Monokrom 3

202 146 13
                                    

Song For to Day: Hurts So Good, By: Astrid S.

Follow ig: wini.bighwr

Emy menatap muak pada Alle, "Dasar anak tidak tahu diuntung! udah baik ngebiarin kamu tinggal disini."

Alle berbalik hendak pergi dari sana namun tertahan saat tangan Emy menarik pergelangan tangan nya.

"mau kemana kamu? Mama belum selesai bicara!"

Alle menatap sinis pada Emy. "gue nggak suka ngomong sama lo."

Tolak Alle, ia menghempaskan tangan Emy dan berlalu pergi keluar dari rumah yang sudah seperti penjara baginya.

© © ©

Alle berjalan kesal tak tentu arah, ia menghentakkan kaki marah pada dirinya yang lupa membawa uang sebelum pergi dari rumah tadi.

Ditambah jalan yang begitu sepi membuat ia tidak bisa memalak orang.

Alle menendang asal batu yang nyasar ke jalanan beraspal. Ia merutuki dirinya yang tidak berpikir panjang terlebih dahulu.

Selang beberapa waktu ia melihat sosok yang sangat familiar agak jauh didepan nya. Ia menyipitkan mata memperjelas penglihatan, seperti ia mengenal laki-laki itu.

Alle tersenyum jahil berjalan mendekati laki-laki yang ternyata adalah orang yang menggagalkan aksi nya di sekolah tadi. "si cupu jalan sendirian." gumam Alle.

Saat laki-laki itu akan pergi Alle lebih dulu berteriak. "woe cupu!"

Otomatis laki-laki itu menoleh karna tidak ada siapa-siapa selain dirinya disana.

"lo cowok yang udah gagalin acara gue tadi siang kan?"

Alle menunjuk laki-laki itu yang mengenakan setelan berbeda, ia terlihat dengan bawahan jeans hitam selutut dan kaos oblong dengan warna yang serasi tapi masih mengenakan kaca mata.

Berbeda dengan yang di sekolah tadi, laki-laki itu terlihat seperti orang cupu dengan gaya kuno nya.

"Gue rasa gak ada acara tadi di sekolah." Ujar laki-laki itu.

"Oiya, Gue gak ada waktu buat ngomong sama orang yang nggak penting kayak lo."

Damn,,,,
Alle kaget mendengar ucapan dari laki-laki itu, kenapa disekolah tadi ia tidak mengucapkan sepatah kata pun?

"gue nggak salah denger kan, Lo barusan ngomong apa? Gue orang yang nggak penting!"

Dengan ekspresi syok Alle menunjuk dirinya meminta penjelasan maksud ucapan laki-laki itu yang tidak ia mengerti.

"hmm, cepetan mau ngomong apa!"

Alle menatap tidak suka pada laki-laki itu yang menurut nya sangat cuek dan sombong.

"minta duit lo!"

Alle mengangkat tangan sembari menggerakkan jemarinya. Laki-laki itu mengerutkan kening tidak mengerti.

"emang gue bapak lo!"

Alle mengerucutkan bibir mendengar laki-laki itu yang berbicara dengan nada ketus padanya.

"helloww, gue nggak pernah bilang kalau bapak gue seumuran sama lo yaa."

Kesal Alle tak terima karna ia berfikir kalau laki-laki ini sangat bodoh.

"anggap aja kita nggak kenal dan nggak pernah ketemu!"

"woii cupu gue belum selesai ngomong! "

Laki-laki itu melangkah pergi meninggalkan Alle yang belum selesai bicara dengan nya.

"Nggak ada yang perlu diomongin! Lagian lo cewek ngapain malam-malam keluyuran?"

Tanya laki-laki itu membalikkan badan menghadap Alle.

"bukan urusan lo, lo bukan bapak gue!"

Tukas Alle menirukan kalimat laki-laki tadi. Ia menaik turunkan alis meremehkan laki-laki yang menghela nafas jengkel didepan nya.

"hufft, terserah!"

Setelah mengucapkan itu ia benar-benar pergi meninggalkan Alle yang kesal karna nya.

Tidak ada pilihan lain Alle melanjutkan jalan nya berencana akan pergi ke rumah teman.

Namun saat di jalan sepi Alle melihat kerumunan laki-laki yang diduga adalah preman jalanan.

Awalnya Alle berpikir untuk tidak mempedulikan keberadaan mereka, tapi saat sudah dekat tiba-tiba salah satu preman yang ternyata memiliki tato dan memakai anting menghampiri Alle.

Alle mengepalkan tangan merutuki diri sendiri yang ceroboh jika menghadapi situasi, seharusnya ia berbalik arah saja karna mengetahui ia akan diganggu oleh manusia-manusia kurang kerjaan ini.

Ia menatap dingin pada pria bertubuh jangkung dan kurus itu, terlihat sekali bahwa pria ini sedang mabuk. Pria itu berjalan ke arah Alle dengan gaya khas orang mabuk.

"hai cewek, mau kemana malam-malam begini? Sendirian lagi, mau abang temenin nggak?"

Ucap pria itu seraya mengangkat tangan hendak memegang dagu Alle, namun langsung ditepis dengan kasar, ia menatap jijik pria itu.

Sebenarnya Alle sedikit takut karna jumlah pria yang mengepung nya sekarang ada tujuh orang, sedang kan ia hanya sendiri dan ia hanya seorang cewek.

"kenapa kasar sih sama abang? Sini nggak usah jual mahal sebenarnya adek juga mau kan sama abang."

Lanjut pria itu, sedangkan yang lain tersenyum jahil melirik tubuh Alle yang memang bodie goals itu.

"kalian pikir gue bodoh, heh wajah jelek kayak pantat kuali, ngaca dong!_

Tunjuk Alle mengarah tepat didepan wajah pria itu.

"Lo pikir dengan wajah lo yang kayak hewan ini ada cewek yang mau sama lo?!"

Ucap Alle sembari melipat tangan di dada. Sontak pria itu tak terima dikatai seperti itu oleh seorang gadis lemah didepan mereka itu.

"apa!? Lo nggak terima? Emang bener kan apa yang gue bilang."

Tak tahan lagi pria itu menarik kasar tangan Alle dan menampar pipi nya keras hingga mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.

sekali lagi Alle merutuki perbuatannya, kali ini ia lupa memfilter omongan, ia lupa sedang berhadapan dengan siapa.

Sekarang Alle benar-benar takut ia meneteskan air mata menahan perih di sudut bibirnya.

Ia menatap pria itu dengan tatapan memohon agar membiarkan ia pergi.

"heh cewek tengil, jangan sok jadi jagoan kalau ujung-ujungnya lo nangis, nggak ada yang bakal bantuin lo, ini akibat karna lo sok berani lawan kita."

Pria itu menarik tangan Alle untuk ikut dengan mereka, Alle melawan tidak ingin di bawa oleh pria-pria itu. Ia terus berontak bahkan salah satu dari mereka memeluk nya dari belakang.

"lepasin gue bego! Gue laporin polisi tau rasa kalian!"

Alle terus berteriak minta dilepaskan, sedangkan mereka berpura-pura tuli tidak mendengar ocehan Alle yang menahan tangis.

"dasar gadis bodoh, udah tau lemah tapi sok kuat."

Ucap salah satu preman itu, saat akan sampai di gang sempit tiba-tiba mereka menghentikan langkah mereka saat melihat seorang laki-laki bertubuh tinggi namun badan yang berisi menghalangi jalan mereka.

"Lepasin cewek itu! Atau_

Jeda laki-laki itu menunjuk mereka,

"atau apa?"
Sambung preman itu tak takut dengan ancaman bocah laki-laki didepan mereka.

_______-______________________________

Lanjut baca yaa, kalau ada saran dan kritik langsung komen ajaa yaa.

Next.

Monokrom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang