LH 21: DE FACTO

Mulai dari awal
                                    

Anca tersenyum senang, dia menepuk-nepukan tangannya guna menghapus jejak Daffa. Padahal dia menendang menggunakan kaki, bukan tangan.

"Kenapa hah?! Maju lo pada!" teriak Anca pada teman-teman Daffa yang hendak maju. Tapi berhenti kala mendengar teriakan dari Anca.

"Cepet minta maaf! Jodohnya Lee Suho sibuk." Anca berujar sambil melirik jam tangannya, berpura-pura sibuk.

Daffa bangun dibantu oleh anak buahnya. Mereka membungkukan tubuhnya berkali-kali sambil menggumamkan kata maaf, kemudian berlari keluar dari lapangan. Mereka kapok.

"Heh, tunggu dulu! Itu yang mukanya kaya fakboy!" Orang yang dipanggil oleh Anca berhenti sambil melirik ke belakang takut-takut.

"In-" Baru saja Anca hendak berbicara, tapi orang yang dipanggil oleh Anca itu langsung berlari tunggang langgang keluar lapangan.

"Lah, padahal kan gue cuma mau ngembaliin bola basketnya ke dia." Anca mengendikan bahunya acuh, kemudian beralih menatap teman-temannya.

Bug bug bug!

Elvin mendapat pukulan kasih sayang dari ketiga temannya.

"Kenapa lo ngebela tim mereka sih! Temen elo kan kita, bukan mereka!" Yudha mengambil ancang-ancang ingin menarik rambut Elvin tapi gagal karena ditarik oleh Kanya.

Yudha mengatupkan bibirnya kala mendapat tatapan mematikan dari Mantannya itu.

"Gue diancem bangs*t!" ujar Elvin juga berteriak.

"Halah, gitu doang takut lo! Cemen banget. Pasti ancemannya boongan," cibir Rangga.

"Gak bakal gue kasih hotspot lagi," ujar Dalvin.

"Jangan gitu dong bangs*t. Ntar kalo gue mau liat istri-istri gue gimana janc*k!"

Mereka berdebat terus-terusan sampai tak menyadari jika ada dua orang yang menghilang diantara mereka.

"Stop! Gue mau tanya!" teriak Cindy tiba-tiba mengalihkan tatapan mereka semua yang ada di sana.

"Cara searching google gimana?"

***

"Lo masih marah sama gue?" tanya Anca pada Aldi yang berada disebelahnya.

Anca menatap heran ke arah Aldi yang sedari tadi diam, setelah kabur dari bacotan unfaedah para sahabatnya.

"Gue minta maaf kalo gue ngeganggu privasi lo. Padahal, gue bukan siapa-siapa lo." Anca berujar sambil menatap lurus ke depan, dia berpikir bahwa Aldi  masih marah perihal kejadian tadi malam, padahal bukan. Aldi hanya marah perihal Lee Suho Lee Suho itu, sebenarnya, dia siapa?

Kesibukannya dalam belajar, membuat Aldi kurang update perihal apa saja yang saat ini tengah trending di masyarakat. Tapi tetap saja, perihal dunia pembelajaran, dia yang paling jago.

Memilih mengatupkan bibirnya, Aldi tak berniat menjawab. Dia menghela nafasnya pelan. Mungkin ini waktu yang tepat untuk menceritakan kejadian di masalalunya pada Anca, pikirnya.

"Gue marah waktu denger Mamah meninggal." Anca menatap ke arah Aldi, cowok itu sedang menatap lurus ke depan.

"Dan lo tahu, kenapa gue semarah itu?" Anca memilih tak menjawab, dia hanya menatap Aldi dari samping. Sebenarnya, mengatakan masalahnya seperti ini sama sekali bukan dirinya. Tapi untuk Anca, Aldi kecualikan. Aldi tahu, Anca bukanlah orang yang suka membeberkan rahasia.

"Gue dalam fase depresi waktu itu, gue nyalahin semuanya ke orang terdekat gue. Dan ...." Aldi menatap Anca sebentar, kemudian melanjutkan perkataannya.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang