CHAPTER 14

4.1K 366 35
                                    

Sudah jam sebelas malam tapi Seokjin belum juga pulang. Jisoo juga sudah menelpon dari tadi tapi panggilannya malah tidak diangkat oleh Seokjin. Ia terus saja mondar-mandir di depan pintu berharap Seokjin pulang.

Ting!

Tong!

Dengan cepat Jisoo membuka pintunya. Ya, Seokjin sudah pulang tapi ia tidak sendiri.

"Seokjin, kamu kenapa?" Tanya Jisoo sambil menepuk-nepuk pipi Seokjin.

"Nyonya bisakah saya membawa Tuan Seokjin ke kamarnya?"

Jisoo mengangguk, "ayo aku bantu". Jisoo mengambil tangan Seokjin lalu ia sampirkan di bahu kirinya. Mereka pun membawa Seokjin ke kamarnya. Sesampainya disana, Jisoo tidurkan Seokjin dengan hati-hati. "Terima kasih, Sowon-ssi"

"Ya sama-sama, Nyonya." Jawab Sowon dengan sopan.

"Oh ya Sowon-ssi, kenapa kamu bisa bareng sama Seokjin?"

"Ah itu--- eum-- saya--"

"Kenapa kamu gugup?"

"Ah tidak, saya tidak gugup. Astaga saya harus pergi, Nyonya" pamit Sowon agar terhindar dari pertanyaan-pertanyaan Jisoo nanti. Tapi baru saja ia ingin pergi, tiba-tiba tangan nya di cekal oleh Seokjin. Sowon pun membalikkan badannya lagi.

"Jangan pergi, Sayang"

Kini mata Jisoo mulai panas bahkan mulai berkaca-kaca. Tidak, mungkin Jisoo salah dengar. Sowon juga semakin was-was dengan Seokjin. Ia berusaha melepaskan genggaman tangan Seokjin tapi tidak bisa karna Seokjin menggenggam nya terlalu kuat.

"S-sajangnim, tolong lepas"

Melihat itu, Jisoo juga berusaha membantu Sowon agar tangannya bisa terbebas dari Seokjin.

"Diem, gak usah bantuin!!!" Ucapnya saat Jisoo berusaha membantu Sowon. Tapi Jisoo tak peduli dengan ucapan Seokjin. "Gw bilang diem bisa gak, Jalang!!" Oke, kini Jisoo memberhentikan tangannya yang sedang membantu Sowon. Ia menatap Seokjin yang masih kurang kesadarannya. Jujur saja, Jisoo terkejut dengan ucapan Seokjin. Bagaimana bisa Seokjin menyebut dirinya 'jalang' dan menyebut 'sayang' pada orang lain. Bukankah itu keterlaluan. Ia lantas melihat Sowon yang sudah berkeringat dingin. Apakah Sowon penyebab Seokjin seperti ini.

"S-Seokjin.." ucapnya dengan nada bergetar. Jisoo berusaha keras agar air matanya tidak keluar.

"Apa?!! Pergi sana, ganggu gw sama pacar gw aja" Jisoo dibuat terkejut lagi dengan nada ucapan Seokjin. Apakah sifat Seokjin yang dulu sudah kembali lagi. Benarkah itu?

"Sowon-ssi, bisakah kau tinggalkan kami berdua?" Sowon mengangguk saat Jisoo berkata seperti itu, kini tangannya sudah terbebas dari cekalan Seokjin. Ia dengan segera meninggalkan kedua orang itu.

"Ngapain lu ngusir pacar gw, ha?!!"

"Dia bukan pacar kamu, Seokjin, dia sekretaris kamu" ucap Jisoo sambil mengatur emosinya.

"Ya betul, dia sekretaris gw sekaligus... Pacar gw"

Plak!

Jisoo menampar Seokjin, entah Ia mendapatkan kekuatan dari mana hingga berani melakukan itu. Jisoo bahkan terkejut dengan tangannya sendiri. Ia beralih menatap Seokjin. Dan sekarang, Seokjin menatap tajam Jisoo. Jisoo takut? Tentu. Karna ia baru melihat tatapan Seokjin setajam ini.

Seokjin berjalan mendekati Jisoo. Tapi yang dilakukan Jisoo, ia terus saja memundurkan badannya. Bahkan dengan tidak sengaja, kaki Jisoo tersandung kaki meja, mungkin jika Jisoo tidak bisa menyeimbangkan badannya maka ia akan terjatuh.

Bad Husband || Jinsoo (END)Where stories live. Discover now