CHAPTER 38

5.4K 357 26
                                    

"Mommy, ayo naik yang itu" rengek Younghoon dengan menarik-narik ujung baju yang Jisoo pakai.

Setelah turun dari bermain wahana kuda-kudaan, Younghoon malah ingin mencoba menaiki wahana yang lumayan menakutkan,

Bagi Seokjin.

Jisoo lantas menatap Seokjin yang tengah berusaha mengumpulkan keberaniannya. Jisoo sedikit ragu jika ia harus menyetujui permintaan anaknya. Tapi, ia juga tidak rela jika menolak itu.

Seokjin meneguk ludahnya dengan susah payah. Ia sedikit gemetar melihat salah satu wahana yang Younghoon tunjuk tadi. Seokjin melihat Younghoon yang ingin menangis, jika saja permintaannya tidak di kabulkan. Belum naik saja, Seokjin sudah berpikiran yang tidak-tidak, apalagi jika sudah menaiki wahana itu, mungkin phobia Seokjin sudah kambuh.

Coba tebak, wahana apa yang membuat Seokjin bergedik  ketakutan?

Kereta-keretaan? Salah.

Rumah hantu? Salah juga.

Kincir angin? Benar.

Kincir angin itu bukan kincir angin seperti biasa pada umumnya. Melainkan itu adalah kincir angin raksasa yang tingginya tidak main-main. Ya, walaupun wahana itu tidak berjalan kencang, tapikan tetap saja itu membuat phobia Seorang Kim Seokjin kambuh. Hahah

Kalian pasti tau, jika Seokjin mempunyai phobia pada ketinggian. Begitupun dengan Jisoo, maka dari itu ia ragu untuk menyetujui permintaan anaknya.

"Ayo kita naik."

Jisoo membelalakkan matanya kaget. Bagaimana bisa Seokjin menyetujuinya, apa pria itu sudah lupa dengan Phobia nya, ataukah phobia itu sudah hilang tanpa Jisoo ketahui.

"Yeeeyyy. Ayo Mom, Daddy udah setuju tuh."

Jisoo masih belum bergerak sedikit pun. Sampai akhirnya, Seokjin membisikkan sesuatu yang membuat Jisoo menggerakkan badannya lagi.

Mereka berjalan menuju wahana kincir angin raksasa itu. Raut wajah senang dan gembira sangat terpampang jelas di wajah Younghoon. Bocah itu menggandeng tangan kedua orang tuanya sambil bersorak riang.

Hingga akhirnya untuk giliran mereka naik. Jelas, Younghoon dan Jisoo cukup gembira, tapi tidak dengan Seokjin. Pria itu justru tengah berusaha mengumpulkan keberaniannya saat mereka sudah diatas nanti. Walaupun raut wajahnya tidak begitu jelas terlihat, tapi Jisoo bisa merasakan ketakutan yang dimiliki Seokjin. Oleh karena itu, Jisoo menggenggam tangan Seokjin dan berusaha membuat Seokjin rileks agar tidak terlalu takut.

"Mom, liat deh, itu selu banget pelmainannya" Jisoo menolehkan kepalanya kearah Younghoon menunjuk. Lalu, ia hanya tersenyum.

"Younghoon mau kesana?" Bocah itu mengangguk. "Kapan-kapan aja ya, sayang. Kasihan tuh Daddy kamu, dia udah capek banget" Younghoon menatap Seokjin yang tengah memejamkan matanya sambil menggenggam erat tangan Jisoo.

"Daddy kenapa melem?" Dengan cepat Seokjin membuka matanya. Ia tersenyum kikuk saat anaknya bertanya demikian.

Tidak mungkinkan jika Seokjin menjawab jika dirinya tengah ketakutan setengah mati. Yang ada, nanti harga dirinya sebagai seorang Daddy yang pemberani bisa jatuh nanti.

"Ah, Daddy cuman ngantuk aja kok. Hooaamm" jawab Seokjin dan diakhiri dengan pura-pura menguap.

Younghoon pun langsung men-cemberut-kan bibirnya. "Yah Daddy.." lirihnya.

Jisoo yang melihat itupun langsung mengelus kepala Younghoon. "Besok-besok kan bisa kita kesini lagi, lagian juga sekarang udah malem. Kita pulang aja ya"

"Yaudah deh, Mommy. Kacian Daddy udah ngantuk"

Seokjin tersenyum dalam diam. Akhirnya dirinya bisa turun dari wahana yang menakutkan baginya.

Bad Husband || Jinsoo (END)Where stories live. Discover now