CHAPTER 15

4.6K 386 41
                                    

Kini Seokjin dan juga Jackson tengah berada di sebuah gedung yang lumayan terbengkalai yang berada di tengah-tengah hutan, lebih tepatnya ini tempat pribadi milik Jackson.

Seokjin bingung kenapa rekannya itu mengajaknya kesini padahal mereka akan membahas tentang perjanjian kerja, bukankah lebih baik di kantor saja. Seokjin juga bingung kenapa Jackson memilih tempat pribadinya di tengah-tengah hutan begini.

Sekarang ia sudah di lantai tiga di gedung itu. Ia mengernyitkan dahinya saat ia melihat kondisi ruangan yang tengah ia masuki saat ini. Bahkan ini sudah tidak bisa dibilang layak huni. Banyak sekali atap-atap yang sudah bolong, lalu juga jendela yang kacanya retak, dan bahkan banyak barang-barang yang tidak terpakai disana.

"Jadi gimana keputusan lu?" Tanya Jackson tiba-tiba. Seokjin sontak menatap Jackson yang sedang berdiri di hadapan nya. Ia langsung mengeluarkan benda yang ada di saku jasnya. Terlihat sebuah jam tangan Rolex keluaran terbaru dan sebuah kunci mobil Lamborghini nya yang ia beli lima hari lalu.

"Gw cuma punya itu, itupun barang yang paling berharga bagi gw" Jackson mengambil barang yang Seokjin berikan. Ia melihat itu dengan sangat intens, tapi tiba-tiba saja mulutnya mengeluarkan senyum devil. Lalu ia balikkan lagi ke Seokjin, Seokjin pun mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Gw tau, itu bukan barang yang paling berharga buat lo"

"Ha? Ini beneran kok barang yang paling berharga buat gw, bahkan cuman barang ini yang paling gw sayang." Jackson menggelengkan kepalanya.

"No, no, no, gw tau bukan itu"

Seokjin mulai emosi karna Jackson menolak semua pemberiannya. Ia takut jika nanti Jackson membatalkan kerjasama nya. "Terus apa?!"

"Telpon Jisoo Sekarang!!"

__________________

Kini Jisoo sudah sampai di tempat yang Seokjin berikan. Ia bergedik ngeri melihat pemandangan didepannya. Kenapa Seokjin menyuruhnya untuk datang ke hutan ini. Tak ingin berpikir panjang, Jisoo segera masuk ke dalam hutan sana dan mencari sebuah gedung yang Seokjin beri tau.

Akhirnya ia dapat menemukan gedung itu. Jisoo diam sebentar mengamati bangunan didepannya ini. Ngapain Seokjin menyuruhnya kesini, apa Seokjin ada di dalam sana, tapi jika ada, ngapain dia disana? Sudahlah, ia harus masuk dulu agar rasa penasarannya bisa terpenuhi.

Sebelum itu ia sudah mendapatkan pesan dari Seokjin jika ia harus pergi ke lantai tiga dan pergi ke pintu berwarna coklat.

Sesampainya disana, Jisoo mengetuk pintu itu lalu membukanya. Ia terkejut ternyata didalam sana terdapat Jackson dan Seokjin. Jisoo segera masuk kesana setelah Jackson menyuruhnya. Ia kini berdiri di samping Seokjin. Jujur, ia sangat bingung dengan ini.

"Karna Jisoo udah dateng maka lo boleh pergi" Jisoo terkejut, kenapa Jackson menyuruh Seokjin untuk pergi.

"Lu beneran mau Jisoo?" Jackson mengangguk mantap. Jisoo semakin khawatir dengan dirinya sendiri kala Seokjin berkata seperti itu.

Seokjin sebenarnya sedikit tidak rela jika Jisoo harus ia serahkan ke Jackson. Bagaimana nanti jika kedua orang tuanya bertanya tentang Jisoo, ia harus jawab apa. Tapi jika ia tidak menyerahkan Jisoo maka Jackson akan membatalkan kerjasamanya, apalagi perusahaan Jackson memberikan dana yang sangat banyak. Kan rugi jika tidak di ambil.

"Ini lebih berharga lho daripada Jisoo" kata Seokjin sambil menunjukkan kembali barang-barang yang ia berikan tadi. Tapi Jackson tetap menggeleng. Entah kenapa mendengar ini, hati Jisoo merasa sakit. Kenapa Seokjin membandingkan dirinya dengan jam tangan dan sebuah kunci mobil. Dan kenapa pula Seokjin bertanya jika Jackson ingin dirinya atau tidak. Sungguh Jisoo benar-benar tidak mengerti dengan semua ini.

Bad Husband || Jinsoo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang