Monokrom 5

176 136 6
                                    

Song For to Day: Forever, By: Lewis Capaldi.


Follow ig: wini.bighwr

"Menurut lo."
Regan menaikkan sebelah alis menentang, ia tersenyum licik pada Alle.

"sungguh adik yang malang."

Ucapnya sembari memasang wajah sok iba kepada Alle.

Ternyata video itu memperlihatkan Alle yang sedang dikepung oleh para preman tadi, memang jika dilihat dalam video ini Alle seperti jalang yang tengah bermain bersama preman itu.

Jelas sekali video ini sudah direkayasa oleh Regan terlebih dahulu.

Alle menatap Regan kecewa, ia menyesal sempat memuji Regan tadi di mobil.

Berganti Alle menatap Emy yang sudah terbawa emosi dengan tatapan tak kalah kecewa.

"mama kecewa sama kamu lea."

Ucap Emy meredam sedikit emosi, ia pikir mungkin kali ini prediksi nya salah, kalau bukan Alle lah yang ada didalam video itu.

"mama percaya sama video itu?"

Tanya Alle sembari mengangkat kedua alisnya.

"seenggak nya mama pengen denger dari mulut kamu."

"toh kalau gue bilang itu bukan gue, lo nggak bakal percaya kan? Lo lebih percaya sama isi video itu dibanding penjelasan gue_

"lea lo bisa bicara sedikit lebih sopan pada yang lebih tua! Dia mama lo."

Bentak Regan yang ada disamping Alle. Gadis itu tertawa miris, ia menatap Regan dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

"nggak usah sok peduli sama hidup gue! Kalau ujung-ujung nya lo cuman buat dapetin perhatian mama."

Bisik Alle mendekat pada telinga Regan, Regan mengepalkan tangan mendengar ucapan Alle barusan.

"lea jawab pertanyaan mama, apa bener ini kamu?"

Alle menghela nafas kasar, ia menatap Emy sendu, ia pikir mama akan mengerti dengan kondisi Alle, seharusnya mama lebih percaya pada Alle tanpa harus bertanya terlebih dahulu.

"gue rasa lo udah tau jawabannya."

Setelah itu Alle beranjak dari sana dengan suasana hati yang berkecamuk, ia berjalan kesal menuju kamar.

Alle kesal karna sudah dibodohi oleh kakaknya sendiri, ia juga kesal pada mama yang tidak percaya pada nya.


© © ©

Di ruang tamu, Emy menghela nafas lelah. Ia begitu lelah menghadapi anak yang satu itu, entah bagaimana lagi caranya agar gadis itu mengerti bahwa Emy juga sangat menyayangi Alle.

"mama mau ke kamar dulu."

Ucap Emy kemudian berlalu meninggalkan Selly dan Regan yang masih setia berada disana. Saat Regan hendak beranjak dari sana, ia lebih dulu ditahan oleh Selly.

"lo sengaja lakuin itu kan?"

Tanya Selly pada Regan yang menatap nya tak suka. Regan tertawa sinis.

"kalau emang gue kenapa? Lo mau marah? Bukannya lo juga nggak suka Allea ada disini."

Selly tertawa, ia menatap Regan tak habis pikir.

"gue emang nggak suka sama dia, tapi gue nggak akan pernah ngelakuin hal se najis lo."

Ucap Selly yang membuat hati Regan sedikit tertohok.

"secara lo kakak nya kan."

Lanjut Selly kemudian pergi meninggalkan Regan yang mematung ditempat. Ia lupa bahwa kenyataan Alle tetaplah adik nya.

© © ©

Keesokan hari seperti biasa Alle terbangun oleh kicauan burung pagi yang selalu singgah dibalik jendela kamar.

Alle bergegas menuju kamar mandi bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia berlari kecil menuruni anak tangga.

Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Selly yang membawa sesuatu ditangannya. Seketika itu juga Alle merubah raut wajah menjadi datar.

"hai putri tidur, lo nggak tau sekarang udah jam berapa?"

Tanya Selly pada Alle yang masih setia memasang wajah datar.

"cepetan mau ngomong apa, gue udah telat."

Selly menganggukkan kepala, ternyata saudara tirinya itu cukup peka dalam segala hal apapun.

"btw karna kebetulan gue lagi baik, gue buatin sarapan buat lo."

Sembari menyodorkan kotak bekal berisi makanan pada Alle.

"mau lo nggak buatin juga gue nggak peduli."

Ucap Alle cuek, Selly menghela nafas sabar menghadapi manusia sombong didepan nya ini.

Jika bukan karna permintaan seseorang, ia tidak akan membuang-buang waktu hanya untuk memberikan ini pada gadis sombong itu.

"gue juga nggak peduli, yang penting sekarang lo ambil sarapan ini dan jangan di buang!"

Selly memberikan sarapan itu pada Alle kemudian pergi dari hadapan gadis itu.

Tidak peduli Alle hanya mengangkat bahu cuek kemudian melanjutkan langkahnya pergi dari sana.


© © ©

Sesampainya disekolah terlihat gerbang yang sudah tertutup rapat, Alle merengut sebal yang sialnya sekarang adalah jam Bu Ritno yang notaben adalah guru killer di SMAGA (Sma Galaksi).

Tanpa pikir panjang ia berlari kebelakang sekolah kemudian melompat ke atas tembok tinggi yang ada disana.

Dan berhasil, Alle sukses berada didalam sekolah tanpa sepengetahuan oleh siapapun.

Alle berjalan santai seolah ia tidak melakukan apa-apa. Ia mengintip kedalam kelas dan mungkin keberuntungan sedang berpihak pada nya.

Tidak ada guru didalam itu berarti pelajaran pertama sudah usai, Alle berjalan memasuki kelas tanpa takut seseorang akan mengadukan ia.

Alle sudah biasa meninggalkan jam pelajaran disekolah, bahkan ia sering bolos dengan alasan yang tidak masuk akal.

(kejadian nya liat di ekstra Chapter.!"

Guru-guru yang sudah lelah menghadapi murid nakal itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Mereka sudah pasrah dengan tingkah laku Alle yang percuma susah-susah berbicara yang tak pernah didengar sedikit pun.

Tidak ada yang bisa menghentikan Alle selain membiarkan nya, jika bisa mungkin ia sudah lama dikeluarkan dari sekolah ini.

Tapi karna keluarganya yang berpengaruh, jadi kepala sekolah tidak tau harus melakukan apa lagi.

_______-______________________________

Semoga suka ama ceritanya, jangan lupa beri saran dan kritik biar bisa koreksi.

Next.

Monokrom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang