14. Shameless Woman

25.8K 3.2K 226
                                    

Matahari mulai muncul malu – malu dari timur, seolah – olah ia tak ingin menatap sekelompok manusia yang sudah bangun dan mengerjakan tugas mereka masing – masing dengan begitu semangat. Meskipun hutan itu masih disinari sedikit cahaya sang surya serta angin yang masih bertiup menghantarkan rasa dingin yang menggetarkan tulang, namun sekelompok manusia itu tetap semangat. Pagi ini, mereka akan kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan awal mereka.

"Your majesty, apa anda benar – benar akan menaiki kuda? Kenapa anda harus menaiki kuda saat kerajaan sudah menyiapkan kereta untuk anda" ucap Maida sembari menggulung surai kecoklatan milik Adelaide menjadi satu

"Sebentar lagi kita akan sampai, aku ingin melihat – lihat pemandangan sekitar, jadi jangan larang aku untuk menaiki kuda" ancam Adelaide dengan suara lucunya yang membuat Maida menghela nafasnya dengan kasar

Ratunya itu memang sangat keras kepala, Maida benar – benar tau hal itu. Membujuk Adelaide untuk mengurungkan niatnya adalah hal yang sangat mustahil terjadi

Setelah Maida selesai menggulung rambut Adelaide dan memberi sedikit perona pada pipi putih Adelaide, Adelaide langsung melangkahkan kedua kakinya menuju ke luar tenda perkemahannya. Di luar tenda, Adelaide bisa melihat banyak pengawal serta pelayan yang berjalan kesana – kemari, mereka nampak sibuk.

Karena tak ingin hanya berdiri dan menatap kesibukan para bawahannya itu, Adelaide lantas melangkahkan kedua kakinya menuju tempat dimana kuda – kuda milik rombongan diistirahatkan. Sebelum benar – benar pergi, akan ada baiknya jika Adelaide memilih kuda untuk digunakannya nanti.

Adelaide menatap seekor kuda berwarna coklat gelap yang terlihat begitu gagah dibandingkan kuda – kuda lainnya. Kuda itu tampak begitu segar dibandingkan kuda – kuda lain yang diikat bersamanya, seolah – olah kuda itu memang sudah mempersiapkan diri untuk melayani tuannya di pagi yang masih terasa dingin ini.

Secara perlahan namun pasti, Adelaide melangkahkan kakinya untuk mendekati kuda berwarna coklat gelap itu. Sesampainya di hadapan kuda itu, tangan Adelaide terulur untuk mengelus lembut puncak kepala kuda berwarna coklat itu.

Adelaide menginginkan kuda itu!

Adelaide baru saja hendak membalikkan tubuhnya dan mengumumkan pada para rombongannya jika ia menginginkan kuda coklat yang terlihat gagah itu, namun suara seekor kuda yang tiba – tiba menjerit kecil membuat Adelaide menghentikan langkahnya

Disana, Adelaide melihat kuda berwarna putih bersih tengah menatap Adelaide dengan tatapan yang diselimuti kesakitan. Ada yang salah dengan kuda itu. Tanpa pikir panjang, Adelaide melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati kuda itu.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat kesakitan?" tanya Adelaide lembut sembari mengarahkan tangannya untuk membelai puncak kepala kuda itu. Disaat Adelaide mendaratkan tangannya di atas kepala kuda itu, kuda itu kembali menjerit kecil

Dengan sebuah kerutan yang menghiasi dahinya, Adelaide memutuskan untuk meneliti tubuh kuda yang ditutupi surai berwarna putih bersih itu. Semuanya baik - baik saja, hingga kedua netra emerald milik Adelaide menangkap seekor hewan berwarna hitam yang terlihat sedang menikmati waktunya untuk menikmati darah dari kuda malang itu.

Itu seekor lintah!

Tanpa ada rasa takut atau jijik sekalipun, Adelaide langsung mengarahkan tangannya untuk menarik lintah itu dari kaki kuda putih itu. Kuda itu sempat menjerit kecil karena gerakan kasar Adelaide.

Adelaide melemparkan lintah yang perutnya seperti hendak pecah itu ke atas tanah dan tanpa ampun, Adelaide menginjak lintah itu hingga lintah itu mengeluarkan darah yang tadi sudah dinikmatinya dari tubuh kuda putih yang malang itu.

AdelaideWhere stories live. Discover now