11. You're Crazy

27.6K 3.2K 301
                                    

Ratu Adelaide menyandarkan punggungnya di atas headboard ranjang mewahnya, dari sudut mata emeraldnya, sang ratu menatap suaminya yang sedang sibuk menghidupkan pemanas di tungku yang ada di dalam kamar Adelaide

Adelaide menggigit bibir bawahnya ketika ia melihat Raja Alexander melepaskan jubah bulu serigalanya dari tubuh kekarnya. Dari ranjangnya, Adelaide bisa dengan leluasa melihat betapa luar biasa mengaggumkannya punggung milik Alexander.

Entah kenapa, jantung Adelaide berdebar halus ketika ia membayangkan dirinya melingkarkan kedua tangannya di tubuh kekar itu dari belakang dan meletakkan kepalanya di atas punggung kekar milik pria itu.

Untuk pertama kali dalam hidup, Adelaide merasa iri dengan Rosabelle, seorang wanita yang derajatnya berada jauh dibawahnya.

"Bagaimana? Apa sudah hangat?" tanya Alexander sembari bangkit dari posisi berjongkoknya

"Ah, sudah. Terimakasih Your majesty" ucap Adelaide sembari menatap Alexander yang mulai melangkahkan kedua kakinya mendekati kursi panjang empuk yang berada tak jauh dari ranjang Adelaide

Dari sudut mata emeraldnya, Adelaide bisa menangkap bercak kemerahan di atas dada suaminya itu. Kini, Adelaide tak bisa berpikir positif lagi. Adelaide yang sudah membaca novel vulgar yang sangat erotis itu bisa menebak bahwa bercak kemerahan itu berasal dari Rosabelle.

Ah... apakah Alexander dan Rosabelle bermain sebelum pria itu mendatangi Adelaide?

"Your majesty, kenapa kau masih berada disini?" tanya Adelaide saat ia melihat Alexander duduk tanpa melakukan apapun di kursi panjang yang ada di dekat ranjang Adelaide

"Apa aku dilarang disini?" tanya Alexander balik sembari menaikkan salah satu alisnya tinggi – tinggi

"Tidak, tentu saja tidak, Your majesty. Tapi... dibandingkan membuang – buang waktu tak berguna disini, bukankah lebih baik jika Your majesty menemani Rosabelle tidur? Wanita itu sangat sering mimpi buruk" ucap Adelaide dengan lancar yang membuat sebuah kerutan halus menghiasi dahi Alexander

Mata biru Alexander menyoroti wajah pucat Adelaide dengan tatapan tajam yang tak bersahabat. Oh come on, Adelaide hanya mengutarakan pendapatnya, tapi kenapa pria itu bertindak seolah – olah Adelaide telah melakukan sebuah pelanggaran yang sangat fatal?

"Kau tak suka aku ada disini?" tanya Alexander lamat – lamat

Adelaide tergelak dan mengedipkan matanya beberapa kali. Sungguh, ia tak bermaksud untuk membuat Alexander merasa tak nyaman

"Tidak"

"Kau suka ada disini?"

"Tidak!" jawab Adelaide dengan cepat dan sedikit keras sembari membelalakan matanya

Tentu saja, tindakan Adelaide itu membuat Alexander sedikit terkejut. Ia menatap aneh Adelaide. Melihat tatapan aneh itu, Adelaide langsung merutuki dirinya. Bisa – bisanya Adelaide melupakan etiket seorang wanita bangsawan, setelah ini, Alexander pasti akan memandangnya sebelah mata.

"Maafka---

"Adelaide!"

Baru saja Adelaide hendak mengucapkan kalimat permintaan maafnya kepada Alexander atas tindakan tak sopannya, namun suara gebrakan pintu kamarnya yang terdengar sangat keras serta suara seorang pria yang sangat dikenalnya membuat Adelaide menghentikan kalimatnya sebelum kalimat itu selesai diucapkan

Baik Adelaide dan Alexander langsung melemparkan tatapan mereka ke sumber suara itu.

Disana, Pangeran William dengan jubah tidurnya berjalan dengan tergesa – gesa mendekati Adelaide. Tanpa memperdulikan keberadaan Alexander di kursi panjang kamar itu, William menggiring dirinya untuk duduk di sisi ranjang Adelaide. Kedua tangan kekar William bergerak untuk menangkup wajah pucat Adelaide dengan gerakan lembut.

AdelaideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang