7. Bet

25.3K 2.9K 21
                                    

Ratu Adelaide menatap beberapa pengawal kerajaan yang sedang sibuk berlatih pedang. Adelaide menatap pemandangan itu dengan tatapan kagumnya, mungkin, hal ini salah satu dari sekian keuntungan yang didapat oleh Adelaide karena dirinya merupakan ratu di kerajaan ini. Adelaide tak perlu meminta izin dari siapapun untuk dapat memasuki tempat latihan ini

Pengawal – pengawal kerajaan itu nampaknya tak merasa terusik dengan kedatangan Adelaide. Ah... melihat wanita secantik dan sebaik Adelaide, siapa yang akan merasa terusik?

"Adelaide!"

Adelaide tersentak kaget ketika namanya dipanggil dengan sangat keras. Mata emerald wanita itu yang sedari tadi memandang kagum ke pedang milik para pengawal kerajaan langsung berpindah dengan cepat untuk mencari sumber suara tersebut

"Prince William, seharusnya anda tidak perlu berteriak seperti itu, saya akan tetap mendengar anda" ucap Adelaide ketika ia melihat teman sekaligus adik iparnya tengah melangkah mendekatinya sembari membawa sebilah pedang besar di tangannya

William hanya menyeringai kecil dan mengendikkan bahunya. Tanpa mengatakan apapun, pria itu melangkahkan kakinya menuju ke tempat dimana para pengawal kerajaan tengah berlatih.

Adelaide sedikit merasa tertarik ketika ia melihat William tengah berdiskusi dengan para pengawal kerajaan itu. Sepertinya, William tengah menawarkan sesuatu kepada para pengawal tersebut, Adelaide dapat merasakannya dari wajah para pengawal yang terlihat semakin sumringah

Ah... sudahkah Adelaide mengatakan bahwa William merupakan seorang ksatria yang sangat ditakuti di kerajaan ini? Meskipun kemampuannya masih berada di bawah Alexander, kakaknya, namun kebringasan William di medan perang tak perlu diragukan lagi.

Apalagi selama satu tahun belakangan ini, Alexander sibuk memanjakan wanita simpanannya sehingga seluruh urusan peperangan dilimpahkan kepada William. Tentu saja William menyanggupinya karena pria itu sangat suka dengan berbagai pujian yang diberikan oleh banyak orang setiap kali dirinya memenangkan perang

"Your majesty, kami sedang bertaruh" adu William tiba – tiba sembari berlari – lari kecil ke arah Adelaide

"Bertaruh?" tanya Adelaide yang binggung dengan arah pembicaraan William

"Ya. Kami menjadikanmu bahan taruhan kami"

Deg.

Adelaide tergelak kaget ketika ia mendengar ucapan William. Tanpa bisa dikontrol, wanita itu melangkah satu langkah ke belakang dengan matanya yang sudah menatap William dengan tatapan horror.

Adelaide masih ingat alur cerita salah satu novel vulgar yang baru saja diberikan oleh Maida kepadanya tadi pagi. Di buku itu, diceritakan jika sang pemeran utama wanita dijadikan bahan taruhan, cerita terus bergulir hingga akhirnya wanita itu dikurung di sebuah istana dan harus memuaskan banyak pria hidung belang.

Tidak! Apa Adelaide akan berakhir seperti itu juga?

"Ah... ini bukan seperti apa yang kau pikirkan, Your majesty" ucap William sembari tertawa kecil ketika ia melihat wajah ketakutan dan binggung milik Adelaide

"Lalu, jelaskan apa maksudmu menggunakanku sebagai bahan taruhan, Prince William? Apa kau sudah lupa siapa aku?" tanya Adelaide sembari menatap tajam William.

Well... Adelaide tak akan pernah membiarkan rasa takut dan binggung membutakan dirinya. Bagaimanapun juga, Adelaide adalah seorang ratu, ia memiliki kuasa yang tak terbatas di kerajaan ini.

"Justru karena kau adalah ratu, aku menjadikanmu bahan taruhan!"

Gila!

Adelaide menggelengkan kepalanya tak percaya saat mendengar bagaimana kalimat itu meluncur dengan bebas dari mulut William.

AdelaideWhere stories live. Discover now