🌼 Empat Puluh Tujuh🌼

11.7K 1.9K 36
                                    

Votenya dulu guys
⟵(๑¯◡¯๑)

"
"
"
"

Typo bilang yah 🙂

_____________________________________

Setelah tau bagaimana perasaan Sekar padanya, Langit semakin ingin memilikinya. Lagian sudah cukup ia menunggu lama. Usia Sekar juga sudah cukup untuk menikah.

Jangan tanya usia Langit berapa, yang penting sudah sangat mantap untuk berkeluarga. Sudah berapa banyak orang menyuruhnya untuk menikah, dan sudah berapa banyak kaum bangsawan yang menawarkan putri mereka pada dirinya, namun semuanya ditolak mentah-mentah oleh Langit.

Andai saja Biduar salah satu dari kaum bangsawan yang menawarkan putrinya, maka tidak perlu waktu untuk berpikir, Langit akan langsung menyetujuinya. Tapi sangat disayangkan, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda kalau keluarga itu ingin menjodohkan anak gadis mereka kepadanya.

"Tidak ada jadwal penting lagi untuk hari ini tuan, jadi anda sudah boleh kalau ingin istirahat sebentar" Dimas memberitahu jadwal karena sebelumnya Langit bertanya padanya.

"Baiklah kalau begitu temani aku sebentar ke sekolah Kartini. Setelah itu kau boleh pulang ke rumah dan bertemu dengan anak dan istrimu" tentu saja itu disambut bahagia oleh Dimas.

Jarang-jarang ia dikasih waktu pulang secepat itu. Biasanya ia akan kembali ke rumah setelah hari petang atau bahkan sudah malam.

"Laksanakan tuan!" Jawabnya sambil memberi hormat.

🏵️🏵️

"Kau kenapa terus saja mengikuti aku Luke? Kau gak ada kerjaan lain atau bagaimana?" Kesal Sekar. Nyatanya sejak tadi Luke terus saja mengekor padanya. Sudah seperti anak itik saja.

"Tidak tahu. Kaki aku selalu mau ikut berjalan dibelakang kamu Sekar" Sekar memutar bola matanya jengah.

"Dengar yah tuan Luke yang terhormat. Kaki tidak akan melangkah kalau tidak diperintahkan oleh otak. Jadi stop berpura-pura bodoh!" Luke hanya bisa cengengesan.

"Yah ketahuan deh. Tidak asik ah, kamu selalu tau trik yang aku buat. Bisa tidak kamu jangan terlalu pintar dalam semua hal?"

"Tidak bisa! Aku tidak bisa berpura-pura bodoh sepertimu Luke" jelas Sekar dengan gamblang.

Luke menghela napasnya pelan. Selalu saja begini tiap kali dirinya menggoda Sekar. Gadis ini terlalu bersikap bodoamat terhadap lelaki, hanya itu yang dirinya tau sejauh ini.

"Baiklah baiklah, aku tidak akan menganggu kamu lagi. Tapi aku mau bicara sesuatu denganmu" ucapnya sungguh-sungguh.

Sekar mengangkat sebelah alisnya. Belum mengerti yang akan Luke katakan.

"Katakan apa yang mau kau bicarakan" Sekar mendudukkan badannya di kursi halaman sekolah.

"Aku..." Luke menggaruk tengkuknya. "Aku rasa.... Aku... Aku suka padamu Sekar.." jantungnya berpacu cepat setelah mengatakan isi hatinya. Luke memejamkan mata sembari menunggu jawaban Sekar.

Sekar? Dia menatap datar Luke yang sedang menutup matanya. Otaknya masih mencerna apa yang Luke katakan barusan padanya.

"Kau suka padaku Luke?" Ucap Sekar tak percaya.

Luke membuka matanya secara perlahan, ia menatap Sekar. "Iya aku suka padamu" ucapnya malu-malu.

"Se-sejak kapan?"

"Tidak tahu.., yang penting aku selalu grogi setiap kali berdekatan denganmu. Jantungku rasanya mau lompat kalau aku melihatmu, apalagi ketika kau mengajak aku berbicara seperti ini" Luke menarik tangan Sekar lalu menempelkannya di dada bidang miliknya.

SEKAR जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें