Happy reading guys.
Jangan lupa klik tombol bintangnya dan komen sebanyak-banyaknya..
***
"Oke adik-adik. Karena semua sudah dalam kelompok masing-masing, hari ini kegiatan ospeknya mencari teman dan menuliskan didalam buku catatan kalian. Nanti hasilnya di kumpul di jam terakhir" kata salah satu anggota OSIS yang berdiri di depan. Minus Devin karena dia sedang menemui kepala sekolah.
"Elah, gua tuh paling malas dah yang beginian" sahut Audrey.
"Seru bege. Semoga deh ntar gue dapat kenalan yang ganteng" sahut Lisa.
"Hooh.. Setuju sih gua. Asal cowo ganteng aja mah, gua sikat. Hahahha iya nggak Dy" sahut Risa sambil menyenggol lengan Ody. Ody pun menoleh ke arah Risa dengan tatapan tajamnya.
"Elah Dy, lu mah serius mulu. Sakit loh Dy kita serius rupanya doi PHP doang. Parah mah iihh.." sahut Risa dengan tidak nyambungnya.
"Kapan warasnya sih lo Ris. Heran deh gue" sahut Ody
"Qaqa Ody panutanku, hajar Dy. Jangan kasi kendor. Sikat terus. Hahahaha.." jawab Audrey tanpa sadar tertawa keras
"Lu yang pake tas biru dongker, barisan paling belakang kelompok 8, maju ke depan" suara datar dan berat terdengar di microphone. Seketika semua murid diem. Mendengar pengumuman itu gua noleh kiri kanan mastiin siapa yang di suru ke depan.
"Jangan sok bingung lu, yang noleh kiri kanan. Sini lu maju" terdengar lagi bunyi keras dari microphone
"Lah, tas biru dongker, barisan paling belakang kelompok 8 kan elu Drey" bisik Risa
"Mampus lu. Makanya ngakak nengok tempat lu." sahut Lisa dengan suara yang lebih pelan
"Beneran gua nih yang dipanggil? Emang gue salah apa?" bisik Audrey lagi pada teman-temannya
" Heh.. Lu gak denger? malah bisik-bisik disitu. Maju lu." kata salah satu anggota OSIS perempuan. Kalau gak salah namanya Clara.
"Elah sok tegas banget lu, baru juga jadi OSIS uda banyak gaya. Gue aja yang murid baru nyelo." batin Audrey
"Maju sana lu Drey. Semua orang pada natap kita goblok." umpat Ody kepadaku sambil mendorong punggungku. Gue maju dengan rasa kesal yang menumpuk. Sampai didepan gue berdiri disamping pak kusir, ehh salah maksud nya di samping si jerapah.
"Ada apa ya ka?" sahut gua dengan muka-muka polos sambil melihat ke arah mukanya si jerapah.
"Lu gak ngerasa salah?" tanyanya dengan suara datar dan pandangan yang tajam.
"Lah gue salah apa coba, orang gue anak baik juga. Apa jangan-jangan dia mau balas dendam lagi gegara gue kerjain tadi pagi. Gak bisa dibiarin nih." Lagi-lagi Audrey perang batin.
"Kamu mendengarkan pengarahan yang disampaikan OSIS tadi tidak? Gimana mau dengar ya, asik haha-hihi di belakang." kata si jerapah dengan tatapan meremehkan.
"Jadi dia nantangin gue nih, jelas-jelas bukan cuman gue aja yang ribut. Barisan kelompok lain juga banyak yang ribut. Awas aja lu ya jerapah. Gue bales ntar lu, oke harus kalem dulu guenya." Sumpah serapah bermunculan diotak Audrey.
"Maaf ka, saya gak ngulang lagi ka" kata gua dengan wajah pura-pura memelas.
"Lu harus di hukum, selesai baris jumpain gue di ruang OSIS" katanya tegas.
"Baik ka." Patuh Audrey.
"Sana lu balik kebarisan" Suara dingin itu kembali terdengar.
"Permisi ka" dalam hati Audrey tersimpan seribu cara membalas si jerapah sambil berjalan ke arah barisan gue.
"Makanya lu tuh gausah banyak bacot Drey, hahah.. Mampus kan lu" kata Risa dengan raut wajah bahagia.
"Gimana-gimana rasanya berdiri di samping abang ketua? Aduhh.. Beruntung banget lu Dreyy" kata Lisa lagi dengan muka yang gampar able.
"Lu berdua berisik banget tau gak. Lu pada mau di suru maju lagi?" kata Ody, emang ya teman Audrey yang paling beres itu cuman satu orang ini.
