CHAPTER 23

4.3K 379 31
                                    

"Sowon, dimana kamu?!" Sowon berlari kecil mendekati suara Seokjin. Ia juga harus berhati-hati karna kandungannya sudah menginjak usia tujuh bulan.

"Ada apa?"

"Sini" Seokjin mengajak Sowon untuk duduk di sofa ruang tamu. Sowon hanya bisa menurut.

"Jadi gini, aku mau ke Gwacheon mau nemuin Jisoo" tanpa sadar Sowon menghilangkan senyum yang ia ulas di bibirnya.

"Minhyuk Hyung bilang kalo Jisoo ada disana. Jadi, aku boleh kan nemuin dia?" Sowon diam. Ia tidak tahu ingin memperbolehkan Seokjin menemui Jisoo atau tidak. Tapi Sowon juga tidak mempunyai hak untuk melarang Seokjin menemui Jisoo. Sowon tau jika Seokjin belum bercerai dari istrinya, maka dari itu ia tidak berhak melarang.

"Gimana?" Sowon menatap Seokjin.

"I-iya boleh kok" katanya diakhiri seulas senyum tipis. Sedangkan Seokjin, ia tersenyum senang sampai-sampai ia memeluk tubuh Sowon. Sowon pun membalas pelukan itu, ia juga mengelus punggung Seokjin.

"Makasih ya" Sowon menganggukkan kepalanya lalu pelukan itu berakhir. Seokjin pun langsung pergi sana dan langsung berkemas untuk besok.

Selepas Seokjin pergi, Sowon mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia tahan. Entah kenapa ia sedikit tidak rela jika Seokjin harus bertemu dengan Jisoo, ia tau ia salah, tapi tetap saja ia tidak ingin jika Seokjin dan Jisoo bertemu lagi, apalagi jika mereka bersatu.

____________________

Jisoo kini tengah berjalan santai di taman dekat rumahnya. Entah kenapa ia ingin melakukan kegiatan ini, apa mungkin karna cuacanya sangat cocok untuk berjalan sore.

Jisoo mengamati disekitarnya, ternyata disini masih banyak anak kecil yang bermain dengan temannya maupun dengan orang tuanya. Tiba-tiba ia jadi memikirkan anaknya nanti kelak. Pasti sangat seru jika ia nanti menemani anaknya ini bermain disini, lalu mereka bermain gelembung berdua, lalu setelah itu mereka membeli dan memakai ice cream di ayunan gantung. Ah~ sangat indah, bukan?

Jisoo pun duduk di bangku yang terletak di bawah pohon. Ia merasa jika kakinya sangat pegal. Ia pun memijat pelan kakinya, berharap itu bisa meredakan pegalnya. Tapi tiba-tiba ada sebuah bola yang menggelinding kearahnya. Jisoo pun mengambil bola itu dan mendongakkan kepalanya, mencari siapa pemiliknya.

Dan tibalah seorang anak laki-laki yang mungkin baru berusia sekitar lima tahun mendekati Jisoo.

"Imo, itu bola ku. Maaf" Jisoo tersenyum lalu memberikan bolanya pada bocah itu.

"Ini, ambillah"

"Imo gak marah 'kan?"

Jisoo menggeleng pelan, "enggak kok"

"Siapa nama kamu?" Tanya Jisoo

"Hyunjae. Kim Hyunjae, Imo"

"Bagus sekali nama kamu"

"Terimakasih.." bocah itu pun melirik perut Jisoo yang agak besar. "Imo, disini ada dedek bayi ya? Tanyanya sambil memegang perut Jisoo. Jisoo tertawa kecil dan menganggukkan kepalanya. "Dedek nya cewek atau cowok, Imo?"

"Dia cowok sama kayak kamu"

"Waahh, nanti aku bolehkan temenan sama dia"

"Iya boleh kok"

"Makasih, Imo. Kalo begitu aku pergi dulu ya. Bye bye, Imo" Jisoo pun melambaikan tangannya.

Jisoo menghela nafasnya. Ia berharap jika anaknya nanti bisa seperti bocah tadi, tampan, sangat sopan dan yang pasti kepribadian nya tidak meniru ayahnya.

