🌼Lima Puluh🌼

11.9K 1.8K 66
                                    

Votenya dulu kakak 🙂

Gak susah kok, cuman mencet bintang di pojok kiri paling bawah aja. Gak sampai dua detik dan tidak akan menghambat kalian membaca dan aktivitas lainnya ☺️

______________________________________

Lingga dengan segala keingintahuannya kini menemui Rama. Mencari penjelasan kenapa adiknya tiba-tiba berubah setelah keduanya mengobrol.

"Hey Lingga ada apa?" Sambut Rama dengan riang.

"Kau apakan adik aku hah!" Lingga langsung menarik kerah kemeja yang Rama kenakan.

"Wait... Wait, tenang bro tenang" usul Rama menenangkan.

"Bagaimana aku bisa tenang kalau adikku jadi berubah setelah mengobrol denganmu. Kau apakan dia hah!?" Lingga makin mencengkram erat kerah kemeja Rama.

"Berubah bagaimana maksudmu?" Tanya dia pura-pura. Padahal di dalam hati ia berteriak kesenangan.

Lingga melepaskan cengkeramannya. "Sekarang jelaskan" ucapnya dingin.

"Aku tidak berbuat apa-apa, kami hanya mengobrol biasa" jawabnya santai.

"Kalau memang hanya mengobrol biasa kenapa Sekar berubah menjadi pendiam begitu? Kau pasti berbuat sesuatu Rama. Jangan mengelak, aku sudah mengenalmu sejak kecil" Rama terkekeh kecil.

"Kau benar, kita sudah mengenal sejak kecil. Tapi kau tidak tahu apa-apa tentangku"

"Jangan berbelit-belit Rama. Sekarang jelaskan, apa yang kau katakan pada Sekar malam itu?" Jelas Lingga kembali.

"Aku hanya mengungkapkan perasaanku saja" jawabnya lalu menggidikkan bahu.

"Tidak mungkin" ujar Lingga tak percaya. "Tidak mungkin hanya karena itu Sekar menjadi aneh, pasti ada sesuatu yang kau lakukan padanya"

"Ayolah..., Kau sudah tau aku sejak kecil Ga. Kaupun tahu dengan jelas seberapa besar rasa sukaku padanya, jadi tidak mungkin aku berbuat sesuatu yang membuat Sekar tiba-tiba berubah kan?" Lingga mengangguk setuju.

"Lalu dia kenapa?" Tanya Lingga prustasi.

"Mungkin dia masih kaget waktu aku menyatakan perasaan padanya malam itu makanya dia sedikit aneh"tebak Rama.

" Memangnya bagaiamana caramu mengungkapkannya pada Sekar hah? Kau mengancamnya? Katakan!" Rama hanya menggidikkan bahunya.

"Kalau sampai aku tahu kau betulan mengancamnya, maka saat itu juga kau akan aku bunuh Rama. Tidak peduli kau itu temanku atau bukan" peringatnya dengan tegas.

Lingga meninggalkan Rama tanpa kata lagi. Percuma dia minta penjelasan sekarang, Rama tidak akan memberitahunya apapun.

"Segitu sayangnya kalian pada Sekar. Padahal ia bukanlah Sekar yang asli" Rama terkekeh pelan mengingat betapa semua orang menyayangi Sekar, berbeda dengan dirinya yang tidak di sukai saudaranya yang lain.

Kedua saudara laki-lakinya tidak terlalu suka dengannya karena kepintaran yang ia miliki. Bagaimana tidak pintar? Ia masuk kedalam tubuh Rama dahulu di saat usianya sudah 22 tahun.

Ia dahulu meninggal karena tertabrak mobil ketika menuju kampusnya. Rama di kehidupan yang dulu adalah orang biasa, hanya saja ia selalu mendapat beasiswa ketika sekolah.

Orang-orang sering mengoloknya karena selalu berpakaian lusuh ke kampus, padahal universitas mereka cukup elit. Orang-orang sering membulinya dan menyuruh ia keluar saja dari kampus agar tidak memberikan citra buruk untuk kampus mereka.

Rama ingin marah namun tidak punya kekuatan, sehingga ketika ia mati dan jiwanya memasuki badan Rama kecil, ia dihadapkan dengan kekayaan yang bisa mengubah kehidupannya. Ia tidak perlu lagi mendapatkan hinaan dari siapapun.

SEKAR Where stories live. Discover now