CHAPTER 13

4.4K 368 16
                                    

Kini kedua CEO itu sedang menyantap makan siang nya. Seokjin lebih memilih restoran yang berada tidak jauh dari kantornya. Jackson tidak membantah, menurutnya makan di restoran atau dimana pun itu tidak penting, karna yang penting adalah topik pembicaraan yang akan ia sampaikan.

Piring makanan Jackson sudah habis, sedangkan piring Seokjin masih ada setengah lagi. Entahlah, sepertinya Jackson sangat bersemangat dengan topik yang akan ia bicarakan ini.

"Jadi gimana, Jin?" Seokjin menatap Jackson sambil mengunyah makanannya di dalam mulutnya.

"Apanya?" Tanyanya sesudah makanan itu tertelan.

"Tawaran gw tadi" Seokjin mulai mengerti. "Lu harus kasih gw barang yang paling berharga bagi hidup lu, dan gw akan ngasih empat puluh lima persen saham perusahaan gw buat perusahaan lu, gimana?"

Sepertinya Seokjin harus berpikir panjang. Tawarannya cukup menarik baginya, tapi apa yang harus barang apa yang harus ia serahkan. Apakah jam tangan rolex nya yang baru ia beli empat hari lalu, atau kah sepatu sneakers yang ia beli dengan harga empat juta won. Ah, atau kah.... Jisoo?.

"Kasih gw waktu buat ini"

"Hei, ayolah Jin. Tinggal bilang iya atau gak aja"

"Bukan itu masalahnya, gw gak tau apa yang harus gw kasih ke elu"

Jackson tersenyum smirk. "Oke. Gw akan kasih waktu dua hari. Tapi, kalo lu masih belum nemu juga, gw akan kasih saran buat barang apa yang harus lu serahin. Setuju?"

"Oke"

_______________

Kini Seokjin sudah sampai di apartemennya. Ia sengaja pulang cepat agar bisa memberi Jisoo sebuah kejutan. Maka dari itu, sekarang ia mengajak Jisoo untuk pergi bersamanya. Jisoo pun tidak membantah, ia terlihat sangat senang kala Seokjin mengajak untuk keluar rumah. Jujur saja, Jisoo sudah lama sekali tidak bepergian jauh dari apartemen Seokjin, paling tidak hanya ke minimarket dan kantor Seokjin.

Sekarang mobil milik Seokjin sudah terparkir di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi terlihat sangat elegan. Dengan segera Seokjin mengajak Jisoo untuk masuk kedalam.

"Ini rumah siapa, Seokjin?"

"Rumah kita lah" Jisoo diam sebentar, sejak kapan Seokjin beli rumah. "Mulai besok kita akan tinggal dirumah ini" Jisoo langsung menoleh ke Seokjin.

"Terus apartemennya gimana?"

"Ya kosong"

"Ish kamu mah, mending kita tinggal disana aja daripada kamu beli rumah, uangnya kan bisa kita tabung buat nanti kalo ada masalah"

"Sssttt... Diem deh." Seokjin mengajak Jisoo masuk kedalam.

Jisoo berdecak kagum. Ia sangat-sangat terpukau dengan interior rumah yang beli Seokjin. Sederhana tapi masih terlihat elegan. Suasananya juga masih asri karna terletak jauh dari perkotaan.

Seokjin mulai memperkenalkan tata letak rumah itu pada Jisoo. Pertama-tama ia bawa Jisoo ke ruang tamu, setelah itu ke taman belakang, dan terakhir, ke ruang tidur mereka berdua.

Jisoo kembali lagi berdecak kagum. Ternyata suaminya ini sangat handal dalam mendekorasi ruangan. Buktinya, ruang tidurnya sangat indah bahkan terlihat sederhana tapi masih ada sisi mewahnya.

"Suka gak?" Jisoo menatap Seokjin lalu mengangguk cepat. "Besok kita pindah kesini, gimana?"

"Beneran?" Seokjin mengangguk. Dengan cepat Jisoo memeluk Seokjin.

"Aku akan tinggal disini dengan orang yang aku sayang" ucapnya tanpa menoleh ke Jisoo, dan itu cukup membuat Jisoo menjadi salah tingkah.   "Kita ke taman depan yuk"

Bad Husband || Jinsoo (END)On viuen les histories. Descobreix ara