAN TAGIH DI GRUP WA LGI AK UP 1 KLI 1 SEMESTER

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PERMATA HIJAU SQUADWhere stories live. Discover now