26. Moan

28.3K 2.5K 71
                                    

"Untuk sementara, mau tak mau, kau harus mengenakan gaun milik Rosabelle. Kau tak mungkin memakai jubahku hingga kita kembali ke istana" ucap Alexander sembari menyodorkan sebuah gaun berwarna pink dengan hiasan yang sangat ramai, khas Rosabelle.

Adelaide menggigit bibir bawahnya. Untuk sebentar, hatinya meragu. Adelaide sangat membutuhkan gaun saat ini, mengingat dirinya tak mengenakan apapun dibalik jubah tipis Alexander, selain itu, dirinya juga merasa kedinginan saat ini.

Namun, saat Adelaide melihat gaun milik Rosabelle yang terlihat seperti anak – anak itu, Adelaide bergidik ngeri. Reputasinya sebagai Ratu yang terkenal akan keanggunannya pasti akan rusak karena gaun itu

"Pakai. Ini perintah" ucap Alexander yang sepertinya mulai kesal karena Adelaide tak kunjung menerima gaun itu

Dengan setengah hati, Adelaide akhirnya meraih gaun itu, "Baik, Your majesty", ucap Adelaide dengan hati yang terasa sangat berat

Setelah Adelaide meraih gaun itu, Alexander tak kunjung membalikkan tubuhnya. Oh, tentu saja, Adelaide tak mungkin meminta pria itu untuk membalikkan tubuhnya agar Adelaide bisa bebas memakai gaun, secara, pria itu tadi sudah menunjukkan keotoritasannya sebagai seorang penguasa

Bak wanita yang sudah tak tau malu lagi, Adelaide lantas memutuskan untuk memutar tubuhnya membelakangi Alexander. Adelaide tau, harga diri dan reputasi bagi dirinya serta ayahnya sangat penting, namun di depan Alexander, sepertinya hal itu sudah tidak penting lagi.

Dengan gerakan sangat lembut, Adelaide menurunkan jubah tipis milik Alexander yang sedari tadi menutupi punggung hingga setengah pahanya. Tentu saja, Alexander memperhatikan tingkah istrinya yang terlihat sangat elegan namun menggoda disaat yang bersamaan

Glek.

Alexander meneguk ludahnya dengan kasar ketika pria itu dapat melihat dengan jelas bentuk tubuh polos istrinya pertama kali setelah 5 tahun pernikahan mereka. Alexander tak ingin mengakui ini, namun, istrinya itu terlihat begitu matang dan menggoda dibandingkan wanita simpanannya.

Kepala Alexander terasa berkunang – kunang ketika Adelaide membungkukkan tubuh polosnya agar wanita itu bisa menaikkan gaun pink cerah yang sudah teronggok di atas tanah.

"Keparat" maki Alexander pelan dengan nafasnya yang sudah memburu cepat

Adelaide jelas – jelas masih bisa menangkap umpatan kasar Alexander itu, tapi sebisa mungkin, Adelaide mencoba untuk tetap tenang dan memakai gaunnya dengan gerakan lembut. Adelaide tak tau, apakah pria itu mengeluarkan makian karena Adelaide yang terlalu lamban memakai gaun atau karena Adelaide telah memakai gaun milik wanita simpanannya

"Your majesty, bisakah kau menarik pengaitnya?" tanya Adelaide sembari menatap Alexader yang ada di belakangnya

Tanpa mengatakan apapun, Alexander melangkahkan kedua kakinya mendekati Adelaide. Lagi – lagi, pria itu menegak ludahnya dengan kasar ketika ia melihat punggung halus Adelaide. Pikiran kotor mulai memenuhi kepala Alexander.

Alexander memejamkan matanya dengan kesal ketika pikiran kotor itu mulai menguasai dirinya. Karena tak ingin tergoda lebih lama lagi, Alexander langsung mengaitkan pengait berupa tali berbahan satin pada lubang pengait yang ada di bagian belakang gaun itu.

Entah karena Alexander yang tak bisa berpikiran jernih atau karena pria itu memang memiliki tenaga yang kuat, pria itu menarik kuat tali pengait itu hingga membuat wanita yang memakai gaun itu mengerang sakit dengan suara halus

"Kenapa kau mengerang?!" geram Alexander frustasi dengan kedua netranya yang nampak sudah dihiasi oleh kabut gairah

"Maafkan aku Your majesty"

AdelaideWhere stories live. Discover now