🌼Enam🌼

40.4K 5.4K 59
                                    

Wellcome back to my story 🥰

Happy reading
_________________________

                     Setelah kepergian Biduar, sekarang tinggal Sekar yang berada di perpustakaan. Dia sebenarnya sudah diajak oleh Biduar untuk ikut bersamanya, namun Sekar menolak keras. Ia masih mau berlama-lama didalam perpustakaan.

Hingga matahari sudah terbenam pun ia masih terhanyut dengan buku-buku kesehatan yang ada didalam sana. Dia tidak tahu saja kalau semua orang di kediaman utama sedang heboh mencarinya.

Ini berawal dari Lingga yang bertanya keberadaan Sekar kepada bi Arum setelah dia dan kedua kakak laki-lakinya selesai les Tatanan Ekonomi bersama guru Rangga.

"Bibi gak tau tuan muda, sedari tadi bibi sibuk mengurus kepindahan non Sekar. Bibi pikir Sekar sedang bersama tuan-tuan semua" panik bi Arum.

"Tadi dia sama ayahanda bi. Tapi kata penjaga Sekar tidak ikut dengan ayahanda keluar"

"Emang tuan besar kemana tuan?" Tanya bi Arum kembali.

"Ayahanda ada undangan di rumah salah satu menteri, tapi kata para penjaga, ayahanda berangkat sendirian dan tidak ada membawa Sekar" jelas Lingga.

"Jadi nona Sekar kemana tuan muda?" Bi Arum mulai panik, bahkan matanya sudah memerah menahan tangis.

"Tenang bi, kita bantu cari Sekar" ucap Gardana menenangkan.

"Aku akan menyusul ayahanda ke rumah menteri yang sedang ada acara, siapa tau ayahanda membawa Sekar" mereka mengangguk menyetujui usulan Abisatya.

Dengan langkah lebar, Abisatya menuju kandang kuda. Dia harus naik kuda agar perjalanan nya  lebih cepat, kalau naik kereta kuda bakalan lama.

Sesampainya di kediaman menteri yang sedang pesta, Abisatya celingukan mencari Ayahandanya. Sekitar lima menit barulah maniknya bertemu dengan ayahandanya yang sedang berbincang dengan keluarga kepresidenan.

Sebelum berbincang dengan ayahnya, terlebih dahulu ia memberi salam kepada keluarga besar Presiden dan jajarannya.

"Ada apa Abisatya?" Tanya Biduar dengan raut tenang. Walaupun dalam hati dia gelisah karena tidak pernah Abisatya secemas ini Sampai-sampai wajahnya sedikit memucat.

"Apa Sekar ada bersama ayahanda?" Bisik Abisatya. Kening Biduar berkerut tanda tak paham.  "Sekar menghilang ayah, sejak tadi kami mencarinya dia tidak ada bersama bi Arum"

Deg

Jantung Biduar berpacu cepat setelahnya.

"Saya kesini menemui ayah hanya untuk memastikan apakah Sekar ada bersama ayahanda, solanya terakhir kali kami lihat Sekar bersama ayahanda tadi sore" Biduar mengangguk lalu berdiri.

"Maaf yang mulia Presiden dan para menteri yang terhormat. Saya pamit undur diri, ada urusan mendadak dikediaman saya dan saya diharuskan untuk segera mengurusinya" Biduar menunduk dan diikuti oleh Abisatya.

"Sepertinya itu sangat mendesak sekali tuan Biduar sehingga putra pertamamu sampai datang kemari dengan terburu-buru" ucap Presiden.

"Betul yang mulia Presiden. Untuk itulah saya undur diri terlebih dahulu"

"Pergilah, dan selesaikan dengan cepat" sekali lagi Biduar dan Abisatya menunduk hormat lalu segera keluar dari ruangan pesta.

"Apa kalian sudah mencari ke seluruh penjuru Abisatya?" Tanya Biduar ketika mereka menuju kuda Abisatya.

"Maaf ayahanda, saya tadi langsung bergegas kesini untuk memastikan saja"

Biduar menghela napas lalu menaiki kuda yang sama dengan Abisatya . "Aku rasa dia masih di sana" ucap Biduar.

SEKAR Where stories live. Discover now