CHAPTER 11

4.9K 402 10
                                    

Pagi ini Jisoo berniat berdiam diri dikamar nya. Ia sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk meninggalkan tempat tidur nya. Jangankan pergi keluar kamar, mendekati pintunya saja ia tidak sudi.

Keadaannya Jisoo masih sama seperti semalam. Ia masih belum bisa kejadian tadi malam, dimana dirinya di perkosa oleh suaminya sendiri. Sungguh Jisoo benci itu.

Sekarang mungkin matahari sudah berada tepat di atas kepala, tapi Jisoo hiraukan itu, ia tidak peduli dimana letak matahari lagi. Yang ia lakukan hanyalah berbaring diatas kasur empuknya lalu membalutkan badannya dengan selimut kesayangannya. Ia juga tidak mendengar suara Seokjin yang memanggilnya, mungkin Seokjin juga tidak peduli.

Jujur, saat ini Jisoo sangat kelaparan dan juga kehausan. Tapi ia tahan itu, karna ia tidak memiliki niat sedikitpun untuk keluar dari sana. Jisoo hanya membersihkan badannya karna lengket akibat kejadian tadi malam. Setelah itu ia balik lagi ke kasur nya. Kini ia tidak menangis lagi, ia tidak ingin membiarkan air matanya terbuang lagi. Dirinya hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong. Kedua matanya sudah sangat bengkak, bibirnya pun juga sudah sangat pucat.

Dan sekarang ia merasakan jika perutnya seperti diaduk-aduk. Sangat mual. Sampai-sampai ia harus pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang ada di dalam perutnya. Tapi setelah ia mencoba untuk memuntahkannya, ia tidak bisa mengeluarkan itu, tapi ia sangat mual. Akhirnya ia hanya membersihkan mulutnya. Badannya kini sangat lemas. Berjalan saja ke kasur sepertinya ia tidak sanggup. Alhasil, badannya jatuh di depan wastafel kamar mandinya.

Tok!

Tok!

Sekarang ia mendengar jika pintunya di ketuk oleh seseorang. Ia berusaha bangkit tapi tidak bisa, ia tidak mempunyai tenaga lebih untuk melakukan hal itu.

Tok!

Tok!

Tok!

Apakah itu Seokjin? Jisoo berharap seperti itu. Ia sangat membutuhkan bantuan Seokjin. Ia sudah tidak bisa bangun lagi dari sana. Kaki dan badannya sudah lemas.

Ceklek!

Akhirnya pintu itu di buka oleh orang itu. Ia melihat kedalam, ternyata tidak ada orang yang ia cari. Alhasil, ia harus masuk kedalam untuk mencari pemilik kamar ini. Kedua tangannya yang memegang nampan yang berisikan menu makan siang, ia letakkan di atas nakas dekat kasur.

"Jisoo" panggilnya. Tapi Jisoo tidak menyahutnya.

"WOYY JISOO, DIMANA SIH LU?!" teriak nya. Tapi lagi-lagi Jisoo tidak menjawab. Kini kakinya pun bergerak ke arah kamar mandi. Saat sampai di depan pintu, Seokjin dikejutkan dengan keadaan Jisoo yang tidak sadarkan diri. Dengan cepat ia menggendong Jisoo dan membawanya ke atas kasur.

Ia meletakkan Jisoo disana lalu dengan segera ia menelpon dokter untuk memeriksa keadaan Jisoo. Baru saja ia akan pergi ke kamarnya untuk mengambil ponselnya, tiba-tiba saja tangannya di pegang oleh Jisoo. Ia membalikkan badannya lagi dan menatap Jisoo.

"M-makasih" ucapnya diiringi senyuman, Seokjin menghempas tangan Jisoo lalu ia pergi dari sana menuju kekamar nya untuk mengambil ponselnya.

Sekitar lima belas menit kemudian, Seokjin kembali lagi dengan membawa seorang dokter. Ia menyuruh dokter itu untuk segera memeriksakan keadaan Jisoo. Sedangkan dirinya harus menunggu diluar karna perintah sang Dokter.

Entah kenapa perasaannya pagi ini sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang membuat dirinya senang tapi ia tidak tau sesuatu itu.

Tak lama dokter pun keluar dari kamar Jisoo. Ia melihat jika dokter itu menghembuskan nafasnya setelah keluar dari sana. Dengan cepat ia pun menanyakan keadaan istrinya itu.

Bad Husband || Jinsoo (END)Where stories live. Discover now