Monokrom 2

204 150 30
                                    

Song For to Day: All Kids are Depressed, By: Slowed to Perfection

Follow ig: wini.bighwr

Terlihat seorang laki-laki memasuki sebuah bar yang agak jauh dari pusat kota, ia sengaja memilih tempat yang jauh dari kota agar tidak banyak orang tahu terutama polisi yang berpatroli.

"Widihh Alden Ragendra, gimana kabarnya bro? Gue pikir lo nggak bakal datang."

Laki-laki yang di sapa jerom itu hanya tertawa menatap teman-temannya. "lo tau gue nggak pernah ingkar janji dong."

Mereka tertawa bersama.

© © ©

Alle menatap pantulan diri dari cermin didalam kamar. Ia menelisik dari ujung kaki hingga ujung rambut, mengusap pipi dan menyisir rambut menggunakan tangan nya.

Ia bingung kenapa mama lebih menyayangi Selly dibanding ia yang jelas-jelas lebih cantik dari Selly.

Bahkan jika urusan otak sudah jelas Alle lah yang paling pintar, ia kreatif tapi kenapa mama tidak pernah melirik barang sekali pada nya.

Alle mengusap kasar rambut nya, mengacak hingga berbentuk seperti orang frustrasi saja.

"buat apa gue ngarepin kasih sayang dari dia? Dasar jalang! Gue tau lo cuman ngincer harta papa kan."

Alle berbicara pada pantulan dirinya yang ada di cermin seolah pantulan itu adalah Emy.

Alle berpose seolah ingin memukul cermin itu namun terhenti saat suara dari belakang membuat ia kaget.

"lagi ngapain lo? Ngehayal kalau cermin itu mama, dasar cewek gila."

Ucap Selly yang entah sejak kapan sudah berada diatas kasur milik Alle, ia menatap tidak suka pada Selly yang suka sekali nyelonong masuk ke kamar nya tanpa izin.

"ngapain lo dikamar gue?"

"kenapa nggak langsung ngomong aja_

Alle mengangkat sebelah alis tidak mengerti maksud ucapan adik tirinya itu.

"gue tau lo nggak suka sama mama yang lebih sayang ke gue dibanding lo yang jelas-jelas kita sama-sama anak tiri."

Alle memutar bola mata cuek dan mengambil cemilan yang ada ditangan Selly. Ia berbaring di samping Selly yang duduk menatap marah karna cemilan nya diambil.

"menurut lo kenapa? Nggak usah buang-buang waktu gue, sana keluar!"

Selly berdiri dari duduknya, ia berdiri sembari melipat tangan di dada.

"menurut gue karna lo cewek nggak baik-baik sama nakal, sering pulang malem juga kan."

Selly terkekeh mengejek seolah jawaban nya benar. Sedangkan Alle merubah posisi menjadi duduk dan tertawa sinis pada Selly.

"dasar bodoh! Karna gue lebih sempurna dari lo Selly, lo nggak punya apa-apa buat di banggain sedangkan gue, hampir semua bisa gue lakuin."

Alle menyombongkan diri dengan gaya angkuh menatap rendah pada Selly.

"satu lagi, mama iri sama gue karna lo nggak bisa kayak gue, itu makanya kenapa mama lebih peduli sama lo dibanding gue."

Selly menatap iba pada kakak tirinya itu, ia tau Alle berusaha menyembunyikan sesuatu dari nya.

Selly tertawa geli menatap Alle membuat yang ditatap bergidik takut berpikir bahwa adik nya itu sudah stres.

"jangan terlalu munafik, gue tau lo juga iri sama gue. Jadi kita impas."

Ucap Selly kemudian keluar dari kamar itu.

Alle menatap muak pada Selly, sungguh ia ingin sekali memotong lidah adik nya itu jika bukan karna tidak ingin di usir dari rumah, ia tidak tahu akan pergi ke mana jika wanita iblis itu benar-benar mengusirnya.

© © ©

Alle menatap jam di dinding kamar yang sudah menunjukkan pukul 19:35 itu menandakan waktu makan malam sebentar lagi.

Namun ia tak mendengar satupun sahutan dari bawah, biasanya ia akan mendengar ketukan pintu dari Regan yang menyuruh ia untuk turun makan.

Tapi kemana laki-laki itu kenapa Alle tak mendengar suara Regan sejak tadi pagi.

Alle memilih untuk keluar dari kamar karna sejak tadi perut nya sudah meronta-ronta minta diisi, namun belum sempat ia menuruni anak tangga.

Alle mengepalkan tangan melihat ternyata Selly dan mama sudah sejak tadi berada di meja makan, ia menertawakan nasip yang begitu miris.

Alle memegang dadanya yang entah kenapa terasa begitu sesak. Ia menggigit bibir bawah menahan emosi bercampur kecewa.

Alle kembali memasuki kamar dan mengambil jaket denim dari dalam lemari kemudian berjalan dengan kesal menuruni anak tangga, ia sengaja menghentakkan kaki agar dua orang itu melihat nya.

Ia sempat celingak-celinguk mencari keberadaan Regan, ternyata laki-laki itu belum balik dari kampus.

Alle tertawa saat kedua manusia iblis itu tidak menghiraukan keberadaan nya sama sekali.

"ohh, jadi lo cuman masak buat Selly aja, buat gue nggak ada?"

Alle berjalan dengan angkuh ke arah meja makan, dengan berani ia mencampur semua makanan yang ada diatas meja ke dalam satu mangkuk.

Membuat Selly menatap heran pada Alle sedangkan Emy menatap marah padanya.

"lea! Apa yang kamu lakukan?!" Ucap Emy murka.

"gue?_
Alle menunjuk dirinya dengan tampang polos membawa mangkuk itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Selly menutup mulutnya kaget. "lo gilak Al!"

"lo tau gue Sel."

Tukas Alle, Emy yang tidak tahan dengan kelakuan Alle membanting gelas yang ada ditangan nya, membuat suara gaduh di ruang makan.

Praangk!!

"Allea kamu udah kelewatan! Mama nggak pernah ngajarin kamu untuk membuang makanan!"

Alle menatap polos pada Emy, ia terkekeh dan berjalan mendekati mama tirinya itu.

"Sehebat apa lo sampai ngajarin gue? Lagian gue nggak sudi belajar dari cewek licik kayak lo_

Alle menjeda kalimatnya, sedangkan Selly menatap horor ke arah gadis itu. Ia heran dari mana Alle mendapatkan keberanian itu. Selly teringat dengan ucapan nya tadi siang, ternyata Alle benar-benar melakukan nya.

"dasar JALANG!"
Maki Alle lantang, ia tertawa puas saat melihat wajah Emy yang merah padam.

"kenapa? Gue nggak salah kan, lo wanita jalang yang ngerayu papa buat lo ambil semua hartanya, lo juga ud_

"CUKUP ALLEA! Kamu benar-benar keterlaluan."

Emy berjalan cepat menuju tempat Alle berdiri dan

PLAKK!
Suara tamparan nyaring terdengar membuat Selly mengatupkan mulut kaget.

Alle mengusap pipi nya yang memerah karna tamparan dari Emy.

"mama paling tidak suka sama anak pembangkang kayak kamu! Itu kenapa mama lebih suka sama Selly yang berperilaku baik dibanding kamu yang tidak punya sopan santun!"

Bentak Emy sudah habis kesabaran, Alle menahan air mata yang ingin keluar, ia tersenyum hambar.

"kenapa? Dari dulu juga lo lebih sayang sama Selly kan? Gue cuman anak tiri lo, jadi nggak usah atur-atur hidup gue!"

Alle berucap sembari menaikkan kedua alis seolah menentang ucapan Emy.

_______-______________________________

Kalau ada saran, kritikan atau mau berkomentar langsung komen aja biar Aku bisa koreksi.

Mksh udah singgah buat baca, jangan lupa Vote juga yaa.

Next.

Monokrom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang