"Makan tuh pak guru, hahah..." Sean pun melihat Audrey yang berlari sambil menyunggingkan senyumnya.

"Bocah nakal," kata Sean bersuara lirih.

***
Audrey berlari bukan menuju kelas, melainkan ke arah perpustakaan.

"Huh, huh.. Untung si jerapah gak ngejar. Kalau sempat dia ngejar, bisa gawat gue." Gumam Audrey sambil berjalan masuk ke dalam perpustakaan.

"Hai bu..."

"Ada apa kamu ke sini disaat jam pelajaran?" tanya guru itu sinis.

"Dih, buldog" batin Audrey tertawa.

Dilain sisi dia membenarkan sifat ibu penjaga perpustakaan, galak dan sinis begini saja masih ada murid-murid yang mau membolos dan tidur di perpustakaan. Bisa di bayangkan jika penjaga perpustakaannya guru yang baik. Bisa-bisa semua murid nakal bersarang di perpustakaan ini.

"Saya ditugaskan untuk mencari buku Bu, tanya aja deh sama Bu Maya kalau ibu gak percaya. Ihhh... Saya sih takut. Bu Maya galak gitu," kata Audrey bergidik ngeri.

Siapa yang mau berurusan dengan ibu maya, si guru cerewet. Bahkan kalau bisa jangan sampai berpapasan dengan kembaran singa lapar itu.

"Beneran kamu di suru Bu Maya," tanya penjaga itu lagi, dengan suara yang lebih bersahabat.

"Elah, Ibu gak percayaan banget. Saya jadi malas nih," Audrey menggantungkan ucapannya. Sedangkan si buldog masih setia memperhatikan Audrey yang mengoceh.

"Yaudah deh saya gak jadi nyari bukunya, saya bilangin aja gak dibolehin sama Ibu. Biar Ibu yang berurusan dengan Bu Maya." Sahut Audrey terkesan mengancam. Audrey melirik ke arah Ibu penjaga itu, Audrey berusaha menahan tawanya melihat perubahan ekspresi dan warna wajah Ibu penjaga itu.

"Ehhhh... Kapan saya tidak memperbolehkan kamu?" tanya Ibu penjaga itu lagi dengan wajah pucat pasi.

"Yaudah isi dulu daftar ini, baru boleh kamu masuk ke dalam." sahut ibu penjaga itu lagi.

"Okey deh Ibu." sahut Audrey. "Smart girl," batin Audrey tertawa.

Setelah mengisi daftar itu, Audrey masuk ke dalam. Hanya terdapat beberapa murid di dalam, Audrey tau. Itu peserta olimpiade yang sedang persiapan. Audrey memutari ruangan itu, mencari tempat yang nyaman untuk belajar.

Audrey mengambil satu buku acak, membawanya ke arah sudut dekat jendela perpustakaan.

"Mantep nih," Gumam Audrey sambil tersenyum sumringah, lalu Audrey mendudukan dirinya.

Angin sepoi-sepoi semakin terasa, menambah rasa kantuk Audrey. Tak butuh waktu lama, Audrey sudah terlelap, masuk ke alam mimpi. Ya, tujuan utama Audrey ke perpustakaan hanya untuk tidur.

***
"Kemana sih itu anak, kok gak nongol-nongol sih?" ketiga orang itu celingukan mencari Audrey, mereka sudah mencari ke arah toilet dan sekarang berakhir di kantin. Tetapi mereka tak menemukan Audrey.

"Bodoamat ahh, gue laper. Gue pesen makan dulu, lu pada mau apa?" Risa menawarkan ke Ody dan Lisa.

"Gue bakso aja deh," jawab Lisa.

"Gue nasi goreng deh Ris, tolong ya." sahut Ody lagi.

"Okey, minumnya teh botol kan?" balas Risa. Yang di balas anggukan oleh kedua sahabatnya. Risa pun berlalu.

"Lu telfon cowo lu deh Dy, siapa tau bang Devin tau dimana Audrey," Tawar Lisa.

Ody pun merogoh sakunya, mengambil ponselnya untuk menghubungi Devin.

"Ehh, ehhh, itu bang Devin. Samperin sono," Lisa mendorong pundak Ody.

Devin yang melihat ke arah Ody pun langsung menghampiri mereka,

"Udah makan?" tanya Devin ke Ody.

"Belom, Risa lagi pesen makanannya." sahut Ody.

"Ooh oke, gak pesen yang aneh-anehkan?" tanya Devin lagi, tangannya aktif mengelus kepala Ody.

"Pesen nasi goreng kok,"

"Ehh, Audrey kemana Dy. Kok gak bareng?" tanya Devin keheranan tak menemukan adiknya bersama kesayangannya.

"Nah, itu tuh Bang. Audrey tadi deluan keluar, dia ijin ke toilet. Karna ngantuk, terus tadi dia ngechat Ody bilang kalau dia dikantin lagi makan. Kita udah nyari di toilet dan di kantin ini juga gak ada," jawab Lisa, membantu Ody menjelaskan.

"Lah, jadi adek gue kemana?" tanya Devin keheranan.

Sedangkan teman-teman Devin, yang sudah duduk tak jauh dari mereka mendengar penjelasan Lisa. Mereka saling berpandangan.

Berbeda dengan Sean. Dia sudah bisa menebak kemana Audrey pergi. Tiba-tiba kursi yang di duduki Sean terdorong, Sean meninggalkan teman-temannya yang keheranan.

"Woii, kemane lu. Ini siapa yang bayarin woiii," sahut Axel.

Bryan menggeplak kepala Axel "Aduhhh..."

"Bayar sendiri bego. Elu hobby morotin Sean mulu." sahut Bryan.

Dilain tempat, Sean berjalan ke arah perpustakaan. Mencoba mencari Audrey. Sean masuk langsung ke dalam perpustakaan, tanpa menghiraukan ibu penjaga perpustakaan.

Sean langsung mencari ke arah pojok, dekat jendela. Dan menemukan seonggok manusia sedang tertidur di atas meja.

"Dasar, gak pernah berubah ya." gumam Sean pelan, sambil mengelus kepala Audrey.

Sean duduk di samping Audrey, memperhatikan Audrey yang masih nyenyak. Dia sangat tau kebiasaan gadisnya itu, pasti setelah memakan banyak karbohidrat akan mengantuk.

Sean memutuskan duduk di samping Audrey sampai bel pulang sekolah berbunyi. Tidak mampu meninggalkan gadisnya itu sendirian dalam tidurnya di tempat umum. Sean menopang kepalanya memperhatikan Audrey lebih dalam.

"Gemesin banget sih lu, pengen gue uyel-uyel." gumam Sean sambil mengecup puncak kepala Audrey.


Terima kasih sudah membaca guys. Jangan lupa tinggalkan kerja kalian 🤗🤗

Unexpected WayWhere stories live. Discover now