CHAPTER 17

4.4K 405 61
                                    

Aku seneng deh kalian komen kalo cerita ini konfliknya berat. Jujur, tujuan aku buat cerita ini emang mau bikin konflik yang agak berat, tapi ternyata respon kalian konfliknya malah terlalu berat ya heheh.

Mau nanya dong.
Kalo cerita ini end. Kalian mau sad ending atau happy ending. Eh tapi aku sukanya sad ending:>
Kalo kalian mau yang mana?

_______________

Seokjin kini sedang fokus dengan berkas-berkas kesayangannya. Ia mengerjakannya dengan sangat teliti. Suasana hatinya saat ini sedang sangat baik. Bahkan yang biasanya saat bertemu dengan pegawai ia hanya menatapnya, Sekarang ia mulai menyapanya. Dan itu membuat semua pegawainya kebingungan. Ada apa dengan bos nya ini?.

Pagi-pagi sekali Seokjin sudah berada di ruangannya. Walaupun semalam ia habis dari club dan bermain sebentar disana, tapi itu tidak menghalau dirinya untuk datang ke kantor sepagi ini. Bahkan Sowon-- sekretaris nya-- meminta ijin cuti karna ia masih malu untuk menampakkan wajahnya di depan Seokjin. Tapi Sekarang Seokjin juga bingung dengan kakaknya, Minhyuk. Kakaknya itu meminta ijin untuk cuti juga tapi Minhyuk memberitahukannya hanya lewat pesan saja. Saat Seokjin ingin menelpon, Minhyuk malah tidak menjawab panggilannya. Maka dari itu ia putuskan untuk menelpon lagi nanti saat jam makan siang, ia tidak mau mood paginya ini tiba-tiba hancur hanya karna Kakaknya.

Ngomong-ngomong soal Jisoo, Seokjin masih sedikit tidak rela. Ia masih kepikiran, apakah keputusannya itu benar atau tidak. Seokjin akui, Jisoo memang wanita baik hati dan juga sederhana. Ia juga sedikit terbantu dengan Jisoo. Tapi ya mau bagaimana lagi, perusahaannya kini sedang menurun jadi mau tidak mau Seokjin harus melakukan itu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Masuk"

Seokjin melihat tamunya, ia tersenyum kala tamunya itu berjalan mendekat kearahnya. Seokjin pun berdiri dan menyambut pria yang sedaritadi susah ia hubungi. Tapi sepertinya, raut wajah Hyung nya itu sedang tidak bersahabat.

"Hai, Hyung. Kok gak pake---"

Bugh!

Bukannya mendapatkan pelukan, Seokjin malah mendapatkan pukulan dari kakaknya. Seokjin tidak tau kenapa Minhyuk tiba-tiba meninju wajahnya. Seingatnya, ia tidak pernah melakukan kesalahan pada kakaknya itu.

"Lu kenapa sih, Hyung?"

Minhyuk menarik kerah kemeja Seokjin. "Kenapa? Lu bilang kenapa? LU YANG KENAPA?! NGAPAIN LU BUANG ISTRI LO KE ORANG LAIN CUMAN DEMI SAHAM DOANG?!! Lu bajingan banget tau gak."

Seokjin melepaskan genggaman tangan Minhyuk dari kerahnya. "Apaan sih, Hyung. Lu ngomong apaan, gak usah ngaco deh"

"Lu yang ngaco, setan. Lu gak usah pura-pura gak tau deh. Gw udah tau semuanya. Kalo emang lu gak butuh Jisoo di hidup lo, seharusnya lu gak usah nikahin Jisoo. Sadar Jin, emang Jisoo salah apa sama lu. Ha?!"

"Hyung, Stop deh. Lu tuh gak tau apa-apa. Gw kayak gitu juga demi perusahaan ini. Lu mau perusahaan ini bangkrut--"

"Iya!! Gw rela kalo perusahaan ini bangkrut asal Jisoo gak lu serahin ke si bajingan itu."

"Terserah lo. Sekarang apa yang lo mau?!" Tanya Seokjin Hyungnya. Tapi Minhyuk malah menatap mata Seokjin, seakan-akan ia sudah tidak tahu lagi dengan sifat adiknya itu.

Minhyuk berjalan keluar, tapi sebelum ia keluar dari sana, ia sempat menatap Seokjin dan berkata..

"Gw tunggu lo nyesel"

Bad Husband || Jinsoo (END)Where stories live. Discover now