2. Status

40.2K 3.6K 832
                                    

Wanita bernetra hitam itu menatap terkejut saat ia melihat pria yang sedari tadi menjadi fokus pandangannya tiba – tiba menghilang dari lantai dansa. Lantai dansa itu kini dipenuhi oleh Ratu Adelaide, istri pria itu, yang nampaknya tengah berbincang – bincang singkat dengan para tamunya

Rasanya, wanita bernetra hitam itu ingin menangis saat ini juga. Padahal, wanita bernetra hitam itu sudah berharap jika pria itu akan menemuinya dan membawanya keluar dari ruangan yang dipenuhi oleh kaum bangsawan ini.

Tanpa sengaja, netra hitam wanita itu yang sudah berkaca – kaca bertubrukan dengan netra emerald milik ratu kerjaan ini.

Wanita bernetra hitam itu membaca gerakan bibir ratu yang sangat dikaguminya itu dengan lamat – lamat. Butuh 5 kali perulangan dari Ratu Adelaide sampai wanita bernetra hitam itu berhasil menemukan kalimat yang sudah berulang – ulang keluar dari mulut ratu yang sudah dianggapnya sebagai kakaknya sendiri itu.

"Your majesty ada di taman. Temui dia"

Tiba – tiba kesedihan wanita bernetra hitam itu menguap saat ia mengulang kalimat itu di dalam hatinya. Netra hitam itu berbinar – binar menatap Ratu Adelaide, penyelamatnya.

Tanpa menunggu lama, wanita bernetra hitam itu menggumamkan kalimat terimakasih dan melakukan gesture membungkuk bak wanita – wanita bangsawan yang sering dilihatnya selama ia berada di kediaman megah ini

Ucapan terimakasihnya itu dibalas dengan sebuah anggukan dan senyum elegan dari Ratu Adelaide.

Kedua kaki wanita bernetra hitam itu kemudian melangkah dengan cepat menuju ke taman kerajaan. Saat ini, karena suasana kerajaan sedang ramai oleh para tamu, wanita bernetra hitam itu yakin bahwa prianya kini tengah berada di taman belakang kerajaan. Taman yang pastinya sepi karena hanya bisa dimasuki oleh keluarga kerajaan saja

Tak. Tak. Bugh.

Karena wanita bernetra hitam itu berlari dengan kencang dan tak sabaran, wanita itu tak memperhatikan sebuah batu yang ada dihadapannya. Kini, wanita itu sudah terjatuh terjerembab di atas rerumputan yang terasa lembab karena baru saja terkena hujan.

Sebuah ringisan keluar dari mulut wanita itu saat ia merasakan rasa perih menjalari siku dan lututnya. Sebisa mungkin, wanita bernetra hitam itu berusaha untuk bangkit dari posisinya. Namun sayang, dirinya yang terlalu lemah itu tak bisa berbuat apapun

Wanita itu mulai terisak – isak kecil.

"Apa saat ini kau hendak menggoda pria bangsawan lainnya? Apa kau tak puas hanya dengan memiliki His majesty"

Deg.

Suara dingin dan menusuk itu berhasil membuat wanita bernetra hitam tersebut mendongakkan kepalanya.

Kedua netra hitamnya bertubrukkan dengan kedua netra biru milik pria yang tengah berdiri dengan angkuh di hadapannya tanpa mau membantunya untuk berdiri. Wanita bernetra hitam itu kenal siapa pria tersebut, ia adalah adik dari pria yang sedang dicarinya.

Dia adalah Pangeran William Frederick Ernest. Salah satu dari sekian keluarga kerajaan yang terang – terangan menyoroti wanita bernetra hitam itu dengan pandangan penuh kebencian

"Prince William! Apa yang kau lakukan padanya?!?"

Sebuah sentakan penuh kemarahan berhasil mengahlihkan perhatian wanita bernetra hitam itu dari wajah tak bersahabat milik Pangeran William.

William mengendus kasar dan menolehkan wajahnya dengan gerakan acuh ke sisi lain dari taman itu saat William melihat kakaknya tengah bersimpuh untuk menolong wanita simpanannya yang sangat suka cari perhatian itu

AdelaideWhere stories live. Discover now