______________________

Dua jam yang lalu Seokjin sudah sampai di Gwacheon. Ia memilih tinggal di apartemen yang ia sewa yang letaknya tidak jauh dari perkotaan. Ia sengaja memilih tinggal disana karna ia masih belum memiliki informasi yang akurat mengenai keberadaan Jisoo jadi ia akan terus melacak dan mencari keberadaan istrinya itu.

Sekarang ia berencana untuk pergi ke Supermarket karna ia harus mengisi kulkasnya. Seokjin sudah siap dengan penampilannya dan ia pun langsung bergegas ke tujuannya.

_____________

Setelah berbelanja semua kebutuhannya, ia pun bergegas pulang ke apartemen nya. Seokjin pun membawa semua belanjaannya ke mobil miliknya dan ia pun bersiap untuk pulang.

Saat ia sampai di lampu merah, matanya melirik ke sebuah taman bermain anak-anak. Ia melihat disana banyak anak-anak yang bermain dengan teman-teman nya dan juga orang tuannya. Tapi, tiba-tiba pandangannya terkunci oleh seorang wanita hamil yang duduk di bawah pohon. Seokjin semakin terkejut saat wanita itu membenarkan rambutnya. Ia tersenyum senang karna ia sudah menemukan orang yang dicari selama ini.

Tiinnn!!

Tiinnn!!

Seokjin terkejut saat bunyi klakson mobil dibelakangnya, ia pun melihat lampu lalu lintas yang ternyata sudah berganti warna. Dengan cepat ia pun menjalankan mobilnya. Ia memarkirkan mobilnya di samping taman itu.

Seokjin masih mengamati wanita itu, ia takut jika dugaannya salah. Ia ingin turun dari mobilnya, tapi tiba-tiba wanita itu berjalan pergi. Dengan cepat ia mengikutinya sampai wanita itu berhenti di tujuannya.

Sebenarnya ia ingin sekali mendekati wanita yang ia kira sebagai Jisoo, tapi ia urungkan. Bagaimana jika wanita itu bukan Jisoo. Dan ia hanya terobsesi saja.

Setelah lama ia mengikuti wanita itu, akhirnya ia sampai juga di tempat dimana wanita itu berhenti. Ia melihat jika wanita itu berhenti di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi mungkin cukup untuk ditinggalin satu keluarga.

Seokjin berniat turun dan menghampiri wanita itu, tapi ia urungkan lagi karna mengingat jika hari sudah mulai petang. Jadi mungkin besok pagi saja ia datang kesini lagi. Berharap apa yang ia lihat tadi adalah beneran orang yang diharapkan. Semoga saja.

__________________

Jisoo meletakkan tas selempang nya di laci samping tempat tidurnya. Ia pun duduk di pinggiran kasur sambil meluruskan kakinya yang lumayan pegal. Padahal jarak antara rumah dan taman bermain tadi tidak terlalu jauh, ah mungkin ini karena kandungan Jisoo yang sudah besar jadi ia sedikit kesusahan.

Jisoo mengelus perutnya yang sedari tadi ditendang oleh janinnya, walaupun tidak terlalu kencang tapi Jisoo bisa merasakan kuatnya tendangan itu. Ia juga sedikit heran pada anak didalam kandungannya, kenapa hari ini anaknya itu sering sekali menendang perutnya, ataukah lagi senang karna sebentar lagi ingin melihat dunia, atau senang karna habis diajak jalan-jalan, atau... Sesuatu yang membuatnya senang tapi tidak di ketahui oleh Jisoo.

Jisoo pun berjalan menuju kamar mandi. Ia membilas mukanya agar segar kembali. Tatapannya pun kembali jatuh pada perutnya. Tangannya kembali mengelusi perut besar.

"Eum.. nanti kamu Mommy kasih nama siapa ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Gimana kalo Jaeyoon, Kim Jaeyoon. Kamu suka gak?" Janin yang ada di perut Jisoo menendang lagi. Jisoo pikir anaknya itu suka dengan nama pilihannya.

"Waahh kamu suka ya" ucap Jisoo sambil mengelus perutnya.

"Sekarang kita makan yuk"

Bersambung...


Double up gak nih¿

Bad Husband || Jinsoo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang