🌼Tiga Puluh Tujuh🌼

15.4K 2.4K 65
                                    

Pada kesel yah semalam ceritanya pendek banget? 😂

Yah mau gimana lagi, aku juga sebenarnya udah gak ada niatan update, cuman takut kalian nunggu yaudah aku ketik seadanya aja. Itupun aku ketik pas buka puasa 🤭

Bersyukur lah kelen dapat author pengertian seperti saya🤪. (Aiiih pedenya)

Dahalah jangan lupa votenya yah ❤️

____________________________________

Biduar menatap iba putrinya yang terbaring lemah diatas tempat tidur. Tidak ada lagi wajah kemerahan anaknya, yang ada kini hanya wajah pucat seperti kehabisan darah.

Demamnya kadang tiba-tiba meninggi, membuat bi Arum kewalahan dan ketakutan ketika mengompres Sekar. Belum lagi ia sering bergumam dan tidak nyaman ketika tidur.

"Paah.." panggilnya lemah.

"Sekar kena demam berdarah bukan?" Awalnya Biduar terkejut, namun kemudian ia sadar kalau putrinya ini sangat pintar.

"Iya benar. Makanya kamu harus banyak-banyak istirahat yah" tangannya mengelus rambut Sekar yang sedikit lembab karena terkena keringat.

Sekar mengangguk lemah. Ini mungkin karena seminggu lalu ia pergi ke hutan untuk mencari tanaman obat. Bisa jadi ia terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti ketika di sana.

Sebenarnya beberapa hari ini juga ia sudah mulai merasa tidak enak badan, namun ia abai dan hanya meminum beberapa ramuan biasa, ternyata ia salah, ini bukan demam yang seperti biasanya.

Demam berdarah memang sering tidak diketahui gejalanya. Sekalipun dulunya Sekar adalah dokter, ia juga tidak tahu kalau ia terkena DBD karena gejalanya hampir sama dengan demam biasa.

"Sshhh" Sekar memegangi kepalanya.

"Kenapa? Apa ada yang sakit?" Biduar ikut memegangi kepala anaknya.

"Mmmmm sakit sekali"

"Bi Arum panggilkan tabib, cepat!" Perintahnya pada bi Arum.

"Tidak usah pah...." Cegah Sekar dengan suara lemah.

"Tapi kamu kesakitan sayang...."

"Percuma, tabib juga tidak akan bisa apa-apa" Sekar memejamkan mata, menahan kepalanya yang berdenyut hingga kebelakang mata.

"Tapi kamu kesakitan begini"

"Bakal Sekar tahan pah"

Biduar mengepalkan tangannya karena tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana ia bisa tenang kalau putrinya kesakitan begitu.

Lama-kelamaan akhirnya Sekar terlelap kembali. Walaupun begitu, tidurnya tetap saja tidak bisa tenang. Badannya menggigil tapi sesekali juga keringatan.

🏵️🏵️

"Lho kak?" Lingga mengerutkan dahi ketika melihat wajah gusar milik kakak sulungnya.

"Ah kau sudah pulang?" Lingga mengangguk. "Yasudah makan siang sana, habis ini kau masih ada les kan?" Lagi-lagi Lingga menganggukkan kepala.

"Tapi kenapa wajah kakak kusut begitu, apa terjadi sesuatu?" Abisatya menghela napas. Kalau dikasih tau, adiknya ini bakalan heboh.

"Sekar sedang sakit" ucapnya pelan.

"APA?"

Nah lihat kan? Gumam Abisatya dalam hati.

"Bisa tidak kalau kau kaget tidak usah membuat telinga orang hampir tuli " Lingga tidak memperdulikan ucapan kakaknya, kini kakinya berlari menuju kamar sang adik.

SEKAR Where stories live. Discover now