Monokrom 8

121 95 6
                                    

Song For to Day: Empty Space, By: James Arthur

Follow ig: wini.bighwr

Regan menatap jam dipergelangan tangan, sudah hampir tengah malam ia belum juga beranjak dari perpustakaan kampus.

Regan tengah menyiapkan skripsi untuk ujian nanti, ia sengaja tidak mengerjakan dirumah, karna Regan tau bagaimana situasi dirumah.

Regan tidak pernah konsentrasi saat melakukan apapun ketika berada dirumah, Alhasil ia memilih perpustakaan kampus untuk menyelesaikan tugas.

Berselang beberapa lama akhirnya Regan menyelesaikan setengah dari skripsinya, laki-laki itu memilih untuk segera pergi dari sana, mengingat hari sudah begitu larut.

Diperjalanan pulang Regan sempat berpapasan dengan Gresia, dia adalah teman satu kampus sekaligus orang yang pernah disukai oleh Regan.

"hai Gres!" sapa Regan, sontak gadis bernama Gresia itupun menoleh.

"Regan? Haii, lo belum pulang?"

Ujar Gres diiringi pertanyaan bingung pada Regan. Regan mengedikkan bahu serta menaik turunkan alis, ia mengangguk.

"gue habis ngerjain beberapa lembar skripsi di perpus dan baru aja selesai, mau pulang."

Gres hanya ber Oh saja, setelah gadis itu berjalan mendahului Regan. Belum beberapa langkah Regan terlebih dahulu menghentikan nya.

"hmm, btw lo mau pulang bareng ngga?"

Tanpa diduga, gadis itu tersenyum masih dengan membelakangi Regan, ada sedikit rasa senang dan bersalah menghinggapi hati gadis itu.

"boleh, tapi ngga sekarang, soalnya gue masih ada urusan, lo bisa pulang duluan."

Ujar Gres yang hanya ditanggapi dengan sahutan 'hmm' oleh Regan. Ada sedikit rasa kecewa namun tak begitu dipedulikan Regan.

Regan berjalan menuju parkiran menaiki motornya kemudian menghidupkan mesin motor lalu melajukan dengan kecepatan sedang menyusuri kota dengan suasana dinginnya angin malam.

Saat diperjalanan ia tak sengaja melihat seorang gadis yang tak asing tengah dikelilingi beberapa pria ber tato, benar saja gadis itu adalah Alle adik nya.

Segera Regan memelankan laju motornya, ia menyipit memperjelas pandangan ke arah Alle, sepertinya gadis itu sedang diganggu oleh pria-pria itu.

Regan melepas helm kemudian mematikan mesin motor, ia berjalan mendekati kerumunan orang-orang itu.

Terlihat Alle diseret para preman menuju entah kemana,Alle terus memberontak, Regan yang melihat pemandangan itu entah kenapa ada rasa khawatir sarat akan peduli dan seolah mengabaikannya.

Regan terus memperhatikan mereka, sesuatu mengganjal diotaknya, kenapa dari tadi ia terus berfikir untuk mengabaikan serta perintah untuk membenci adiknya itu.

tak ambil pusing, ntah apa yang ada diotak Regan, laki-laki itu mengeluarkan ponsel dari saku jeans miliknya.

Tak tanggung-tanggung sepertinya Regan benar-benar sinting, bagaimana mungkin ia merekam Alle tanpa berniat untuk membantu gadis itu.

Saat dirasa cukup, Regan menyimpan rekaman itu, tak lupa ia sedikit mengedit bagian-bagian penting dalam video.

Ia tahu perbuatan ini salah, Regan juga ingin Emy hanya lebih peduli padanya, tapi ia tak menyangka akan melakukan hal diluar dugaan seperti ini.

Regan berjalan mendekati kerumunan yang membawa Alle entah akan kemana, laki-laki itu menghentikan pergerakan semua pria yang ada disana termasuk Alle juga ikut kaget melihat keberadaan nya.

Seperti bayangan kalian, Regan akhirnya membantu Alle dan membawa gadis itu pulang, jujur rasa bersalah terus menghinggapi Regan sejak tadi.

Jelas saja bagaimana Regan bersikap tidak biasa didepan Alle, laki-laki itu hampir saja kehilangan konsentrasi saat berkendara.

Ah iyaa, tadi Regan membawa motor tapi sengaja ia tinggal ditempat tadi, pikirnya Alle akan kedinginan jika pulang menggunakan itu.

Jadilah Regan menghubungi teman terdekat dari sana untuk meminjam mobil.

© © ©

Setibanya dirumah, ada sedikit rasa bersalah di hati Regan saat menyadari perbuatan yang ia lakukan.

Setelah memberikan vidio editan itu pada Emy, Regan menatap Alle dengan raut sesal yang terpampang jelas diwajahnya.

Apalagi ketika mendengar ucapan menohok dari Selly terhadap kelakuan munafik Regan, lihat bagaimana laki-laki itu merasa bersalah.

Tapi bukan Regan namanya jika ia tidak mendapatkan kemauan tersendiri, ia akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan tanpa memikirkan resiko atau akibat dari perbuatannya.

Buktinya laki-laki itu mengesampingkan harga diri dan lebih mementingkan ego hanya untuk mendapatkan perhatian lebih dari Emy, bahkan jika dipikir wanita itu bukanlah ibu kandungnya.

Regan membanting keras pintu kamar, ia menatap pantulan dirinya dari kaca jendela kamar itu, jujur Regan merasakan hal yang sama.

Laki-laki itu merasa bahwa dirinya adalah manusia paling hina, dari tatapannya sudah terlihat jelas bagaimana ia menilai sifat buruk dan menjijikkan yang ada pada dirinya.

Regan menghela nafas berat kemudian membaringkan badan diatas kasur, sudah cukup ia merasa sangat lelah hari ini.

"tunggu sampai semuanya benar-benar berakhir, gue bakal jelasin semua yang nggak lo tau Al."

Pinta Regan kemudian memejamkan matanya, ia berharap drama ini akan cepat berakhir.

Tanpa Regan sadari, sedari tadi Geyrel mendengar apa yang diucapkan laki-laki itu, Alle menatap sendu sang kakak.

"apa yang gak gue tau kak?

Lirih Alle kemudian melangkah pergi dari balik pintu kamar Regan, begitu juga dengan Selly yang melihat Alle berdiri disana sejak tadi.

Selly berjalan menuruni anak tangga, gadis itu tampak menimbang sesuatu diotaknya, banyak sekali pertanyaan dikepala Selly.

"kenapa mama rawat kita bertiga yang jelas-jelas tidak ada satupun diantara kami anak kandungnya."

Sebenarnya Selly lah yang paling menderita disini, bagaimana tidak ia hanya benar-benar penumpang ditempat mewah ini.

Emy bukan ibu kandungnya, begitu juga Saguna Asa Emelyo ayah kandung Alle dan Regan, mereka bukan keluarga kandung Selly.

Lalu apa sebenarnya yang Selly tidak tahu.
Tak ambil pusing gadis itu berlalu pergi menuju kamarnya.

_______-______________________________

Happy Reading guyss, semoga suka. Kalau ada saran and kritik langsung komen aja.

Next.

Monokrom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang