17 - 11 IPA 4

40 16 25
                                    




"HAH JADI LO BENERAN PINDAH?" Jesya menutup mulutnya, melebarkan mata. lalu menunjuk Nindy yang memakai seragam yang sama sepertinya.

"Aira juga????!!" Jesya melihat Aira yang berada di sebelah Nindy merapikan dasinya lalu mengambil kaca dan merapihkan poninya yang berantakan.

"iya kenapa sih emangnya" Nindy jadi menatap Jesya malas, sementara Jesya masih ternganga menunjuk nunjuk seperti orang gila.

"kal, gue tebak ni ya, faqih juga pindah" Jesya menoel noel pundah Haikal, manarik lengan baju haikal ke samping.

Haikal yang sedang ngobrol dengan temannya jadi berdecak kesal, lalu menatap Jesya malas, "ck, ngapain si" katanya lalu membenarkan lengan bajunya.

"ayo taruhan, pasti Faqih pindah juga, noh majikannya aja pindah" kata Jesya ke Haikal, menunjuk Nindy yang menatapnya sinis.

"emang pindah" jawab Haikal dengan santai, lalu pindah dari sebelah Jesya, tak ingin berada di sebelah temannya yang gila itu.

Jesya jadi ternganga, kaget. kenapa jadi banyak yang pindah, mang depresi bet sampe pindah dari sekolah negri.

Mika mendekat ke kerumunan teman temannya, lalu berhenti saat melihat dua orang asing yang berada di dekatnya, namun mereka terlihat santai ngobrol bersama Jesya.

"je" mika menepuk pelan bahu Jesya membuat Jesya jadi terperanjat, lalu menyuruh mika untuk mendekat ke dia.

"sebenarnya gak mau tau juga gak papa, karna mereka gak penting," kata Jesya tiba tiba, Mika mengernyitkan dahinya, tak tau arah pembicaraan Jesya kemana.

"ini Anindya Syafitri, satu lagi Aira Azalea" Jesya memperkenalkan teman temannya, lalu menunjuk Nindy dan Aira bergantian.

Nindy yang sudah tau arah pembicaraan Jesya tadi, hanya tersenyum tertahan. sementara Aira sudah menarik tas Jesya membuat Jesya mengumpat kesal.

"Mikaela, Mika" Mika mengulurkan tangan ingin berjabat tangan, lalu mereka saling berjabat tangan.

"Saya nikah kan, anak putri saya mikela mika dengan anindya bucin" Celetuk Jesya iseng saat melihat Mika dan Nindy berjabat tangan. Aira di sebelah nya tertawa terbahak bahak, lalu terduduk tak kuat lagi.

"gaje bet lo" Ucap mika dengan sinis,

"ketemu orgil ini dimana?" Tanya mika iseng ke Nindy.

"Selokan depan" ucap Nindy membalas jokes mika, lalu jadi tertawa bersama.

"ini kita ngapain si disini?" Jesya mengeluh, lalu jongkok karna sudah capek, "nin kita ngapain si"

"kan ini sekolah elu" katanya nyolot, Jesya mengerak gerakan bibir bawahnya mengejek.

"Lama banget elah, Nadya sama Sheffa beli dasi kok lama banget" gerutunya, lalu memainkan pasir pasir kecil di depannya, baru saja ingin menggenggam pasir, tanganya di gerak gerakan oleh Mika membuatnya jadi mendecak kesal, lalu mendongak menatap Mika sinis.

"Nah datang" celetuk Aira melihat Nadya dan Sheffa berlarian kecil ke tempat mereka di pinggir lapangan.

"Lama amat" sindir Nindy, Nadya jadi melotot kesal, "bacot deh anak baru" katanya sambil memutar bola matanya sinis.

**

"ha elah, kal bapak lu noh" Nadya menunjuk guru yang sedang berdiri di atas mimbar, memberi amanat upacara.

"Bapak lu itu, hendri" katanya lagi, menunjuk nunjuk kecil.

"Nama doang mirip anjir" Haikal jadi membalikan badan, melotot kesal ke Nadya.

PERMATA HIJAU SQUADحيث تعيش القصص. اكتشف الآن