"Ahh.. lu Dy, mentang-mentang sicurut calon adek ipar lu, lu belain dia mulu." Cemberut Risa.
"Banyak bacot emang lu Ris. Mati aja sana lu" sahut Ody nyelekit.
"Hahaaha.. Mampus lu, hajar kakak ipar" kata Audrey sambil tertawa.
***
"Lu mau gue temanin gak jumpain abang ketos?" tanya Risa dengan muka centilnya. Audrey berlalu tanpa menghiraukan ocehan si Risa kampret.
"Permisi ka, saya mau bertemu ketua OSIS" sambil mengetuk pintu OSIS. Salah satu perempuan yang berdiri di jajaran senior sewaktu baris membuka pintu.
"Lu yang bermasalah tadi ya, biasa sih cewek-cewek pada nyari perhatian sama Sean karna dia ganteng. Salah satu cara praktisnya ya kayak lu ini" katanya dengan pandangan mata meremehkan.
"Ngajak duel ini orang, lo jual gue beli." Dalam hati Audrey mulai panas.
"Maksud kakak apa ya?" kata Audrey pura-pura polos
"Udalah lu tu gausa sok gak tau, ini salah satu cara lu buat deketin ketua OSIS kan?" sambil bedecih dan memandang gua rendah
"Apaan sih lu ribut-ribut, noh beresin tuh ruang rapat. Dimarahin abang ketua baru tau lu" tiba-tiba seorang datang nyelonong. Dan si nyinyir langsung masuk aja tanpa bacot lagi. Rasain lu, emang enak.
"Lu nyari Sean ya? masuk sana lu. Di tungguin dari tadi juga" katanya sambil berlalu ke arah koridor. Ga ada beresnya nih semua cowo-cowo disekolah ini. Nyesal dah sekolah disini sini.
"Dih, cowo gilak. Nyeroconya lancar bat dah.. Heran gue" sambil masuk ke ruang ketua OSIS.
"Permisi ka" Audrey berusaha bersikap Lemah lembut.
"Lama banget lu, keliling monas dulu lu hah?" Suara datar menyapa telinga gua
"Dih, orang baru 10 menit beres baris juga" gerutu Audrey tanpa sadar.
"Ngomong apa lu barusan?" katanya sambil memasukkan tangan ke saku celananya.
"Ga ada ka, salah denger kali."
"Lu bilang gua budek, hah?? jangan mentang-mentang lu adek sahabat gua jadi ngerasa lempeng lu ya." sahutnya dengan dinginnya. Dih, ini orang apaan dah banyak bacot.
"Eh...Berarti nih jerapah tau dong gue adeknya bang Devin" pikir Audrey.
"Denger gak lu" cecarnya.
"Iya kak denger" dalam hati, Audrey sudah menyimpan beribu cara mengerjai si ketua OSIS
"Awas aja lu nanti, gue kerjain abis lu. Belom kenal siapa gue lu ya" Lagi-lagi terjadi perang batin.
"Sebagai hukumnya lu bawain gue sarapan tiap pagi, sampai waktu yang gua tentuin nanti. Paham lu"
"Lah, kok ngaco lu?" Refleks dong mulut Audrey menjawab.
"Apa lu bilang? Jadi lu gak mau? Mau ngelawan gue lu?" Jawabnya mulai bersedekap dada, songong bat dah ini jerapah kering.
"Kok lu malah bengong, tiba-tiba bisu lu? Hah" tanyanya lagi
"Dih mau kak, mau banget ihh.. Siapa yang gak mau sih" jawab Audrey sambil memukul lengannya
"Besok gue tungguin. Lu bawa kesini sebelum mulai baris. Paham gak lu?"
"Iya kak paham." Audrey menjawab sambil menganggukkan kepalanya.
"Oke, lu boleh keluar sekarang"
"Iya kak, permisi kak" sambil melangkah ke arah pintu.
"Anjir, sial banget gue tuh. Awas aja, tungguin pembalasan dari gue" sambil menyusuri koridor yang menghubungkan ke lapangan.
TO BE CONTINUED.
HOPE YOU LIKE IT, TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITAKU.
YOU ARE READING
Unexpected Way
Teen FictionAudrey anak perempuan satu-satunya milik di keluarga Mahendra. Sifat manja sangat melekat dalam dirinya, karena ada Daddy, Mommy dan Abangnya yang akan menuruti semua keinginannya. Bertemu dengan Sean, anak pemilik sekolah tempat Audrey SMA. Sifat...
